Kritikan Pedas dan Curhatan Frutrasi 6 Legenda soal Hancurnya Prestasi Chelsea Musim Ini

oleh Suharno diperbarui 08 Mei 2023, 13:30 WIB
Ekspresi pemain Chelsea, Pierre-Emerick Aubameyang (kanan) dan Enzo Fernandez setelah timnya dipermalukan Tottenham Hotspur 0-2 di pekan ke-25 Premier League yang berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium, Minggu (26/2/2023) malam WIB. (AFP/Justin Tallis)

Bola.com, London - Kedatangan Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea tidak mendorong dobrakan signifikan. Alih-alih, The Blues malah terseok-seok. 

Saat ini, Chelsea masih terlempar dari posisi 10 besar klasemen Liga Inggris 2022/2023, tepatnya di peringkat ke-11. 

Advertisement

Meskipun sudah melakukan investasi besar-besaran, Boehly belum meraup hasil sepadan. Chelsea masih compang-camping. Bahkan, musim ini The Blues sudah mencicipi tiga pelatih bebeda. 

Tidak hanya suporter yang merasa kecewa melihat penampilan Chelsea yang hancur lebur musim ini, sejumlah mantan pemain mereka juga turut berkomentar. Padahal saat ini, skuad Chelsea merupakan yang termewah di Inggris bahkan dunia.

Memiliki skuad mewah ternyata tidak berbanding lurus dengan prestasi Chelsea musim ini yang justru terpuruk di Premier League. 

Berikut komentar enam mantan pemain Chelsea terkait buruknya performa klub di Premier League musim ini. Langsung saja simak satu persatu.

 

2 dari 7 halaman

1. Didier Drogba

Didier Drogba dianggap sebagai salah satu pemain Afrika terbaik di Liga Inggris. Ia didatangkan oleh Chelsea pada 2004 dari Marseille dan berkontribusi dalam menyabet gelar Liga Inggris meski banyak absen karena cedera perut. Pada musim berikutnya, ia berhasil menjadi pencetak assist terbanyak, yaitu 11 assist sekaligus mengantarkan The Blues mempertahankan gelar liga mereka. Drogba tercatat berhasil memperoleh penghargaan Sepatu Emas pada musim 2006/2007 usai menorehkan 20 gol di liga. (AFP/Ian Kington)

"Saya mengenal klub ini dengan kelas tertentu selama era Abramovich. Tetapi hari ini saya merasa klub ini kurang," kata Drogba kepada Canal+.

"Sangat sulit bagi saya untuk melihat bagaimana mereka menyingkirkan orang-orang tertentu. Mereka harus kembali ke prinsip dan nilai yang mereka miliki. Saya tidak lagi mengenali klub saya," lanjutnya.

 

3 dari 7 halaman

2. Frank Leboeuf

Frank Leboeuf. Eks bek tengah Prancis yang kini berusia 55 tahun dan telah pensiun pada Juli 2007 bersmaa Hollywood United ini tercatat sempat membela Chelsea selama 5 musim mulai 1996/1997 hingga 2000/2001. Ia total mencetak 10 gol bagi The Blues dari titik penalti di Liga Inggris dari 11 kesempatan. Satu-satunya eksekusi penalti yang gagal berbuah gol dialaminya ke gawang John Filan (Blackburn Rovers) pada musim 1998/1999. (AFP/Odd Andersen)

"Kita berbicara tentang Pochettino, dia mungkin orang yang tepat, tetapi sampai saya mendengarnya mengatakan apa yang akan dia lakukan dengan jumlah pemain, siapa yang akan bertahan dan pergi, taktiknya, siapa pemimpinnya, saya tidak percaya pelatih mana pun bisa menyelesaikan masalah," kata Leboeuf kepada ESPN.

"Kepemimpinan yang dulu kami miliki dengan nama-nama seperti Dennis Wise, Frank Lampard, John Terry, Didier Drogba, Marcel Desailly, sudah tidak ada lagi. Itulah masalah utamanya," imbuhnya.

 

4 dari 7 halaman

3. Petr Cech

Petr Cech diboyong Jose Mourinho ke Stamford Brigde pada musim panas 2004 dan langsung memberikan dampak yang besar bagi Chelsea. Kerja sama Cech dan Mourinho berhasil mempersembahkan tiga Premier League, satu Piala FA, dua Piala Liga dan satu Community Shield. (AFP/Glyn Kirk)

"Sedih melihat klub berada di posisi klasemen seperti sekarang ini. Ada banyak pemain berpengalaman yang mengalami saat-saat sulit dalam karier mereka seperti itu," ungkap Cech.

"Saya berharap Frank Lampard bisa bersama para pemain. Mereka dapat menemukan solusi untuk pertandingan berikutnya dan terkadang Anda hanya membutuhkan satu kemenangan, satu hasil positif untuk membalikkan keadaan," harapnya.

 

5 dari 7 halaman

4. Joe Cole

Joe Cole (kanan) saat berkostum Chelsea, pad alaga kontra Wolverhampton, di Stadion Stamford Bridge, London (21/11/2009). Joe Cole kembali ke Chelsea guna mengikuti sesi latihan demi menjaga kebugaran. (EPA/Felipe Trueba)

"Pemilik baru datang dan masuk. Mereka telah melakukan apa yang dilakukan semua pemilik yang baik,  sudah menghabiskan uang. Anda harus memuji mereka untuk itu, mereka orang baik, mereka ingin melakukan apa yang benar untuk klub," kata Cole kepada BT Sport.

"Tapi mereka mungkin harus melihat diri mereka sendiri dan berkata, 'Benar, siapa yang menasihati kami tentang para pemain ini? Mengapa kita mendapatkan sembilan pemain sayap nomor 10 padahal kita bisa mendapatkan pemain sayap nomor sembilan?’. Kami tidak tahu seluk beluknya, tapi masalahnya terletak pada perekrutan pemain selama 12 bulan terakhir," sambungnya.

 

6 dari 7 halaman

5. Ruud Gullit

Ruud Gullit dipercaya menjadi pelatih Chelsea pada usia 33 tahun 352 hari. (AFP/Justin Bond)

"Anda tidak bisa membeli tim dan langsung menang," kata Gullit kepada beINSPORT.

"Itu bagian tersulit, terutama di Liga Inggris.  Boehly akan belajar dan Anda harus bersabar," lanjut Gullit.

 

7 dari 7 halaman

6. Thiago Silva

Thiago Silva menilai pemilik Chelsea pantas disalahkan karena melakukan kebijakan yang terburu-buru terkait tranasfer pemain. The Blues gagal total di Liga Champions karena kalah agregat 0-4 dari Real Madrid.

"Saya pikir langkah pertama telah dibuat, langkah yang salah, tetapi itu sudah dilakukan," kata Silva kepada TNT Sports Brazil.

"Kami tidak bisa menyalahkan para manajer jika kami tidak bertanggung jawab. Ini adalah periode yang sulit bagi klub, dengan banyak keragu-raguan," imbuhnya.

"Perubahan kepemilikan, kedatangan pemain baru-kami harus menambah ukuran ruang ganti karena tidak sesuai dengan ukuran skuad. Beberapa tidak bisa masuk skuad, kami merekrut delapan pemain pada Januari, kami harus berhenti dan menerapkan strategi, jika tidak musim depan kami bisa membuat kesalahan yang sama," sindir Silva.

Sumber: Planet Football

Berita Terkait