Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia memang tak pernah kehabisan stok gelandang berkualitas dari masa ke masa. Dari setiap generasi, selalu muncul satu pemain yang akhirnya menjelma sosok legenda.
Nama-nama pemain gelandang legendaris ini memang memiliki kualitas yang mumpuni untuk menjadi motor di lini tengah Timnas Indonesia. Peran sentral inilah yang membawa mereka jadi langganan skuad Garuda.
Jika menilik jauh ke belakang pada era 1960-an, sosok legendaris seperti Iswadi Idris memang tak kalah mentereng dengan sosok Soetjipto Soentoro, penyerang yang juga menjadi andalan di masa yang sama.
Setelah itu, ada pula nama sosok gelandang seperti Ronny Pattinasarany yang mencuat karena mampu mengantarkan Timnas Indonesia menjadi tim yang disegani di kancah Asia.
Generasi berikutnya pun ikut melahirkan sosok gelandang berkualitas yang muncul jadi tulang punggung Timnas Indonesia. Berikut Bola.com menyajikan nama-namanya.
Iswadi Idris
Salah satu nama pemain yang memiliki rekam jejak mentereng bersama Timnas Indonesia pada periode 1960 hingga 1970-an ialah Iswadi Idris. Gelandang asal Banda Aceh ini identik dengan julukan “Boncel” karena tubuhnya yang relatif pendek.
Meskipun demikian, Iswadi Idris dikenal karena kecepatan dan akselerasinya. Hal itu tak terlepas dari kecintaannya dari olahraga lari sebelum memilih terjun di dunia sepak bola.
Saat masih aktif berkiprah bersama skuad Merah Putih, ia juga bermain dengan nama-nama tenar seperti Soetjipto Soentoro, Abdul Kadir, hingga Jacob Sihasale.
Keempat pemain ini sempat dijuluki sebagai “Kuartet Tercepat di Asia” karena kelincahan dan kecepatan mereka ketika menggebrak lini pertahanan lawan.
Junaidi Abdilah
Nama gelandang legendaris Timnas Indonesia pertama dalam daftar ini ialah Junaidi Abdilah. Pesepak bola jebolan Diklat Salatiga ini namanya melejit di tim nasional berkat kiprahnya di ajang Kejuaraan Junior Asia 1967.
Penampilan impresifnya bersama skuad PSSI B itulah yang membawanya tampil bersama tim PSSI A, atau saat ini Timnas Indonesia, pada medio 1970-an.
Pemain asal Nusa Tenggara Barat yang mengawali karier bersama Persebaya ini cukup terkenal karena memiliki visi bermain yang apik. Hal ini juga ditunjang dengan kemampuannya melepaskan umpan-umpan panjang yang mumpuni.
Selama aktif memperkuat tim Merah Putih, Junaidi Abdilah kerap bermain bersama nama-nama besar seperti Sartono Anwar, Suaib Rizal, Oyong Liza, hingga Abdul Kadir.
Ronny Pattinasarany
Ronny Pattinasarany menjadi salah satu gelandang yang namanya paling mencuat bersama Timnas Indonesia pada era 1970 hingga 1980. Ini adalah era di mana skuad Garuda menjadi salah satu raksasa di Asia.
Selama aktif memperkuat Timnas Indonesia, Ronny Pattinasarany memang berhasil mempersembahkan sederet prestasi di level internasional.
Beberapa di antaranya ialah merebut dua medali perak pada ajang SEA Games secara beruntun, yakni pada edisi 1979 dan 1981.
Gelandang berdarah Ambon ini bahkan berhasil mencatatkan namanya sebagai Pemain All Star Asia pada 1982, setelah sebelumnya sukses dua kali menjadi Pemain Terbaik Galatama pada edisi 1979 dan 1980.
Rully Nere
Dari Tanah Papua, Timnas Indonesia pernah memiliki sosok gelandang tengah berkualitas bernama Rully Nere. Namanya memang sangat legendaris bagi klub Persipura Jayapura.
