Bola.com, Jakarta - Di dunia ini, tak banyak pemain spesial seperti Franco Baresi. Selama kariernya, legenda yang kini berusia 62 tahun itu hanya setia kepada satu klub ; AC Milan.
Baresi sudah bertempur bersama AC Milan sejak usia dini, tepatnya saat memperkuat tim Primavera (1972–1977). Bakatnya yang luar biasa membawanya ke tim senior dan bertahan di sana sangat lama, 1977–1997.
Setelah pensiun, Baresi kembali menunjukkan loyalitasnya menjadi pelatih Primavera (2002–2006) dan Barretti (2006–2008). Hingga detik ini, hati Baresi enggan jauh dari I Rossoneri.
Sweeper yang dulu sangat ditakuti lawan itu masih terus mengikuti perkembangan AC Milan. Tak jarang dia juga memberikan saran serta kritik.
"Seorang bek tidak boleh tertarik oleh bola, tetapi perhatikan lawannya dan tetap dekat dengannya,” kata Baresi belum lama ini, mengkritik lini belakang AC Milan yang rapuh. Tentunya, Baresi bukanlah satu-satunya jebolan terbaik Primavera. Selain dia, masih ada sederet nama besar lainnya yang juga bertabur prestasi.
Demetrio Albertini
Albertini mengukir karier yang sangat sukses di Italia dan Spanyol. Ia memetik lima mahkota Serie A dan dua trofi di kawasan Eropa. Legenda yang kini berusia 51 tahun itu juga berjasa membantu Barcelona memenangkan gelar pertama La Liga setelah sempat absen dalam enam tahun.
Pada masa jayanya, Albertini merupakan gelandang cemerlang yang sulit dicari tandingannya. Bakatnya sudah terendus sejak menimba ilmu sepak bola modern di Primavera, dari 1988 sampai 2002 memperkuat tim senior Milan.
Albertini mengembara ke sejumlah klub seperti Atletico Madrid, Lazio, Atalanta, dan terakhir Barcelona.
Alessandro Costacurta
Jebolan terbaik lainnya yang juga wajib dikenang adalah Costacurta. Fans AC Milan sangat memuja legenda berusia 57 tahun ini. Tahu kenapa? Karena selama berkostum Milan (1986–2007, Costacurta tak pernah mundur selangkah pun setiap kali dipercaya menjaga lini belakang.
Bayangkan, bersama Paolo Maldini, Franco Baresi dan Mauro Tassotti, Costacurta terlibat dalam 3.000 duel. Tak salah kalau dia jadi satu di antara ikon sepanjang masa AC Milan.
Paolo Maldini
Si ganteng ini tak ubahnya pembunuh berdarah dingin dalam film-film lawas mafia Italia. Seperti Franco Baresi, Maldini juga Milan 'forever'.
Meski digoda banyak klub dengan iming-iming menggiurkan, Maldini bergeming. Baginya, tak ada klub lain selain AC Milan.
Dari bocah hingga pensiun pada 2009, Maldini tetap dalam pelukan AC Milan. Wajar, jika fans, lintas generasi, mematri nama Maldini di lubuk hati.
Maldini hadir dalam 902 duel bersama AC Milan, di kompetisi domestik maupun zona Eropa. Trofi? Jangan ditanya. Semuanya tersimpan rapi di lemari AC Milan.
Sumber : Sportskeeda
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda