Bola.com, Jakarta - Ismed Sofyan dikenal sebagai bek kanan terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Namun, sebelum karier profesionalnya, pemain kelahiran Aceh itu merupakan seorang penyerang berbakat.
Ismed Sofyan menjadi striker sejak PPLP Medan, Persiraja Banda Aceh, hingga Timnas Indonesia U-19. Hal tersebut diungkap bek kanan legendaris Persija Jakarta itu dalam youtube Sportcast 77.
Pesepak bola berusia 43 tahun yang kini belum memiliki klub baru itu menjadi bek kanan ketiak merantau ke Jakarta.
"Ketika masih di tim junior, saya bermain sebagai striker. Pada 1997, saya sempat merantau ke Ragunan. Pelatih mencoba saya di bek kanan, karena di tim itu sudah ada lima striker, dan bek kanan kosong. Namun, ketika kembali ke PPLP Medan sampai klub profesional pertama, jadi striker lagi," kenang Ismed Sofyan.
Pada 1999, Ismed Sofyan terpanggil mengikuti seleksi Timnas Indonesia. Posisinya kembali dijajal sebagai bek kanan. Ketika kembali ke Persiraja, ia kembali jadi striker. Perubahan posisi ini jelas tidak umum karena tugas pemain di kedua posisi itu cukup jauh pada saat itu.
Tetap Dijalani
Namun, Ismed Sofyan bisa menjalaninya. Ketika bergabung bersama Persijatim, posisinya dipatenkan sebagai bek kanan. Ismed Sofyan pun bermain terus selama 21 tahun sebagai bek kanan di Persija Jakarta.
"Awalnya agak kaku bermain di fullback, karena kebiasaan bermain sebagai penyerang. Namun, akhirnya terbiasa karena diteriaki harus kembali ke posisi bertahan. Akhirnya malah nyaman," ujar Ismed Sofyan.
Dibantu Aji Santoso dan Anang Ma'ruf
Untungnya, saat transisi menjadi bek sayap, Ismed Sofyan mendapatkan mentor dengan nama besar, seperti Aji Santoso dan Anang Ma'ruf. Ia semapt berada satu kamar dengan Aji dan Anang saat seleksi Timnas Indonesia pada 1999.
"Ketika itu dipanggil seleksi untuk Pra Piala Asia. Kebetulan satu kamar dengan yang sama posisinya, seperti Aji Santoso dan Anang Ma'ruf," ujar Ismed Sofyan.
"Saya paling muda, Aji Santoso paling senior. Mereka banyak memberi masukan positif bermain sebagai fullback," kenangnya.
Pandai Membaca Pergerakan Striker
Mengingat awal bermain sebagai penyerang, Ismed Sofyan merasa punya keuntungan tersendiri ketika menjadi bek sayap. Ia bisa membaca pergerakan striker.
"Rasanya jadi lebih paham kalau bertemu striker atau winger cepat, harus antisipasi arah bola dan lari mereka ke mana," jelas Ismed.
Dulunya Ismed merupakan penyerang dengan karakter yang memiliki kecepatan. Selain itu, akurasi tendangannya juga diasah betul sejak masih di Aceh.
"Dulu tipikal saya bermain jadi penyerang nomor 9," lanjutnya.
Ternyata, bermain sebagai bek kanan justru membuat Ismed lebih sukses. Dia bisa jadi bek sayap modern. Cepat, punya akurasi umpan bagus, kuat saat bertahan, dan rajin membantu serangan.
“Pemain sepak bola sekarang dituntut harus cerdas. Posisi fullback itu harus pintar, punya timing tepat kapan harus membantu serangan dan kapan tetap di posisinya. Tidak hanya bagus saat bertahan, tapi dituntut menyerang juga,” sambungnya.