Bola.com, Jakarta - Red Bull belakangan kembali mendominasi Formula 1. Pembalap andalan mereka, Max Verstappen mampu menjadi juara dunia dua kali secara beruntun, dan sangat mungkin kembali terjadi pada musim 2023.
Formula 1 2023 memang baru mementaskan dua seri balapan. Namun, Red Bull lagi-lagi sudah bisa menunjukkan dominasi yang luar biasa. Mobil mereka yang dinamai RB19 tampil begitu dominan dan seakan tanpa celah.
Pada seri pertama yang digelar di Bahrain, Max Verstappen finis terdepan. Pembalap Red Bull yang lain, Sergio Perez mendapatkan giliran menjadi juara pada seri Jeddah.
Menariknya, Verstappen mampu meraih posisi runner-up pada balapan itu meski harus melakukan start dari posisi ke-15.
Bahkan, legenda Formula 1 sekaligus pembalap andalan Mercedes, Lewis Hamilton tak ragu memberikan pujian. Pembalap asal Inggris itu sangat kagum dengan kecepatan yang dimiliki RB19.
"Saya tidak pernah melihat mobil yang secepat RB19," kata Hamilton belum lama ini dilansir dari Racing News 365.
"Itu adalah mobil tercepat yang pernah saya lihat, terutama jika dibandingkan dengan mobil lain pada musim ini," sambung sosok asal Inggris itu.
Namun, RB19 bukan satu-satunya mobil hebat yang pernah hadir dalam Formula 1. Bola.com memiliki ulasan mengenai mobil-mobil hebat yang lain.
Mercedes F1 W07 Hybrid
Publik pencinta dunia balap Indonesia memiliki kenangan tersendiri dengan Formula 1 2016. Pada musim tersebut ada sosok Rio Haryanto yang menjalani debut di F1.
Rio yang membela Manor Racing merupakan pembalap pertama Indonesia yang mampu berlaga di F1.
Selain itu, Formula 1 2016 juga menjadi ajang unjuk kehebatan Mercedes F1 W07 Hybrid. Mobil tersebut membuat para rivalnya tampak sangat medioker.
Kehebatan Mercedes F1 W07 Hybrid pun membuat persaingan gelar juara hanya melibatkan dua pembalap yang mengendarai mobil tersebut, yakni Lewis Hamilton dan Nico Rosberg.
Nama terakhir pada akhirnya mampu menjadi juara dunia setelah meraih kemenangan pada seri terakhir yang berlangsung di Yas Marina, Abu Dhabi.
Mobil itu sangat dominan sepanjang musim. Dominasi itu tampak dengan keberhasilan mereka merebut gelar konstruktor dan unggul hingga 297 poin atas Red Bull di P2.
Pada F1 2016 itu, Mercedes W07 Hybrid mampu memenangi 19 dari 21 balapan dan mampu 33 kali finis podium.
Red Bull Racing RB9
Red Bull sudah menarik perhatian sejak 2010. Dengan mengandalkan Sebastian Vettel, saat itu mereka mulai merusak dominasi Ferarri dan McLaren, dan Renault yang berlangsung sejak awal 2000-an.
Namun, kehebatan mobil Red Bull benar-benar sangat terasa pada Formula 1 2013. Saat itu mereka menggunakan mobil Red Bull Racing RB9. Mobil itu didukung pabrikan asal Prancis, Renault.
Saat itu, Sebastian Vettel menjadi juara dunia 2013. Vettel pun sangat dominan sepanjang musim. Pembalap asal Jerman itu mampu unggul hingga 155 poin atas Fernando Alonso yang menempati posisi kedua.
Sementara itu, Red Bull memenangi gelar konstruktor. Jarak poin mereka dengan Mercedes juga sangat besar yakni mencapai 236 poin.
Ferrari F2002
Awal 2000-an adalah era dimana dominasi Ferarri di Formula 1 begitu nyata. Namun, musim 2002 bisa jadi adalah salah satu musim paling mudah bagi tim asal Italia itu.
Pembalap andalan mereka, Michael Schumacher sukses menjadi juara Formula 1 2002 dengan menyisakan enam balapan lagi.
Selain kehebatan Schumi, faktor lain yang membuat dominasi itu bisa terjadi tentu saja keberadaan mobil hebat, Ferrari F2002.
Pada akhir musim, Ferarri juga berhasil menjadi juara konstruktor. Mereka mengumpulkan 221 poin, sedangkan Williams-BMW yang ada di posisi kedua hanya memiliki angka 92.
Brawn BGP 001
Kisah kelahiran Brawn GP sangat menarik. Mereka mengambil alih pabrikan Honda setelah krisis ekonomi yang melanda dunia pada 2008.
Ross Brawn yang saat itu menjadi bos Brawn GP menghadapi tantangan tak mudah. Terutama setelah kehadiran Mercedes sebagai mesin pendukung mobil tersebut.
Namun, Brawn GP justru kemudian menjelma menjadi mobil yang sangat super. Sang pembalap utama, Jenson Button menjadi juara dunia. Sementara itu, Rubens Barrichello menempati posisi ketiga klasemen akhir.
Brawn BGP 001 berhasil memenangi delapan balapan dengan perincian Button enam, Barrichello dua dari total 17 lomba. Brawn GP juga menguasai gelar juara dunia konstruktor F1 musim tersebut.
Namun, Brawn GP hanya berumur satu tahun. Mulai musim 2010, tim ini diubah namanya menjadi Mercedes F1 Team.
McLaren MP4/4
McLaren tampil dominan di Formula 1 dekade 1980-an. Dominasi itu tetap berlanjut, terutama setelah Ayrton Senna bergabung dengan tim asal Inggris itu pada 1988.
Legenda Brasil itu langsung merebut gelar juara dunia pembalap pada tahun pertamanya bersama McLaren. Saat itu, Senna berada satu tim dengan pembalap legendaris asal Prancis, Alain Prost.
Keduanya mendapatkan dukungan dari mobil hebat berupa McLaren MP4/4. Mobil itu berhasil memenangi 15 dari 16 balapan pada F1 1988 tersebut dengan Senna menguasai delapan, berbanding Prost tujuh.
McLaren pun mampu merebut gelar juara konstruktor pada musim 1988. Mereka menopleksi 199 poin. Jumlah itu tiga kali lebih besar dibanding tim peringkat kedua.
Hingga saat ini, McLaren MP4/4 masih menjadi salah satu mobil paling dominan dalam satu musim yang pernah terjadi di Formula 1.