Mereka Dikecam dan Dianggap Menikam Klub Lama, Ini 6 Pelatih yang Berani Ambil Resiko

oleh Choki Sihotang diperbarui 26 Apr 2023, 21:10 WIB
Real Madrid kabarnya sedang menjajaki kemungkinan untuk merekrut pelatih Napoli, Maurizio Sarri, sebagai pengganti Zinedine Zidane. (AFP/Marco Bertorello)

Bola.com, Jakarta - Maurizio Sarri tak kuasa menahan jengkel. Pemicunya, wasit yang memimpin duel Lazio kontra Torino dalam lanjutan Liga Italia Serie A 2022/2023 di Stadio Olimpico beberapa waktu lalu, memiliki kinerja buruk.

Menurut Sarri, wasit seharusnya mengganjar Torino hukuman tendangan penalti menyusul pelanggaran terhadap Elseid Hysaj di kotak penalti. Tetap, wasit justru membiarkan dan tak menganggap sebagai pelanggaran serius.

Advertisement

Tak terima, Sarri pun kontan berang usai laga. Terlebih, tim asuhannya kalah 0-1. "Keputusan wasit berdampak. Pelanggaran kepada Hysaj sangat jelas," ketus Sarri, dilansir DAZN.

Bukan kali ini saja Sarri menjadi sorotan. Sebelum menukangi Lazio pada 2021, juru taktik berusia 64 tahun itu pernah membesut Napoli selama tiga tahun, dari 2015 hingga 2018.

Kala itu #SarriOut menjadi tren di media sosial, bahkan sebelum dia menandatangani kontrak dengan rival Napoli, Juventus, pada 2019. Kisah Sarri dan sejumlah pelatih lainnya punya cerita dramatis.

Maklum, mereka dianggap pengkhianat karena justru menerima tawaran melatih dari klub yang dulu menjadi rival eks timnya. Yuk, simak beberapa nama di bawah ini :

 

2 dari 7 halaman

Jorge Jesus

Sepuluh trofi yang mengesankan dalam enam musim menjadikan Jesus orang yang mengubah nasib Benfica antara 2009 dan 2015. Catatan itu termasuk gelar liga berturut-turut untuk kali pertama dalam 31 tahun.

Karena kontraknya akan berakhir pada musim panas 2015, Benfica berharap dapat membujuknya untuk memperbarui. Hanya saja, Benfica memutuskan untuk menurunkan gajinya.

Bisa ditebak, Jesus memilih cabut. Dia lalu jatuh ke pelukan Sporting CP. Jesus bertahan di Sporting selama tiga musim, tetapi hanya memenangkan Piala Super Portugal 2015 dan Taca da Liga pada Januari 2018.

Lima bulan kemudian, Jesus, staf pelatih, dan para pemain diserang barisan penggemar di tempat latihan mereka. Latarnya tak lain perselisihan antara pemain dan presiden klub Bruno de Carvalho, finis di urutan ketiga liga dan tersingkir dari Liga Europa.

Setelah memenangkan Copa Libertadores dan liga Brasil bersama Flamengo pada 2019, Jesus pindah kembali ke Benfica pada Juli 2020. Meskipun menghabiskan banyak uang menurut standar Portugis, Benfica mengalami musim yang sulit. Mereka tersingkir dari Liga Champions di babak kualifikasi.

 

3 dari 7 halaman

Alex McLeish

Alex McLeish. Pelatih asal Skotlandia berusia 63 tahun yang sejak April 2019 berstatus tanpa klub ini tercatat pernah membesut Aston Villa mulai 17 Juni 2011 hingga 14 Mei 2012. Ia menggantikan posisi Gerard Houllier yang dipecat pada 1 Juni 2011. Bersama Aston Villa ia total memimpin tim dalam 42 laga di semua ajang dengan hasil 9 kali menang, 17 imbang dan 16 kali kalah. (AFP/Ben Stansall)

Ada banyak kontroversi seputar kepindahan McLeish ke Birmingham City dan dari Birmingham City ke Aston Villa. Birmingham City mengklaim dia masih terikat kontrak dengan mereka ketika mengumumkan diri sebagai manajer baru Aston Villa.

