Bola.com, Jakarta - Luka menganga sudah terjadi di sepak bola Indonesia. Satu di antaranya datang ketika FIFA memutuskan untuk membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Situasi tersebut menjadi catatan yang tak akan terlupakan sepanjang sejarah persepakbolaan di Tanah Air. Setidaknya, noda itu bakal memberi cerita 'istimewa' kepada anak-cucu para pelaku balbalan nasional.
Jika terjadi di Indonesia, sebenarnya ada enam kota yang akan menjadi tuan rumah. Mereka adalah Palembang (Sumsel), Jakarta, Bandung (Jabar), Solo (Jateng), Surabaya (Jatim) dan Gianyar (Bali).
Enam venue yang ada di kota-kota tersebut sudah mendapatkan sentuhan renovasi, guna mengejar standar FIFA. Kini, segala upaya persiapan tersebut hanya meninggalkan memori semata.
Terlepas dari itu, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 akan menjadi magnet bagi publik internasional, terutama bagi para pemain dan klub. Keduanya berkaitan erat, meski nama negara tetap ada di bagian teratas.
Namun, bukan rahasia lagi, para pemain muda yang berlaga di Piala Dunia U-20, akan menjadikan momen ini sebagai 'etalase jualan'. Siapa tahu, ketika tampil menawan di Piala Dunia U-20 2023, ada klub-klub raksasa yang ingin menggaet mereka.
Sambil menanti rentetan laga nan memanjakan mata, ada baiknya kita lahap dulu beberapa fakta menarik ihwal Piala Dunia U-20.
1. Perdana di Tunisia
Pada tahun 1970-an, seorang eksekutif FIFA bernama Harry Cavan bertujuan memperluas sepak bola ke negara-negara berkembang dalam upaya memberikan kompetisi ekstra.
Pada waktu bersamaan, Cavan dan FIFA hampir menyelesaikan pekerjaan Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA, yang kemudian berganti nama menjadi Piala Dunia FIFA U-20. Mereka hanya membutuhkan negara tuan rumah untuk edisi perdana.
Di Afrika utara, negara berkembang Tunisia mengilustrasikan performa luar biasa di beberapa turnamen Piala Afrika selama tahun 1960-an dan tampaknya meningkat meskipun ada beberapa kemunduran kecil. Semua elemen tersebut berkontribusi pada edisi perdana Piala Dunia U-20 pada 1977.
2. Dua Prestasi Luar Biasa
Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA 1977 dimenangkan oleh federasi yang sudah tidak ada lagi. Uni Soviet dan Meksiko bertemu di final yang mendebarkan di Tunisia. Penentuan pemenangan akhirnya ditentukan lewat adu penalti.
Adu penalti itu sendiri tidak hanya sebagai adu penalti Piala Dunia U-20 yang pertama, tetapi juga yang terlama. Uni Soviet mengalahkan Meksiko dengan skor 9-8.
3. Penghargaan FIFA Fair Play Terbanyak
Piala Dunia U-20 telah memberikan Penghargaan Fair Play sejak dimulainya turnamen pada tahun 1977. Apresiasi tersebut diberikan kepada tim dengan rekor fair play terbaik.
Kolombia menjadi negara yang unggul dalam kategori ini. Mereka memenangkan tiga rekor FIFA Fair Play Awards. Bonus tambahannya, Kolombia satu-satunya negara yang memenangkan Fair Play Awards berturut-turut (2003, 2005).
4. Enam Juara Bertahan Berturut-Turut Gagal Lolos
Tren terbaru dalam sejarah Piala Dunia U-20 adalah kegagalan juara bertahan untuk lolos ke turnamen berikutnya. Situasi itu dimulai setelah kemenangan Piala Dunia FIFA U-20 Argentina di Kanada 2007, gagal lolos ke Mesir 2009.
Pemenang satu kali seperti Ghana (2009), Prancis (2013), dan Inggris (2017) gagal meniru momen kesuksesan mereka. Pemenang berkali-kali seperti Brasil (2011) dan Serbia (2015) juga gagal memberikan semangat yang mereka butuhkan untuk lolos.
