Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2022/2023 telah berakhir. PSM Makassar menjadi juara secara mengesankan, sekaligus mengakhiri puasa gelar sejak lama.
PSM Makassar juga menorehkan rekor kemenangan beruntun terpanjang. Adapun gelar juara dipastikan setelah anak asuh Bernardo Tavares itu mengalahkan Madura United di Pamekasan.
Persija Jakarta keluar sebagai runner-up setelah menang telak 5-0 atas PSS Sleman pada laga pemungkas. Rivalnya, Persib Bandung, justru kalah 1-4 di kandang sendiri, juga pada pertandingan penutup.
Selain data tersebut, Bola.com merangkum sejumlah serba-serbi menarik sepanjang BRI Liga 1 2022/2023. Berikut ini ulasannya.
Tanpa Degradasi dan Promosi
BRI Liga 1 2022/2023, di luar keseruannya, menyisakan insiden terburuk dalam sejarah. Tragedi Kanjuruhan merenggut sekurang-kurangnya 135 korban jiwa.
PT LIB dan PSSI dibuat bekerja keras akibat insiden tersebut. Dibantu pemerintah, BRI Liga 1 dihentikan untuk sementara waktu sembari proses hukum berjalan.
Setelah lama dihentikan, BRI Liga 1 dilanjutkan dengan beberapa penyesuaian. Arema FC dihukum tak boleh menggelar laga kandang di Malang, sejumlah pertandingan juga dihelat secara tertutup alias tanpa penonton.
Yang paling menyita kontroversi adalah, PT LIB selaku operator kompetisi meniadakan promosi dan degradasi. Alhasil, Liga 2 dan Liga 3 pun dihentikan total.
Bek Subur dan Penentu Kemenangan
Sepanjang BRI Liga 1 2022/2023, Barito Putera jadi tim yang paling menarik disimak. Lama berkutat di zona degradasi, termasuk kekalahan telak 0-8, tim asal Kalimantan itu mampu perlahan bangkit.
Tim berjulukan Laskar Antasari itu bahkan berhasil keluar dari 'zona degradasi' pada akhir musim. Karakter asli mereka pun terlihat sepanjang putaran kedua kompetisi.
Yang menarik adalah sosok Renan Alves. Ia merupakan top scorer kedua Barito Putera dengan tujuh gol, selisih satu saja dengan Gustavo Tocantins sang top scorer dengan delapan gol.
Pindah ke Persija Jakarta, ada Hansamu Yama yang kerap jadi 'pahlawan kesiangan'. Bayangkan saja, semua tiga gol yang ciptakan diciptakan pada injury time dan menjadi penentu kemenangan.
Tidak Cocok Makanan Indonesia?
Nyaris tidak ada yang aneh ketika Hanno Behrens didatangkan Persija dari Hansa Rostock, tim tradisional Liga Jerman. Sering jadi andalan pada awal-awal kompetisi BRI Liga 1, sosoknya mendadak menghilang selepas pekan ke-18.
Usut punya usut, pengoleksi lima gol dan satu assist buat Macan Kemayoran itu pamit lebih cepat ke Jerman karena masalah pencernaaan. Gelandang elegan itu dilaporkan sering sakit perut karena tidak cocok dengan makanan Indonesia.
Behrens meninggalkan Persija dengan sejuta kenangan dan pertanyaan besar. Selain dikenal ramah dengan fans, pemain berambut pirang itu juga menuai tanda tanya mengenai alasan utama pamit lebih cepat dari Jakarta.