Bola.com, Denpasar - Bali dipastikan batal menjadi tuan rumah official drawing atau pengundian Piala Dunia U-20 2023. Hingga sekarang, belum diketahui apa yang menjadi alasan FIFA membatalkan official drawing ini.
Agenda pengundian Piala Dunia U-20 2023 rencananya digelar di Gedung Ksirarnawa Taman Werdhi Budaya Art Center, Jumat (31/3/2023).
Padahal untuk pertama kalinya Indonesia, khususnya Bali menjadi tuan rumah pengundian grup Piala Dunia U-20. Sebelumnya, pengundian Piala Dunia selalu dilakukan di Swiss yang merupakan markas FIFA.
Melihat kondisi ini, Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, I Putu Anom yang dikonfirmasi pada Minggu (26/3/2023) sangat menyayangkan pembatalan Bali sebagai lokasi pengundian Piala Dunia U-20.
"Tinggal 5 hari tapi akhirnya batal dan bisa dipindahkan ke daerah lain. Piala Dunia U-20 itu hajatan FIFA dan cukup besar dampaknya bagi Indonesia. Tidak main-main ini," ucapnya.
Dampak Muncul
Pada tahun 2019, Indonesia berjuang untuk bisa memenangkan bidding sebagai tuan rumah. Ketika sudah menjadi tuan rumah, justru ada kabar yang tidak mengenakkan jelang Piala Dunia U-20.
"Gubernur Bali I Wayan Koster juga beberapa waktu lalu begitu menggebu mengumumkan Bali sebagai tuan rumah drawing Piala Dunia U-20 kan? Sekarang kenapa seperti ini? Akhirnya banyak dampak yang bisa terjadi. Salah satunya dari pariwisata," terang Putu Anom.
Pariwisata Terganggu
Pembatalan ini membuat kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri bisa berkurang. Padahal Bali tengah berjuang untuk memperbaiki pariwisata yang sempat surut akibat pandemi COVID-19.
"Misalnya masing-masing dari 24 negara pesrta ini ada 5 perwakilan yang hadir. Berapa orang itu yang datang? Akhirnya batal begitu saja. Bukan hanya hotel yang terdampak, tapi lini bisnis di pariwisata lainnya ikut terdampak," bebernya.
"Dengan kondisi seperti sekarang, banyak hal yang harusnya kita cermati dalam kebijakan pariwisata Bali, karena perekonomian di Bali masih bertumpu pada sektor pariwisata sebagai sektor unggulan.”
“Semua kebijakan harus bermanfaat untuk pemerintah pusat, daerah, kabupaten dan kota, serta industri yang terkait sebagai penerima manfaat," tambahnya.
Pesan Khusus
Menurutnya, atas kejadian dibatalkannya drawing Piala Dunia U-20 2023 adalah bahwa politik dan olahraga tidak boleh dikaitkan satu sama lain. Lain halnya jika PSSI mengundang secara khusus Timnas Israel untuk bertanding di Indonesia. Keputusan tersebut bisa ditentang banyak pihak.
"Timnas Israel datang ke Indonesia bukan untuk kunjungan politik. Mereka ke sini untuk bertanding di Piala Dunia U-20. Jadi pihak-pihak yang menolak seharusnya bisa membedakan itu," jelasnya.
"Ini hajatan FIFA. Indonesia hanya sebagai tuan rumah dan yang berhak menentukan boleh tidaknya negara tersebut bermain di Piala Dunia adalah FIFA," bebernya.