Uniknya, para penggemar klub barunya juga tidak terlalu senang dengan hal itu. Fans melakukan protes terhadap penunjukannya di luar lapangan. McLeish tidak pernah berhasil mendapatkan dukungan dari fans Villa dan pergi setahun kemudian.

 

4 dari 7 halaman

Danny Wilson

Wilson berstatus dua kali menjadi bos Barnsley, serta mengelola rival Steel City Sheffield Wednesday dan United. Dia ditunjuk sebagai pelatih Blades pada 2011 setelah mereka terdegradasi ke League One.

Nasib tak bagus tersebut terjadi lebih dari 10 tahun sejak dia melatih, tetapi itu tidak menghentikan protes pendukung. Kalimat 'Love Utd Hate Wilson' meerupakan satu spanduk yang dibentangkan para pendukung.

Timnya kalah di final play-off melalui adu penalti kontra Huddersfield. Dia meninggalkan klub sebelum akhir musim 2012/2013.

 

5 dari 7 halaman

Steve Bruce

Steve Bruce. Ia menjadi anak asuh Alex Ferguson di Manchester United mulai 1987 hingga 1996. Bek yang pensiun pada 1999 ini langsung menangani Sheffield United sebagai pelatih merangkap pemain. Saat ini menjadi pelatih Newcastle United sejak 17 Juli 2019 lalu. (Foto: AFP/Pool/Carl Recine)

Bruce menjadi pemimpin Newcastle, Sunderland, Birmingham, dan Aston Villa. Dia memenangkan dua kali promosi dengan Birmingham dalam enam tahun tugas.

Tapi, dia tidak bisa melakukan hal yang sama dengan Villa. Bruce lalu dipecat pada Oktober 2018, tak lama setelah penggemar yang tidak puas melemparkan kubis ke arahnya dari tribun.

Pada Juli 2019, Bruce bergabung dengan klub masa kecilnya, Newcastle, setelah dia meninggalkan Sunderland. Para penggemar yang biasa menyanyikan, kali ini menyerangnya dengan beragam nyanyian yang menyindir keras.

 

6 dari 7 halaman

Osvaldo Brandao

Di Brasil, tak ada yang punya kisah panjang mengelola klub rival seperti Osvaldo Brandao. Pelatih ini pernah menukangi musuh bebuyutan Corinthians dan Palmeiras dengan perbedaan besar antara tahun 1940-an dan 1980-an.

Dia memenangkan gelar negara bagian Sao Paulo bersama Palmeiras pada tahun 1947. Pencapaian itu terjadi sebelum melakukannya dengan Corinthians pada 1954.

Dia mengelola Palmeiras dalam dua masa gemilang di akhir 1950-an dan awal 1970-an, membangun tim yang dianggap sebagai yang terbesar dalam sejarah Brasil. Pada tahun 1977, Brandao kembali ke Corinthians, di mana ia mengakhiri paceklik trofi klub selama 23 tahun dengan kejuaraan negara bagian pada 1977.

Guna menambah kredensial lintas batasnya, Brandao juga memenangkan satu gelar negara bagian dengan klub ibu kota lainnya, Sao Paulo FC.

 

7 dari 7 halaman

Rafa Benitez

Mengingat sejarahnya bersama Liverpool (2004-2010), tak semua fans Everton senang melihatnya di Goodison Park (2021-2022). Beberapa orang membentangkan standuk bertuliskan berbau teror: 'Kami tahu di mana Anda tinggal'.

Kebetulan, para penggemar benar untuk waspada, bahkan jika beberapa menunjukkannya dengan cara yang salah. Setelah awal yang menjanjikan, kinerja Benitez berubah dari buruk menjadi lebih buruk.

Everton tampil tak menawan. Rafa menjadi benar-benar berantakan. Mereka harus berpaling ke Frank Lampard untuk menyelamatkan mereka dari degradasi.

Sumber : Planetfootbal

Berita Terkait