Kisah Keluarga Muslim Suku Cham Kamboja, Jadi Suporter Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 07 Mei 2023, 16:30 WIB
Keluarga asli Kamboja, Ahmath bin Osman menjadi pendukung Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023. (Bola.com/Gregah Nurikhsani)

Bola.com, Phnom Penh - Menjelang laga Timnas Indonesia U-22 vs Timor Leste pada lanjutan SEA Games 2023, Minggu (7/5/2023), kami bertemu dengan suporter Garuda asli Kamboja.

Ahmath bin Osman namanya, bersama istri dan seluruh keluarga besar sengaja menyaksikan laga Timnas Indonesia U-22 karena satu hal: satu rasa.

Advertisement

“Karena kami cinta Indonesia,” kata Ahmath. “Kami semua Muslim dari suku Cham.”

“Jadi kami support Timnas Indonesia U-22 atas solidaritas sesama Muslim. Kami belum pernah ke Indonesia tetapi kita saudara," katanya.

 

2 dari 5 halaman

Belum Dapat Tiket

Suasana di Olympic Stadium menjelang pertandingan Timnas Indonesia U-22 versus Timor Leste di SEA Games 2023. (Bola.com/Gregah Nurikhsani)

Ahmath bin Osman dan keluarganya menunggu tiket di gerbang utama Olympic Stadium. Ia mendapat informasi bahwa ada pembagian tiket.

Kami memberitahu mereka bahwa distribusi tiket pada laga Timnas Indonesia U-22 hanya berkisar 150 tiket saja.

Padahal saat laga lawan Myanmar, Permika (Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Kamboja) mendapatkan jatah 1000 tiket dari KBRI di Kamboja.

 

3 dari 5 halaman

Datang dari Semarang

Selain itu, kami jugaa bertemu dengan WNI yang jauh-jauh terbang dari Semarang untuk menyaksikan Timnas Indonesia U-22.

"Saya bareng istri datang dari Semarang. Lawan Myanmar kita sudah datang, ini hari terakhir kami di sini," kata Bimo Triwicaksono.

"Mudah-mudahan bisa menang lagi dan lolos ke semifinal," ujar suami dari Angela Desi ini.

4 dari 5 halaman

Sekilas Tentang Komunitas Muslim Kamboja

Komunitas muslim Kamboja yang bertemu Bola.com di Phnom Penh saat meliput SEA Games 2023. (Bola.com/Abdul Aziz)

Komunitas Muslim di Kamboja, umumnya dikenal sebagai "Cham", berasal dari pengungsi dari Kerajaan kuno Champa yang melarikan diri dari Vietnam tengah 500 tahun yang lalu.

Komunitas telah menghadapi dua periode utama penganiayaan yang dramatis. Yang pertama dimulai dengan akhir kerajaan Champa pada abad ke-16, ketika Cham, yang sebagian besar adalah Sunni, dianiaya dan dibunuh, sehingga harus bermigrasi ke Kamboja.

Pada masa modern, umat Islam di Kamboja mendapat pengaruh besar dari Melayu. Banyak orang Kamboja yang beragama Islam belajar Al Quran ke Kelantan, Malaysia.

Islam menjadi agama minoritas yang paling banyak pengikutnya di Kamboja, yakni sebenar 2 persen. Itu masuk akal karena populasi grup etnik Cham juga mencapai 2,4 persen.

 

5 dari 5 halaman

Berita Terkait