Bola.com, Bandung - Pemain Persik Kediri, Taufiq, memiliki cerita menarik tentang perjalanan kariernya di dunia sepak bola. Sebagai perantau, pemain berusia 36 tahun ini muncul sebagai gelandang tangguh di Liga Indonesia.
Sebagai gelandang, Taufiq dikenal memiliki kreativitas, visi bermain yang bagus, dan tendangan yang keras. Selain itu, pemain kelahiran Tarakan, Kalimantan Utara, ini juga jago dalam mengatur tempo permainan.
Keahlian Taufiq dalam bermain sepak bola memang sudah tertanam sejak lama. Dia mengaku sempat menjadi bagian dari tim sepak bola di Pekan Olahraga Daerah (Porda) di kampung halamannya.
Setelah mengetahui kemampuannya, dia mencoba merantau ke Jawa Timur, tepatnya Surabaya. Taufiq bergabung dengan klub internal Persebaya, Fatahilah.
"Saya merantau karena bertemu teman keponakan pemilik klub internal Surabaya Fatahilah. Saya diminta ke sana. Akhirnya, saya beangkat mengurus semua, izin kepada orang tua sekaligus pindah sekolah waktu kelas 1 SMA," ujar Taufiq dalam channel Youtube Sport77 Official.
Gabung Persebaya
Selama di Surabaya, Taufiq memilih untuk tinggal di mess pemain. Kemudian pemain dengan postur mungil itu banyak mengikuti turnamen-turnamen di Surabaya.
Tidak butuh waktu lama, bakat Taufiq tercium pemandu bakat. Dia akhirnya bergabung bersama Persebaya Surabaya pada 2004.
"Saya di klub internal hanya satu tahun, ketika usia saya 16 tahun, masih SMA dan masuk tim senior. Gabung Persebaya pada 2004 ketika juara Liga Indonesia, di mana ada Gendut Doni dan Kurniawan," kisah Taufiq.
Namun, ketika bergabung dengan tim senior Persebaya, Taufiq memang kesulitan mendapatkan menit bermain. Debut pemain yang mengidolakan Uston Nawawi itu di Persebaya didapatkan ketika berlaga di Piala AFC.
"Kaget! Pertama masuk Persebaya saja saya sudah merasa bangga. Memang ingin mencari pengalaman dari pemain senior. Laga debut saya menghadapi Krung Thai Bank FC di Piala AFC," ujar Taufiq.
"Ketika saya di kamar pada malam sebelumnya, saya mendapatkan seragam dan masuk lineup. Debutnya saya masuk di babak kedua," lanjutnya.
Setelah momen itu, pada musim kedua di Persebaya, Taufiq selalu mendapatkan tempat di skuad inti. Dia bahkan sukses mengantarkan Persebaya menjadi juara divisi utama Liga Indonesia 2006.
"Saya sempat pindah ke PSIM Yogyakarta pada 2007, tetapi kembali lagi ke Persebaya pada 2008 hingga 2013," kisahnya.
Juara Bersama Persib
Taufiq kemudian berlabuh di Persib Bandung pada Indonesia Super League 2013/2014. Selama berkostum Persib, Taufiq sukses membawa Maung Bandung juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.
Taufiq pun menjadi idola baru suporter Persib yang biasa disebut bobotoh. Kehadiran Taufiq memberikan warna bagi permainan di lini tengah Persib.
Dia mengakui ketika bergabung Persib, tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi. Taufiq sudah mengenal beberapa pemain di skuad Persib.
"Saya juga pulang dari Timnas Indonesia bersama I Made Wirawan dan Achmad Jufriyanto, jadi cepat beradaptasi. Saya sebenarnya juga punya keinginan main di Persib, dan akhirnya bisa terwujud," ungkapnya.
Makin Berprestasi Bersama Bali United
Tiga tahun berseragam Persib, Taufiq kemudian hengkang ke Bali United. Prestasi kembali dicatatkan Taufik dengan membawa Bali United menjadi juara Liga 1 2019 dan Liga 1 2021/2022.
"Saya dua kali juara di Bali. Namun, sempat dipinjamkan ke Persik di putaran keduanya," ucap Taufik.
Kini, pemilik nomor punggung 86 ini resmi menjadi pemain Persik Kediri. Selama berseragam Macan Putih, Taufik sukses mencatatkan 12 penampilan.
Baca Juga
Pengakuan Eks Pemain Asing di Liga Indonesia, Ekene Ikenwa: Sepak Bola Malaysia Dulu Banyak Mafia
Kiprah Pemain Tirai Bambu di Liga Indonesia: Saat Persebaya Jadi Kawah Candradimuka Zeng Cheng Masuk Timnas China
8 Pesepak Bola Indonesia Paling Berpengaruh Sepanjang Masa: Dari Andi Ramang hingga Boaz Solossa