Bola.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, buka suara terkait peluang Indonesia menggantikan Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.
Arya mengatakan bahwa Ketua PSSI, Erick Thohir, saat ini sedang fokus menghindari sanksi dari FIFA buntut pembatalan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
Erick Thohir memang tengah berada di Eropa untuk menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino, demi bernegosiasi terkait kemungkinan hukuman dari FIFA kepada Indonesia.
"Pak Erick Thohir baru sampai. Jadi, masih proses. Kita tunggu saja beliau bisa bertemu dengan Infantino," ujar Arya dalam akun Instagramnya, @arya.m.sinulingga.
2 Keputusan Krusial FIFA
FIFA membuat keputusan krusial dalam beberapa waktu terakhir dengan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan Peru yang menjadi penyelenggara Piala Dunia U-17 2023.
Status tuan rumah Indonesia di Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023 ditarik dengan penyebab "situasi terkini" yang tidak disebutkan secara jelas.
Sementara, Peru dicopot dari host Piala Dunia U-17 2023 yang sedianya berlangsung pada 10 November-2 Desember akhir tahun ini akibat tidak berkomitmen untuk memenuhi infrastruktur yang dibutuhkan.
Prioritas Utama Erick Thohir
Arya mengungkapkan bahwa prioritas utama Erick Thohir melobi Infantino ialah membebaskan Indonesia dari risiko terburuk berupa pembekuan dari FIFA.
"Pak Erick kemudian bisa menyampaikan proposal yang kami ajukan supaya tidak di-banned FIFA," tutur Arya.
"Saat ini, fokus Ketua PSSI, Erick Thohir adalah supaya kita tidak di-banned FIFA. Kalau di-banned, maka semuanya bakal terhambat. Jadi, mari kita fokus mendukung bernegosiasi dengan FIFA," ungkapnya.
2 Jenis Hukuman
Sebelumnya, Erick Thohir telah memaparkan dua kemungkinan hukuman dari FIFA kepada Indonesia yaitu sanksi berat dan ringan.
"Sanksi terberat ini yang kami tidak harapkan. Kami tidak bia berkompetisi secara maksimal di level dunia," ucap Erick Thohir beberapa waktu lalu.
"Tentu juga ada sanksi ringan seperti administratif. Tapi, saya belum tahu. Cuma yang penting, jangan yang sangat berat," tutur Erick Thohir.