Bola.com, Jakarta - Striker selalu dinilai berdasarkan jumlah gol yang mereka cetak. Tetapi, ada beberapa penyerang yang tetap diandalkan timnya meskipun minim menyumbang gol.
Pada era sepak bola modern ini, strategi untuk lini depan sangat berbeda dibanding era sebelumnya yang kerap menggunakan dua bahkan tiga striker. Saat ini, banyak tim mengandalkan seorang striker di lini depan dan menumpuk gelandang untuk menguasai permainan.
Tetapi tidak jarang juga tim sepak bola memasang striker palsu alias false nine atau si nomor 9. Banyak juga tim yang menggunakan skema 4-4-2 tetapi justru menggunakan pemain depan untuk menjadi striker palsu.
Fungsi dari striker palsu ini bukan mencetak gol sebanyak-banyaknya, tetapi hanya untuk mengacaukan lini pertahanan lawan. Striker Liverpool, Roberto Firmino, adalah contoh bagus dari tipe baru No. 9 yang menawarkan lebih dari sekadar memasukkan bola ke gawang.
Berikut sembilan striker yang tidak pernah mencapai 15 gol dalam satu musim di liga papan atas Eropa tapi perannya sangat penting bagi tim.
1. Emile Heskey
Heskey mungkin hanya mencetak tujuh gol dalam 62 penampilan untuk Inggris. Namun, ada alasan Michael Owen sanga suka bermain bersamanya. Tidak hanya bermain bersama untuk Liverpool, Owen juga 25 kali berduet dengan Heskey di Timnas Inggris.
Berkat Heskey yang ahli menarik bek lawan, Owen melesakkan 13 gol bagi Three Lions. Duo ini juga mengemas 88 gol untuk The Reds pada periode 2000 hingga 2002, dengan penghitungan gol liga tertinggi Heskey yakni 14 gol pada 2000/2001.
2. Nwankwo Kanu
Kanu paling banyak hanya menyumbangkan 12 gol bagi Arsenal dalam semusim di liga, tepatnya pada Premier League 2000/2001. Alasannya, dia bukan hanya kerap hanya menjadi super sub tetapi juga digunakan untuk mengacaukan pertahanan lawan-lawan The Gunners.
Ketika pertahanan lawan terpacu pada pergerakan Kanu, maka Thierry Henry dan Dennis Bergkamp menjadi tidak terkawal. Setelah pindah dari Arsenal ke Portsmouth, Kanu menunjukan kelasnya saat membantu tim besutan Harry Redknapp menyabet Piala FA 2008.
3. Peter Crouch
Crouch memiliki rekor luar biasa ketika mengenakan seragam Timnas Inggris. Namun, dia hanya mampu mencetak paling banyak 12 gol Premier League saat berseragam Southampton sebelum pindah ke Liverpool.
Striker yang memiliki tubuh tinggi seperti tiang lampu ini selalu dapat diandalkan. Tentu saja rekan-rekan sekitarnya selalu mendapatkan pantulan bola matang untuk mencetak gol ketika berada di dekat Coruch.
4. Craig Bellamy
Bayangkan bermain melawan Craig Bellamy yang memiliki kecepatan, kerja keras, hingga agresivitas tinggi. Dia juga kerap memprovokasi dengan sumpah serapah yang tak henti-hentinya, hinaan, gigitan, benturan, hingga memar demi mengacaukan permainan lawan.
Akan sangat beruntung jika bermain bersama Craig Bellamy yang mencoba memprovokasi lawan dan membuat mereka lengah untuk tidak mengawal pemain yang lain. Pemain yang tidak kenal lelah ini juga kerap memecah kebuntuan bagi timnya.
5. Eidur Gudjohnsen
Gudjohnsen memang gagal mencapai torehan 15 gol di liga bersama Chelsea pada 2001/2002. Namun, dia berhasil bertahan lebih lama daripada striker yang jauh lebih mahal, seperti Jimmy Floyd Hasselbaink, Adrian Mutu, Hernan Crespo, dan Mateja Kezman. Jose Mourinho tahu betul kemampuan striker Islandia ini.
Bersama Hasselbaink, dia menjadi duet yang dijuluki fire and ice yang kemudian membuatnya hengkang ke Barcelona.
"Kami hampir tidak mengenal satu sama lain, tetapi dia adalah pemain yang selalu memilih posisi terbaik dan sangat cerdas," kata Ronaldinho yang menjadi rekan setim Gudjohnsen di Camp Nou.
6. Kevin Davies
Pemain seperti Jay-Jay Okocha dan Youri Djorkaeff mungkin memberikan kreativitas dalam tim Bolton Waderers yang diasuh Sam Allardyce. Kevin Nolan berperan menceploskan banyak gol, tetapi titik tumpu tim berada di pundak Kevin Davies.
"Seseorang seperti Nemanja Vidic, Anda akan meneror mereka. Mereka tidak akan menjabat tangan Anda karena itu dianggap penghinaan pribadi. Namun, belakangan ini permainan fisik sudah melunak," kata Kevin Davies saat mengejek permainan bek Manchester United, Nemanja Vidic.
7. Alan Smith
Cedera mengerikan Alan Smith di Anfield tidak membuatnya mandek. Smith terlihat seperti terlahir kembali.
Ya, dia meninggalkan perannya sebagai striker pencetak gol tetapi seperti membantu lini tengah Manchester United sembari menarik bek lawan maju meninggalkan posnya.
Dia bahkan seolah memiliki banyak posisi. Meski hanya sekali mencetak gol dengan angka ganda, Smith menjadi tulang punggung tim baik di level klub maupun Timnas Inggris.
8. Christophe Dugarry
Pada akhir kariernya bersama Birmingham City, Dugarry justru mengantarkan Prancis juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Dugarry adalah sosok dari pola dasar no-goal frontman alias striker tanpa gol.
Tidak hanya pelit mencetak gol di level timnas, Duggary juga minim mengemas gol di level klub, bahkan tidak pernah mencapai angka ganda dalam satu musim di liga. Tetapi, dia menjadi pemain ajaib dengan bola di kakinya, sehingga dicintai penggemar Les Bleus dan The Blues.
9. Michael Laudrup
Laudrup menjuarai La Liga berturut-turut pada awal hingga pertengahan 1990-an. Empat gelar pertama diraih bersama Barcelona Dream Team milik Johan Cruyff dan yang terakhir setelah kepindahan kontroversial ke Real Madrid.
Uniknya, pemain asal Denmark ini tidak berhasil mencetak lebih dari 13 gol dalam salah satu dari lima periode juara tersebut meski menjadi pemain penting.
"Michael memiliki segalanya kecuali satu hal: dia tidak cukup egois," kata Michel Platini.
Sumber: PlanetFootball