Bola.com, Jakarta - Ada fenomena menarik di tubuh Timnas Indonesia. Belakangan, Skuad Garuda lebih banyak memberi kepercayaan kepada pelatih asing.
Dalam satu dekade terakhir misalnya, hanya dua pelatih lokal yang sempat menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia. Dua sosok yang dimaksud adalah Rahmad Darmawan (2013) dan Bima Sakti (2018).
Terbaru ada sosok Shin Tae-yong yang menukangi Timnas Indonesia. Namun, pelatih asal Korea Selatan itu memiliki tugas yang menarik.
Ia tak hanya diberi tanggung jawab untuk melatih Timnas Indonesia senior saja. Namun, Shin juga sempat dipercaya bekerja sebagai pelatih Timnas Indonesia U-23 dan U-20.
Dalam nuansa sewindu Bola.com, kami mencoba memberikan ulasan mengenai rekam jejak delapan pelatih asing terkini Timnas Indonesia. Simak ulasannya di bawah ini.
Shin Tae-yong
Pelatih asing yang sampai saat ini masih menukangi Timnas Indonesia. Shin Tae-yong digaet oleh PSSI pada awal 2020.
Tugas Shin Tae-yong berat saat itu. Ia harus menukangi Timnas Indonesia senior, U-23, dan U-20. Tantangan terberat berasal dari U-20.
Sebab, Shin ditargetkan membawa Timnas Indonesia U-20 tampil apik di Piala Dunia U-20 2021, yang kemudian dibatalkan dan digeser menjadi Piala Dunia U-20 2023. Namun, kemudian kita semua tahu bagaimana nasib turnamen usia muda itu.
Shin kini tengah menjalani tahun terakhir kontraknya di Timnas Indonesia. Masih belum jelas apakah pelatih asal Korea Selatan itu akan mendapatkan perpanjangan kontrak dari PSSI.
Simon McMenemy
Simon McMenemy adalah pelatih berbakat. Riwayat melatihnya pun sebenarnya tak diragukan untuk level sepak bola Asia Tenggara.
Puncaknya terjadi pada 2017. Saat itu, Simon McMenemy berhasil membawa Bhayangkara FC menjadi juara Liga 1.
PSSI pun kepincut untuk memakai tenaga McMenemy. Namun, pelatih asal Skotlandia itu tak bisa banyak berprestasi. Timnas Indonesia gagal total di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Luis Milla
Luis Milla datang ke Indonesia dengan latar belakang menterang. Ia adalah eks pemain Barcelona, Real Madrid, dan Valencia.
Sebagai pelatih, prestasi Milla pun cukup apik. Pria asal Spanyol itu mampu membawa Timnas Spanyol U-21 menjadi juara Euro U-21 2011.
Tak jauh berbeda dengan Shin Tae-yong, Luis Milla diminta untuk menangani Timnas Indonesia senior dan U-22, di mana tim Garuda Muda dipersiapkan untuk SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Sayangnya, karier Milla di Indonesia hanya bertahan satu tahun beberapa bulan. Selepas Asian Games 2018, kontraknya tak diperpanjang oleh PSSI.
Alfred Riedl
Pelatih asal Austria ini memiliki keunikan. Ia sangat akrab dengan sepak bola Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Bagaimana tidak, Riedle dua kali menukangi Timnas Indonesia. Periode pertama terjadi pada 2010-2011. Kemudian periode kedua masa kepelatihannya terjadi pada 2016.
Prestasi Alfred Riedl cukup apik. Ia dua kali membawa Timnas Indonesia lolos ke final Piala AFF, yakni pada edisi 2010 dan 2016. Sayangnya, pada kedua final itu Garuda harus kalah.
Pieter Huistra
Nama Pieter Huistra tiba-tiba muncul pada 2015. Saat itu PSSI menunjuk sosok asal Belanda itu untuk menukangi Timnas Indonesia.
Eks pelatih Groningen itu dipercaya untuk memimpin skuad Garuda untuk menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Sayangnya, Huistra tak sempat merasakan debut bersama Timnas Indonesia. PSSI lebih dulu mendapatkan sanksi pembekuan dari FIFA dengan alasan intervensi dari pemerintah Indonesia terhadap federasi sepak bola.
Luis Manuel Blanco
Nasib tak kalah sial juga dialami oleh Luis Manuel Blanco. Pada 7 Februari 2013, Blanco diperkenalkan sebagai pelatih Timnas Indonesia senior dan U-23 dengan kontrak selama dua tahun.
Luis Manuel Blanco tak sendirian saat itu datang ke Indonesia. Ada dua asistennya yang ikut serta, yakni Jorge Gregorio (Asisten Pelatih) dan Marcos Conenna (pelatih fisik).
Sama seperti Huistra, Blanco tak sempat mendapatkan debut di Timnas Indonesia. Kedatangannya yang kontroversial mendapatkan penolakan dari pemain Timnas Indonesia.
Blanco pun didepak dari posisinya tak lama kemudian. Kini, ia diketahui melatih sebuah klub di Liga Gibraltar.
Jacksen Tiago
Jacksen Tiago juga pernah mendapatkan kesempatan menjadi pelatih Timnas Indonesia. Kesempatan itu datang pada 2013.
Saat itu, PSSI memang sedang dilanda kisruh setelah penunjukkan Luis Manuel Blanco sebagai pelatih kepala. Setelah adanya penolakan pemain, Blanco pun akhirnya didepak dari posisinya.
PSSI pun mengambil langkah menarik. Mereka meninta Jacksen Tiago yang saat itu menukangi Persipura Jayapura untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Jacksen membawa Timnas Indonesia berlaga di kualifikasi Piala Asia 2015. Sayangnya, Boaz Solossa dkk. saat itu gagal lolos ke putaran final.
Wim Risjbergen
Sebagai pemain, Wim Risjbergen adalah nama yang tak bisa diremehkan. Ia adalah bagian dari tim impian Belanda yang menjadi runner-up di Piala Dunia 1974 dan 1978.
Rupanya, Wim Risjbergen pernah mampir ke Indonesia. PSM Makassar adalah tujuan pertamanya saat itu. Ia menukangi Juku Eja dari 2010 hingga 2011.
Rupanya, PSSI kepincut meminang Wim Risjbergen. Eks asisten paltih Trinidad dan Tobago itu hanya satu tahun mendapatkan kesempatam menukangi Gardua yakni pada 2011 hingga 2012. Prestasinya pun tak bisa dibanggakan.