Rully Nere memang aktif memperkuat lini tengah Timnas Indonesia selama periode 1970 hingga 1980-an. Selama rentang waktu itu, total sudah ada 38 penampilan yang dibukukan lelaki kelahiran 13 Mei 1957 ini.
Sosok legendaris dengan nama lengkap Rully Rudolf Nere ini kemudian melanjutkan kariernya di dunia racik strategi. Dia sempat ditugaskan PSSI untuk mengasuh Timnas Putri Indonesia.
Fakhri Husaini
Sebelum namanya bersinar belakangan ini sebagai pelatih Timnas Indonesia U-16 dan U-18, Fakhri Husaini memang sudah punya rekam jejak yang luar biasa sebagai penggawa tim nasional.
Gelandang serang ini punya cerita istimewa sebagai pemain PKT Bontang, klub yang diperkuatnya selama 10 tahun hingga akhirnya memutuskan gantung sepatu pada medio 2001.
Saat masih aktif bermain, Fakhri Husaini dikenal sebagai sosok jenderal lapangan tengah. Sebab, ia merupakan playmaker terbaik yang dimiliki Indonesia di era 1990-an.
Selama memperkuat Timnas Indonesia pada periode 1986 hingga 1997, lelaki asal Lhokseumawe, Aceh, ini sudah menyumbangkan 13 gol dari total 42 penampilannya di level internasional.
Firman Utina
Setelah melewati dua jenjang kelompok usia, yakni U-19 dan U-23, Firman Utina akhirnya mendapatkan panggilan pertamanya dari Timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk SEA Games 2001.
Sejak saat itu, gelandang yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, ini menjelma sosok penting di lini tengah skuad Merah Putih. Dia selalu menjadi langganan, hingga mendapat kepercayaan untuk melingkarkan ban kapten di lengannya.
Selain memiliki daya jelajah yang luar biasa, visi bermain serta akurasi umpan yang dimiliki Firman Utina memang terhitung istimewa.
Pemain Terbaik Piala AFF 2010 ini memang punya peran penting mengantarkan skuad Merah Putih merebut predikat runner-up kejuaraan yang sama pada edisi 2004 dan 2010.
Ponaryo Astaman
Gelandang lainnya yang termasuk satu angkatan bersama Firman Utina di Timnas Indonesia ialah Ponaryo Astaman. Pemain asal Balikpapan ini juga menjadi langganan skuad Garuda.
Kariernya dimulai bersama PKT Bontang pada 2000.
Sejak saat itu, dia sempat merasakan berkarier bersama sejumlah klub elite seperti PSM Makassar (2003-2006), Arema Malang (2007-2008), Persija Jakarta (2008-2009 dan 2014-2015), hingga Sriwijaya FC (2009-2013).
Ponaryo juga sempat mendapat kepercayaan untuk menjadi kapten Timnas Indonesia pada gelaran Piala Asia 2007 yang ketika itu berlangsung di empat negara Asia Tenggara.
Sayangnya, gelandang yang sudah menyumbang total dua gol dari 61 penampilannya bersama skuad Merah Putih ini gagal membawa timnya lolos ke fase gugur.
Evan Dimas
Evan Dimas Darmono memang terhitung sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah mengisi lini tengah Timnas Indonesia. Dia juga satu-satunya nama dalam daftar ini yang masih aktif bermain.
Meskipun sudah absen mendapat panggilan Timnas Indonesia selama beberapa kejuaraan terakhir, catatan penampilan Evan Dimas bersama skuad Garuda memang terhitung impresif.
Sejak mencatat debut pada medio 28 November 2014 ketika masih berusia 19 tahun, pemain asal Surabaya ini sudah mencatatkan total 43 penampilan untuk tim Merah Putih.
Dari seluruh penampilannya itu, Evan sudah mencetak delapan gol dan tiga assist. Dia bahkan sudah merasakan tiga edisi Piala AFF yang berbeda, yakni pada 2016, 2018, dan 2020.
Baca Juga
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025