Bola.com, Jakarta - Puluhan tahun sudah nama Ismed Sofyan menghiasi sepakbola Tanah Air. Baik bersama Timnas Indonesia maupun klub di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Persija Jakarta jadi klub yang paling melekat dengannya. Maklum, 21 tahun dia bermain untuk tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut.
Dalam kanal Youtube Sportcast 77, pemain 43 tahun yang kini belum memiliki klub itu membuka banyak kenangan. Yakni dari yang terburuk sampai yang mengesankan.
Momen paling menyesakkan, ternyata dirasakan Ismed Sofyan ketika membela Timnas Indonesia di Piala Asia 2007. Waktu itu dia masuk sebagai pengganti saat menghadapi Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ismed Sofyan dan Piala Asia 2007
Sayang, di pengujung pertandingan Ismed Sofyan melakukan pelanggaran di daerahnya dan berujung gol. Sehingga Indonesia kalah 1-2. Padahal jika hasilnya imbang, Merah Putih bisa lolos dari fase grup.
"Tahun itu kebetulan saya jadi pengganti. Lalu bikin pelanggaran yang menjadi gol. Saya menerima jika sebagian orang menyalahkan saya," ujar Ismed.
"Di sepak bola, pasti ada sebuah kesalahan. Seperti final Liga Champions Eropa, kiper Liverpool pernah bikin kesalahan dua kali."
"Sepak bola itu misteri. Tidak ada yang tahu. Waktu itu mungkin saya yang apes. Sebenarnya, pelanggaran masih jauh dari kotak penalti,” kenangnya.
Meski berupaya menghibur diri, usai pertandingan Ismed tetap tidak enak hati.
"Jujur usai pertandingan sangat kecewa dan malu. Seperti tidak mood, malas pulang ke rumah. Seperti orang linglung tidak tahu mau bikin apa. Secara pribadi ada penyesalan dan itu jadi introspeksi diri,” lanjutnya.
Banyak Gelar di Persija
Sedangkan bicara momen manis, dia dapatkan bersama Persija Jakarta. Tepatnya di tahun 2018. Karena ada tiga gelar yang berhasil diraih untuk Macan Kemayoran.
Kebetulan Ismed Sofyan berstatus kapten tim Persija waktu itu. Yakni juara Boost Sportsfix Super Cup, Piala Presiden dan Liga 1.
"Tahun 2018 momen yang spesial. Satu tahun mendapatkan 3 gelar. Pramusim di Malaysia, Piala Presiden dan Liga 1,” jelasnya.
Belum Pensiun
Padahal waktu itu Ismed sudah tidak muda lagi. Regenerasi sudah disiapkan Persija. Bahkan manajemen Persija mengontraknya hanya sebagai pelapis.
Tapi ternyata Ismed tetap jadi pilihan utama. Sehingga dia meminta revisi kontrak yang sudah diberikan oleh manajemen. Tentunya ada kenaikan kontrak karena dia kembali jadi pilihan utama.
"Persija bagi saya sudah jadi rumah kedua. Pastinya nyaman. Tim ini selalu target juara. Itu yang membuat saya bertahan lama. Kenapa saya harus ke tim lain kalau di Persija apa yang saja cari ada," ujar Ismed.
"Namun 2022, ada sebuah kesalahan komunikasi. Sehingga saya berpisah. Namun saya belum pensiun. Saya ingin pensiun sebagai pemain, bukan karena cedera. Masih melihat ke depan nanti masih ada klub yang berminat seperti apa,” pungkasnya.
Sumber: Youtube Sportcast 77