Bola.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, membantah pihaknya tidak berkomunikasi dengan Justin Hubner sebelum membatalkan naturalisasi bek berusia 19 tahun itu.
PSSI memutuskan untuk menghentikan proses perpindahan Justin Hubner lantaran tidak mampu memenuhi permintaan dari palang pintu berdarah Jakarta, Makassar, dan Bandung itu.
"Yang pasti, kami tidak berniat untuk menghambat. Jadi juga untuk meluruskan bahwa yang katanya tidak ada komunikasi, tapi ada komunikasi," ujar Arya.
Arya menjelaskan PSSI telah melakukan pendekatan kepada Justin Hubner dan keluarganya untuk dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Penjelasan Exco PSSI
"Setelah itu, calon pemain naturalisasi akan menunjuk agen untuk membereskan syarat-syarat dan baru kami proses semuanya," tutur Arya.
"Jadi, sudah ada komunikasi yang dilakukan. Bahkan, kami juga punya staf, tapi di luar PSSI, yang berhubungan secara personal dengan calon pemain naturalisasi."
"Jadi, kalau dibilang tidak ada komunikasi, apa untungnya seperti itu. Sebab terbukti, naturalisasi dua pemain lainnya tidak ada masalah," imbuh Arya.
Ivar Jenner dan Rafael Struick Tetap Lanjut
Naturalisasi dua pemain lainnya yang dimaksud Arya adalah Ivar Jenner dan Rafael Struick. Keduanya tetap diproses untuk menjadi WNI meski Justin Hubner dibatalkan.
"Fix, Justin Hubner tidak diproses. Mengapa? Karena kami tidak bisa memenuhi permintaan dari pihaknya," ungkap Arya.
Isu Bayaran 1 Juta Euro
Beredar kabar bahwa Justin Hubner menginginkan mahar sebesar 1 juta euro atau setara dengan Rp16 miliar kepada PSSI untuk melanjutkan naturalisasinya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Nilai tawar Justin Hubner memang sedang tinggi. Bek Wolverhampton Wanderers U-21 ini baru saja membela Timnas Belanda U-20 melawan Timnas Prancis U-20 pada FIFA Matchday Maret 2023.
Ogah Tanggapi Rumor soal Uang
"Saya tidak mau berbicara terkait itu. Ada permintaan dari pihak Justin yang memang tidak bisa kami penuhi. Jadi, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan proses naturalisasi," ucap Arya.
"Kami tidak tahu kenapa ada ada permintaan pada akhir proses naturalisasi. Kami punya tim di Belanda. Tim yang sama menghubungi Justin Hubner, bukan berbeda orang," terangnya.