Bola.com, Jakarta - Manajemen AS Roma memberikan sinyal kalau mereka akan segera memperpanjang kontrak Jose Mourinho sebagai pelatih. Apa buktinya? Menurut Sportsmole, Mourinho masih betah bersama I Lupi dan siap menambah masa bakti.
Oleh karena itulah, Mourinho dengan tegas menyatakan kalau dia tak bersedia kembali ke Stamford Bridge guna menukangi Chelsea. Sportsmole merilis, Mourinho baru-baru ini dihubungai petinggi Chelsea.
Misinya jelas, membujuk The Spesial One menukangi Si London Biru. Akan tetapi, Mourinho menolaknya mentah-mentah.
Mourinho terikat kontrak dengan AS Roma hingga 30 Juni 2024. Pelatih bertangan dingin asal Portugal itu dipercaya membesut Serigala Ibu Kota sejak 2021.
Sumbangsih Mourinho
Meski belum memenangkan Serie A, Mourinho dianggap sukses. Musim lalu, dia mempersembahkan gelar Liga Konferensi Eropa, yang membuat Romanisti gembira.
Mourinho juga berpeluang menyegel satu tempat di zona Eropa musim depan. AS Roma, yang mengantongi 58 poin, saat ini bercokol di posisi ketujuh klasemen sementara Liga Italia Serie A 2022/2023.
Jika Mourinho bisa dibilang rekrutan terbaik, AS Roma pernah melakukan rekrutan terburuk dalam sejarahnya. Rekrutan itu tak hanya sebatas pelatih, tapi juga pemain. Mau tahu siapa saja?
Luis Enrique
AS Roma menunjuk Luis Enrique menjadi pelatih pada muism panas 2011. Harapannya jelas, eks Barcalena dan Real Madrid ini segera merevolusi I Lupi.
Namun, Enrique hanya mampu bertahan satu tahun. Kekalahan demi kekalahan tak mampu menyelamatkan nasib Enrique. Hasil negatif pertandingan kompetitif pertamanya diikuti dengan hasil imbang yang mengecewakan, lalu pertandingan keduanya membuat timnya tersingkir dari liga Europa.
Di Serie A, AS Roma juga memble. Dalam laga pembuka melawan Cagliari misalnya, Roma keok dan itu merupakan kekalahan ketiga dalam 18 tahun.
Pada 2012, Enrique memutuskan hengkang meninggalkan Roma. Padahal, kontraknya masih tersisi dua tahun lagi.
Cesar Gomez
Pada 1997, AS Roma memburu seorang bek. Lini belakang dianggap keropos dan Roma butuh sosok defender garang. Singkat cerita, Roma mengangkut Cesar Gomez dari klub Spanyol, Tenerife.
Dari penampilan, Gomez menjanjikan. Jangkung, posturnya nyaris 2 meter. Sangat ideal menjadi tukang jagal.
Akan tetapi, Gomez melempem. Jebolan Akademi Real Madrid itu hanya mendapat tiga kesempatan tampil bersama tim utama. Selebihnya, pria kelahiran 23 October 1967 lebih banyak bengong di bangku cadangan.
Lucunya, ketika AS Roma meninjau ulang kontrak sang pecundang, Gomez tak terima dan ngotot tetap bertahan. Hingga 2001, Gomez gabut. Meski begitu, gaji bulanan tetap cair.
Gustavo Bartelt dan Fabio Junior
Pada musim panas 1998 Roma sangat membutuhkan seorang striker. Pencetak gol terbanyak musim sebelumnya, Abel Balbo, memilih bergabung dengan Parma.
Sebenarnya, AS Roma masih punya dua tombak, yakni Marco Delvecchio dan Francesco Totti. Namun Roma butuh darah segar.
Rapatpun memutuskan, AS Roma akan memboyong dua tombak sekaligus, Gustavo Bartelt dan Fabio Junior. Nama terakhir merupakan pemain muda asal Brasil yang memperkuat Cruzeiro. Sedangkan Bartelt direkrut dari klub Argentina, Lanus.
Sial bagi AS Roma, kedatangan kedua pemain tersebut tak membawa arti signifikan. Junior hanya bertahan setahun. Sementara itu, Bartelt, lebih banyak dipinjamkan ke klub-klub lain.
Jorge Luís Andrade
Jorge Luís Andrade tiba di AS Roma pada tahun 1988. Dia diboyong dari klub Brasil, Flamengo. Posisinya strategis, yakni bertugas sebagai jenderal lapangan tengah.
Kehebatannya di Flamengo diharapkan menular ke klub baru. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, fans Roma harus mengelus dada.
Andrade gagal total. Serie A ternyata bukan palagan yang ramah baginya. Andrade hanya tampil dalam sembilan laga dan setahun kemudian Roma menendangnya kembali ke Brasil.
Adriano
Sepanjang awal tahun sembilan puluhan, sebagian besar penggemar sepak bola mengenal Adriano. Namanya menjulang tinggi seiring permainannya yang cihui bersama klub-klub yang pernah memakai jasanya.
AS Roma pun kepincut. Striker gempal itu lalu diboyong ke Roma pada 2010. Adriano bukan wajah baru di blantika sepak bola Negeri Spaghetti. Pada 2001-2002, dia pernah memperkuat Inter Milan, Fiorentina, dan Parma (2002-2004).
Kontroversi mewarnai karier Adriano di Roma. Rangkaian cedera, pelanggaran disiplin, termasuk tidak hadir latihan sesuai jadwal. Padahal, kala itu ia menghabiskan berminggu-minggu di Brasil untuk memulihkan diri dari patah lengan.
Adriano amburadul. Pada 2011, AS Roma mendepak Adriano. Langkah itu lebih cepat dua tahun dari tiga tahun sesuai isi kontrak di awal. Sang pemain kehilangan 5 juta euro per tahun.
Sumber : Bleacherreport
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda