Bola.com, Jakarta - Sejauh ini ada enam stadion yang dipersiapkan untuk menggelar pertandingan di Piala Dunia U-20 2023. Mereka adalah Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar).
Dari keenamnya, Stadion Gelora Bung Karno bisa dikatakan menjadi stadion yang paling bersejarah. Stadion ini dibangun untuk pagelaran Asian Games 1962. Itu adalah kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga besar.
Stadion Gelora Bung Karno rencananya akan digunakan sebagai arena laga pembuka Piala Dunia U-20 2023. Hal itu akan semakin menambah panjang daftar sejarah yang dicatatkan oleh stadion yang terletak di Jakarta Pusat itu.
Kabarnya, pembangunan stadion ini mendapatkan bantuan kredit lunak dari pemerintah Uni Soviet. Pemerintahan Republik Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno memang memiliki kedekatan dengan negara tersebut. Penamaan stadion ini juga untuk menghormati presiden pertama RI itu.
Stadion ini sebenarnya memiliki kapasitas asli mencapai 110 ribu penonton. Sebab, saat itu belum ada kebijakan penggunaan single seat di dalam stadion.
Belakangan kapasitas Stadion Gelora Bung Karno terus direduksi. Renovasi terakhir pada 2018 lalu membuat kapasitas GBK hanya pada angka 78 ribu kursi.
Tak Hanya Arena Olahraga
Ada dua tim yang menjadi langganan berkandang di Stadion Gelora Bung Karno. Dua tim yang dimaksud adalah Timnas Indonesia dan Persija Jakarta.
Selain itu, Stadion Gelora Bung Karno juga kerap digunakan sebagai arena final Liga Indonesia dan Piala Indonesia. Diketahui, Liga Indonesia dahulu memang sempat mengenal format babak final. Format yang kabarnya akan kembali dipakai pada musim depan.
Layaknya stadion besar lain di dunia, Stadion Gelora Bung Karno juga tak hanya menjadi arena olahraga saja. Stadion ini juga kerap dipakai untuk konser musik dan juga acara politik.
Musisi dan band-band besar dari penjuru dunia pernah merasakan kemegahan GBK. Sebut saja Deep Purple, Iron Maiden, Linkin Park, Black Pink, Bon Jovi, dan banyak lagi grup musik yang lain.
Temu Gelang
Stadion Gelora Bung Karno terbagi menjadi 24 sektor dan 12 pintu masuk, serta tribun atas dan bawah. Ada fitur khusus dari stadion ini yakni adanya atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut temu gelang.
Teknologi itu sangat langka pada tahun 1962. Temu gelang itu masih dipertahankan sampai sekarang. Meski usianya sudah lebih dari 50 tahun, kemegahan temu gelang di GBK masih sangat terasa.
Ada satu keunikan lain yang dimiliki Stadion Gelora Bung Karno. Stadion ini memiliki kaldron yang lokasinya berada di luar stadion.
Awalnya kaldron GBK berada di dalam arena stadion. Namun, setelah renovasi untuk Asian Games 2018, posisi kaldron dipindah ke luar dan dibuat lebih megah plus besar.
Perubahan Nama
Stadion Gelora Bung Karno sempat mengalami perubahan nama. Pada era orde baru tepatnya pada 1984, Presiden Soeharto mengubah nama stadion tersebut menjadi Stadion Utama Senayan.
Bahkan, Presiden Seohato mengeluarkan keputusan khusus mengenai perubahan nama tersebut. Keputusan itu tertuang pada Keputusan Presiden No. 4/1984.
Nama Stadion Utama Senayan hanya bertahan hingga 2001. Lengsernya Soeharto dan naiknya pemerintahan hasil revormasi pun mengembalikan nama stadion tersebut menjadi StadionGelora Bung Karno. Nama itu terus dipakai sampai saat ini.
Lini Masa Gelora Bung Karno
- 1960: Pembangunan pertama
- 1984: Dibuah menjadi Stadion Utama Senayan
- 2001: Dikembalikan namanya menjadi Stadion Gelora Bung Karno.
- 2006: Renovasi pertama (Kapasitas menjadi 88 ribu penonton)
- 2016: Renovasi kedua (Kapasitas menjadi 78 ribu penonton)