Bola.com, Bangkok - Alexandre Polking memperpanjang kontraknya sebagai pelatih Timnas Thailand di tengah isu akan menggantikan Shin Tae-yong menjadi nakhoda Timnas Indonesia.
Media Thailand, Main Stand, mengabarkan bahwa Polking bersama dua asistennya, Wasapol Kaewpaluk dan Luis Viegas, telah meneken memperbarui perjanjian selama tiga bulan dengan Timnas Thailand.
Masa bakti pria yang karib dipanggil Mano Polking itu bersama Thailand awalnya akan berakhir pada 31 Desember 2023.
Dengan penambahan periode kerja sama itu, Polking bakal menangani Timnas Thailand hingga Maret 2024 atau setelah Piala Asia 2023 Qatar yang dijadwalkan pada 12 Januari-10 Februari tahun depan.
Ungkapan Mano Polking
Polking sempat resah dengan masa depannya di Timnas Thailand menyusul kontraknya yang segera kedaluwarsa. Kepastian ini membuatnya makin semangat untuk memoles tim berjulukan Gajah Perang itu.
"Kami telah memperpanjang kontrak selama tiga bulan dan memungkinkan kami untuk melatih Thailand di Piala Asia 2023," ujar Polking dinukil dari Main Stand.
Menarik Minat Klub Jepang hingga Vietnam
Selain Timnas Indonesia, Main Stand mengklaim bahwa Polking juga menarik minat dari klub-klub Jepang hingga Vietnam sebelum memperpanjang kontraknya dengan Thailand.
"Saya bukan pelatih yang sempurna. Saya telah kalah dalam beberapa pertandingan. Tapi, saya yakin Thailand akan bermain bagus di turnamen resmi dan gaya saya masih cocok untuk tim ini," kata Polking, kali ini disadur dari situs ASEAN Football.
2 Gelar Piala AFF
Polking adalah pelatih yang mempersembahkan dua Piala AFF kepada Thailand pada 2020 dan 2022. Ketua PSSI, Erick Thohir, curiga dengan rumor yang menyangkut pria kelahiran Brasil itu.
"Tanya ke Thailand soal rumor Polking. Sama seperti dulu kita dibilang ada pendekatan ke pelatih Vietnam, tanya Vietnam. Jangan-jangan ini psywar jelang SEA Games 2023, supaya kita dipecah belah sebagai bangsa," tutur Erick Thohir beberapa waktu lalu.
Propaganda
Erick Thohir khawatir isu terkait Polking yang bakal menjadi penerus Shin Tae-yong di Timnas Indonesia sebagai taktik adu domba dari negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya.
"Jangan termakan propaganda dari negara lain yang tidak menginginkan tim nasional kita tidak berprestasi, karena itu bisa mengganggu pembicaraan kita dengan para pelatih kita," ujar Erick Thohir.