Bola.com, Jakarta - PSS Sleman menuntaskan kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 dengan hasil mengecewakan.
Mereka babak belur dihajar Persija Jakarta pada laga pamungkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (15/4/2023) malam WIB.
Parade gol Persija dicetak lewat hat-trick Michael Krmencik pada menit ke-2, 26', 90+3'. Dua gol lainnya dilesakkan oleh Witan Sulaeman (48') dan Aji Kusuma (87').
Hasil ini membuat Macan Kemayoran finish runner-up dengan mengemas 66 poin. Sedangkan hasil minor tersebut membikin PSS Sleman mengakhiri musim di posisi 16 dengan koleksi 34 angka.
Di Luar Ekspektasi
Kekalahan tersebut jelas membuat pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro kecewa. Dia tidak menyangka timnya bisa kalah dengan skor telak.
"Di luar ekspektasi dan perkiraan saya. Terlalu banyak gol itu yang menjadikan kami perlu banyak belajar dan saya pikir tidak perlu banyak yang saya komentari tentang pertandingan ini," ujar Seto Nurdiyantoro seusai laga.
"Secara kualitas memang Persija lebih baik dan ya gol-gol di awal memengaruhi konsentrasi pemain," sambung pelatih berlisensi AFC Pro tersebut.
Kredit khsusus juga diberikan Seto kepada penyerang Persija Jakarta, Michael Krmencik. Dia menyebut pemain berusia 30 tahun itu punya kualitas yang oke. Buktinya, pada laga ini Krmencik mampu membukukan tiga gol.
"Dia punya kelebihan tapi saya lebih melihat ke tim artinya banyak dari kami yang lepas penjagaan dan konsentrasi, lebih fokus ke satu pemain dan ini menjadikan striker ini cetak tiga gol," keluhnya.
"Kualiatas Krmencik lumayan bagus tapi kami juga lihat bagaimana tim kami bertahan. Banyak sekali PR individu-individu dari awal menjadikan pembelajaran pemain," kata Seto.
Jadi Pembelajaran
Soal hasil jelas bukan yang diharapkan tim kesayangan Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS) tersebut. Tetapi, lanjut Seto, kekalahan telak dari Persija bisa menjadikan pembelajaran bagi individu pemain.
"Harapannya itu menjadikan masing-masing pemain pembelajaran entah di tim mana suatu saat, kesalahan individu-individu itu harus diperbaiki dari pemain," ucap Seto Nurdiyantoro.
"Yang pasti hasil ini di luar ekspekstasi saya, semoga untuk tim PSS artinya siapapun nanti yang berkecimpung disitu bisa lebih baik dan lebih fokus tahun depan," lanjutnya.
Aura Berbeda
Bermain di SUGBK sejatinya memberikan kesan tersendiri bagi Seto Nurdiyantoro. Pun demikian para penggawa PSS Sleman. Hal ini sempat diutarakan Seto jelang laga melawan Persija.
Dia mengaku takjub dengan markas Timnas Indonesia tersebut. Termasuk dalam duel kontra Persija, dia menyebut SUGBK cukup memberikan efek luar biasa kepada timnya.
"Sebenarnya bukan lebih ke angker tapi aura yang menurut saya secara pribadi stadion ini cukup memberikan efek yang luar biasa dan di awal sudah saya sampaikan, apa yang saya rasakan juga dirasakan pemain," bebernya.
"Tampil disini adalah sebuah kebanggaan, ya itu intinya kalau angker tapi apa ya paham lah. Susah ngomongnya bukan angker tapi aura berbeda," imbuh dia.
Memalukan
Kekecewaan juga dirasakan gelandang Kim Jeffrey Kurniawan. Kim tidak habis pikir timnya bisa kalah dengan skor begitu mencolok. Pemain 32 tahun itu bahkan menyebut kekalahan atas Persija Jakarta cukup memalukan.
"Tentu pertandingan cukup mengecewakan dan bisa dibilang memalukan kita sebagai pemain tidak mengira dan sangat enggak wajar. Kualitas Persija memang cukup baik, jauh di atas kita dan kita harus akui itu," ujar Kim.
"Ini akhir yang cukup pahit dengan kekalahan seperti ini. Tapi kami harus menatap masa depan mudah-mudahan yang terbaik buat PSS siapapun yang terlibat dalam tim musim depan, harus lebih bagus karena tidak bisa lagi seperti ini," pungkasnya.