Bola.com, Jakarta - Arsenal bersiap menggapai juara Liga Inggris 2022/2023. Saat ini, mereka sudah mengemas 72 poin, sehingga The Gunners masih perkasa di puncak klasemen sementara.
Kans skuad besutan Mikel Arteta ke singgasana terbuka lebar karena unggul delapan poin dari rival utamanya, Manchester City. Tentunya, fans siap berpesta tujuh hari tujuh malam, sebab penantian panjang berakhir sudah.
Kali terakhir Arsenal tampil sebagai kampiun pada musim 2003/2004. Namun, uniknya, di balik ketenaran nama Arteta dan sederet pemain macam Gabriel Jesus dan Bukayo Saka, ternyata nama Stan Kroenke kurang begitu familiar di telinga pendukung Meriam London.
Pendatang Terakhir
Sebagai bos besar klub beken di dunia, seharusnya Kroenke punya nama tersendiri di dada para pecinta sepak bola, tak sekadar penggila Arsenal. Padahal, terhitung sejak 2018, Kroenke yang merupakan pengusaha tajir melintir asal Amerika Serikat, menjadi pemegang saham utama Arsenal.
Apakah Kroenke sosok yang tak mau tampil di depan umum? Bisa jadi. Sekarang kita lihat dulu beberapa rekrutan terakhir Arsenal sebelum Kroenke mengambil alih kepemilikan klub yang bermarkas di Emirates Stadium dan bagaimana nasib mereka.
Jens Lehmann
Legenda Jerman ini dua periode membela Arsenal, 2003–2008 dan 2011. Di periode keduanya, Lehmann bergabung di usia 41 tahun.
Tak banyak yang bisa dilakukan di bawah mistar. Hanya mengemas satu penampilan di usianya yang tak muda lagi, Lehmann memutuskan gantung sarung tangan pada akhir musim.
Ryo Miyaichi
Gelandang sayap Jepang ini tadinya diharapkan bisa jadi andalan di lini tengah. Tapi, sejak direkrut pada 2011, Miyaichi justru mental ke sejumlah klub sebagai pemain pinjaman.
Total, dia cuma mengantongi lima penampilan bareng The Gunners sebelum akhirnya dilepas pada 2015. Sebuah fakta menyedihkan, karena Miyaichi dianggap punya kelebihan namun tak ada pelatih yang sanggup mengangkat potensinya.
Sebastien Squillaci
Mengawali karier yang menjanjinkan pada 2010, eks bek Sevilla itu perlahan meredup lantaran serangkaian kesalahan. Tiga tahun berselang, Arsenal menenandangnya ke klub antah berantah, Bastia.
Belakangan, Squillaci curhat ihlwal masa-masa sulitnya di Emirates Stadium. “Ada banyak ekspektasi, tapi selalu sulit bagi bek tengah di Arsenal. Anda bisa lihat itu sebelum saya bergabung dan setelah saya pergi,” kata Squillaci.
Laurent Koscielny
Koscielny bisa dibilang tak begitu dikenal ketika merapat ke London utara dari Lorient pada musim panas 2010. Ia menjadi andalan pertahanan mereka selama sembilan tahun berikutnya.
Total, ia membuat 353 penampilan di semua kompetisi dan memenangkan tiga Piala FA. Pemain asal Prancis itu menjadi kapten klub pada 2018/2019, sebelum secara kontroversial memaksa pindah ke Bordeaux di akhir musim itu.
Marouane Chamakh
Setelah membintangi tim Ligue 1, Bordeaux, Chamakh bergabung dengan Arsenal berstatus bebas transfer pada 2010. Meski mencetak 11 gol dalam 22 penampilan pertamanya, sang striker segera tersingkir dan dikirim ke Crystal Palace pada 2013.
“Ketika saya memulai, itu berjalan sangat baik. Saya memanfaatkan cedera Robin Van Persie yang membuka jalan saya. Saya bermain selama enam bulan, saya mencetak gol, saya berkontribusi," kata Chamakh.
Sayang, kecemerlangan Chamakh tak membuat tim pelatih jatuh cinta. Ketika Robin van Persie sembuh, Chamakh tersingkir.
Sumber : Planetfootbal
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda