Abel Camara, Pemain Asing Pertama yang Terdepak dari Arema FC

oleh Iwan Setiawan diperbarui 22 Apr 2023, 06:15 WIB
Abel Camara, striker asing Arema siap lawan Barito Putera. (Iwan Setiawan/Bola.com)

Bola.com, Malang - Manajemen Arema FC belum merilis siapa pemain yang dipertahankan maupun dilepas jelang musim baru Liga 1 nanti. Namun, ada satu nama yang kemungkinan besar akan jadi pemain pertama yang cabut dari Arema. Yakni striker asing, Abel Camara.

Pemain asal Guinea Bissau itu kontraknya memang hanya satu musim. Dan manajemen Arema FC tidak punya niatan memperpanjang kontrak itu. Agen Camara, Danny Tarus menyampaikan hal itu.

Advertisement

“Kemungkinan dia akan out,” jawabnya singkat.

Berkaca dari performa Camara selama satu musim, pelatih dan manajemen Arema tentu kurang puas. Karena dia hanya mencetak 4 gol. Jumlah yang sangat minim untuk ukuran penyerang asing. Padahal sang agen awalnya, Danny Tarus, yakin Camara bisa jadi top scorer Liga 1.

 

2 dari 4 halaman

Tak Mampu Tiru Fortes

Reaksi kecewa pemain PSIS Semarang, Carlos Fortes setelah gagal mencetak gol ke gawang Persija Jakarta pada laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kamis (16/03/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Musim lalu Danny Tarus membawa Carlos Fortes dari tim kasta kedua Liga Portugal, Vilafranquense ke Arema FC. Hasilnya, Fortes jadi runner up top scorer dengan 20 gol. Sedangkan Camara didatangkan dari klub kasta tertinggi Liga Portugal, Belenenses. Tapi, pengalaman Camara yang lebih mentereng tak jadi garansi bersinar di Liga 1.

Beda dengan Camara, tiga pemain asing Arema lainnya masih terikat kontrak satu musim kedepan. Yakni Adilson Maringa, Renshi Yamaguchi dan Sergio Silva. Akan tetapi, itu tak jadi garansi mereka dipertahankan.

Jika pelatih Arema tidak memasukkan mereka dalam kerangkat tim musim depan, ketiganya bisa mengakhiri kontrak lebih cepat atau dipinjamkan ke klub lain.

 

3 dari 4 halaman

Beda Karakter dan Kurang Nyaman

Dari informasi yang digali Bola.com, Camara merasa kurang cocok bermain di Liga 1. Karena karakter permainannya berbeda dengan kasta tertinggi Portugal.

Ketika bermain untuk Arema, dia dapat pressing ketat dan terkadang berhadapan dengan pelanggaran keras lawan. Dengan kata lain, di Indonesia lebih mengandalkan fisik ketimbang tehnik.

Jadi, Camara gagal melakukan adaptasi dengan cepat. Karena itu, kemungkinan Camara tidak akan melanjutkan karirnya di Indonesia. Apalagi dengan catatan 4 gol dalam satu musim, klub Indonesia juga kurang tertarik mengontraknya.

4 dari 4 halaman

Persaingan di BRI Liga 1