Terkini, juara Piala Dunia U-20 2019, Ukraina juga gagal lolos ke Piala Dunia U-20 2023.
5. Rekor Erling Haaland
Pada 30 Mei 2019, pertarungan yang diprediksi bakal sengit antara Norwegia dan Honduras justru antiklimaks. Norwegia menghancurkan Honduras dengan skor telak 12-0.
Kala itu, sembilan gol di antaranya berasal dari aksi bintang yang kini bermain bersama Manchester City, Erling Haaland. Sebuah penampilan spektakuler, yang membuahkan hasil sekarang.
6. Beberapa Kali Pindah
Dalam perjalanannya, banyak hal tak terduga terjadi. Nigeria contohnya. Negara ini pernah berniat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 1991.
Tapi gagal. Kala itu, mereka memainkan pemain yang lebih tua dari seharusnya di Piala Dunia U-20 1989 yang mentas di Arab Saudi. Sebagai gantinya, Portugal lalu dipercaya sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 1991.
Pada 1995, Nigeria kembali bernasib sial. Wabah meningitis yang melanda negara itu membuat FIFA menunjuk Qatar sebagai negara pengganti tuan rumah Piala Dunia U-20.
Tak hanya Nigeria, Yugoslavia juga pernah gagal menjadi tuan rumah. Perang yang berkecamuk di sana memaksa FIFA menunjuk Australia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 1993.
Begitu juga pada edisi 2003. Harapan Irak menjadi tuan rumah harus pupus lantaran perang. FIFA memindahkannya ke Uni Emirat Arab.
7. Absen di Piala Dunia Senior
Bukan rahasia lagi, Piala Dunia U-20 kerap menjadi tolok ukur bagi suatu negara dalam beberapa tahun selanjutnya. Namun, sejauh ini, belum ada korelasi nyata.
Misalnya Mali. Negara mungil ini sudah dua kali finis di peringkat tiga Piala Dunia U-20 (1999, 2015). Tapi mereka tak pernah lolos level yang lebih tinggi yakni Piala Dunia.
Begitu pula dengan Qatar (1981) dan Venezuela (2017). Keduanya melaju ke Final Piala Dunia FIFA U-20, sebelum akhirnya kalah.
8. Rekor Gol
Seorang pemain yang mencetak lebih dari 10 gol dalam satu Piala Dunia bukanlah hal yang mustahil. Ada dua nama yang telah mencapai prestasi itu.
Pertama adalah Adaílton dari Brasil, yang mencetak sepuluh gol di Malaysia 1997. Saat itu, Brasil tersingkir di perempat final.
Tapi yang terhebat masih dipegang Javier Saviola. Pemain Argentina itu mendulang 11 gol pada 2001, yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Piala Dunia U-20 dalam satu turnamen.
9. Argentina Terbaik
Kesuksesan Argentina sebagai negara dengan kemenangan Piala Dunia FIFA U-20 terbanyak dapat dikaitkan dengan kejayaan yang mereka raih dalam kurun waktu 1995 hingga 2007. Kemenangan tersebut benar-benar luar biasa.
Saat itu, mereka tak kebobolan dalam babak sistem gugur 1995 dan memenangkan Fair Play Award 1997. Pada 2001, 2005, dan 2007 juga menjadi yang terbaik.
Momen indah itu selalu dikaitkan dengan penampilan individu tiga bintang mereka yakni Javier Saviola, Lionel Messi, dan Sergio Aguero. Ketiganya sukses mendapatkan Bola Emas.
10. Selisih Gol Terburuk
Penampilan Tahiti di Piala Dunia U-20 2009 dapat menjadi bukti turnamen tidak selalu memberikan yang terbaik. Tahiti hancurkan dengan kekalahan 0-8 berturut-turut dari Spanyol dan Venezuela. Sebelumnya mereka juga dibantai Nigeria 0-5.
Pencapaian itu menjadi skor kekalahan yang sangat mengecewakan dan menyakitkan.