Fokus Terbebas Sanksi FIFA, Erick Thohir Belum Mau Bicara Kans Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17

oleh Wiwig PrayugiErwin Fitriansyah diperbarui 04 Apr 2023, 01:44 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir beserta dua Waketum, Zainudin Amali dan Ratu Tisha Destria merampungkan kunjungannya ke enam venue Piala Dunia U-20 2023 saat meninjau Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Senin (13/3/2023). Dalam kunjungan yang juga ditemani oleh jajaran pengurus PSSI dan LOC Piala Dunia U-20 2023, Erick Thohir menilai SUGBK sebagai venue yang paling minim kekurangannya, yaitu masalah rumput yang rusak akibat dipakai konser musik. Untuk itu Erick Thohir menghimbau agar SUGBK toidak lagi menyelenggarakan event selain sepak bola hingga dimulainya ajang Piala Dunia U-20 2023 ynag tinggal 3 bulan lagi. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Erick Thohir, belum mau membicarakan kans Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023, setelah FIFA mencoret Peru.

Beberapa hari setelah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, kini FIFA resmi membatalkan Piala Dunia U-17 2023 yang sedianya digelar di Peru, Senin (3/4/2023) malam WIB.

Advertisement

Dalam sebuah pernyataan resmi, FIFA menyebut keputusan menyesakkan ini dibuat menyusul diskusi panjang dengan Federasi Sepak Bola Peru.

"FIFA dengan menyesal telah mencabut hak tuan rumah Peru untuk Piala Dunia U-17 2023 setelah diskusi ekstensif antara FIFA dan Federasi Sepak Bola Peru (FPF)," bunyi pernyataan FIFA.

Rumor pun berkembang, apakah Indonesia punya peluang untuk menjadi tuan rumah pengganti.

2 dari 4 halaman

Fokus Melobi FIFA soal Sanksi

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan keterangan pers setelah melaporkan hasil pertemuannya dengan FIFA kepada Presiden Joko Widodo, Jumat (31/3/2023). (Dok. LOC/PSSI)

Piala Dunia U-17 2023 akan tetap digelar sesuai jadwal, yakni November hingga Desember 2023. Saat ini, FIFA tengah mencari pengganti Peru.

Erick Thohir, dalam pertemuan dengan awak media di Hotel Shangrila, Jakarta, pada Senin (3/4/2023) malam, memilih untuk fokus melobi FIFA mengenai sanksi setelah Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Ini masih ada sanksi, pengalaman saya sebagai yang sudah paham dengan sepak bola internasional, di Inter Milan soal Financial Fair Play. Saya punya hubungan dekat dengan Gianni Inffantino (Presiden FIFA). Akan tetapi tidak semudah itu, tetap dihukum klub saya, pemain dikurangi, tak bisa register. Ada prosesnya. Jadi ya tidak semudah itu," katanya.

"Ketika saya datang ke sini, menyamakan persepsi. Yang saya jelaskan hari ini proses," lanjutnya.

Pada hari yang sama Erick berangkat menuju Paris untuk bersua sejumlah petinggi FIFA. Ia bakal melakukan lobi agar Indonesia terhindar terkena sanksi karena gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. "Setahap demi setahap. Fokus utama menghindari sanksi terlebih dahulu."

3 dari 4 halaman

Mungkinkah?

Ilustrasi trofi Piala Dunia U-17. (Dok. FIFA)

Hampir empat tahun lamanya Indonesia mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kini semua yang sudah dipersiapkan matang berakhir sia-sia.

Indonesia harus gigit jari lantaran FIFA selaku induk organisasi sepak bola dunia mencopot status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Penyebabnya karena penolakan masif dari sejumlah kalangan terkait keikutsertaan Timnas Israel U-20 di turnamen tersebut.

Indonesia dirumorkan bakal mengisi status tuan rumah Piala Dunia U-17. PSSI, di sisi lain, menepis kabar tersebut.

"Ada-ada saja. Surat resmi pembatalan drawing masih kita tunggu," kata Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga ketika dikonfirmasi jurnalis, seperti dinukil dari Liputan6.com, Senin (27/3/2023).

4 dari 4 halaman

Peru Tak Siap

FIFA tidak puas dengan infrastruktur yang telah disiapkan Peru, dalam hal ini terkait kesiapan stadion dan lain sebagainya.

"Langkah itu dilakukan mengingat ketidakmampuan negara tuan rumah memenuhi komitmennya untuk melengkapi infrastruktur yang dibutuhkan untuk menggelar turnamen."

"Meskipun hubungan kerja yang sangat positif antara FIFA dan FPF, telah ditentukan bahwa sekarang tidak ada cukup waktu untuk mengamankan investasi yang diperlukan dan menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan dengan pemerintah Peru sebelum tanggal dimulainya turnamen," lanjut pernyataan FIFA.

Berita Terkait