PSSI Tidak Temukan Pembukuan pada 2017-2019 ketika Lakukan Audit Keuangan, Terpaksa Pakai Jasa IT untuk Bongkar Email

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 10 Mei 2023, 14:48 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers perihal pembentukan Satgas PSSi yang berlangsung di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (28/04/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengabarkan perkembangan terbaru dari audit keuangan PSSI yang dilakukan oleh Ernst & Young.

Ernst & Young adalah kantor akuntan publik berjulukan 'The Big Four' bersama Deloitte, KPMG, and PricewaterhouseCoopers (PwC).

Advertisement

PSSI telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ernst & Young pada April 2023 untuk memeriksa laporan keuangan PSSI dalam beberapa tahun terakhir.

"Proses awal audit masih terus berjalan berdasarkan MoU penjajakan antara PSSI dengan Ernst & Young," ujar Arya.

2 dari 6 halaman

3 Periode

Logo PSSI. (Bola.com/Dody Iryawan)

Arya mengungkapkan bahwa audit keuangan PSSI diberlakukan untuk tiga periode. Pertama, era Edy Rahmayadi, Joko Driyono, dan Iwan Budianto pada 2017-2019, rezim Mochamad Iriawan pada 2019-2023, serta kepengurusan Erick Thohir yang baru berjalan sejak Februari tahun ini.

"Informasi awal yang bisa saya berikan, dari internal review PSSI, ada tiga periode yang akan diaudit. Periode 2017-2019, 2019-2023, dan kepengurusan Pak Erick Thohir yang baru tiga bulan," ungkap Arya.

Arya menjelaskan bahwa pihaknya menemukan kejanggalan karena tidak menemukan pembukuan pada keuangan PSSI periode 2017-2019.

3 dari 6 halaman

Sewa Teknisi IT

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga memberikan keterangan saat acara Refleksi 93 Tahun PSSI di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Senin (17/04/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

PSSI disebutnya sampai harus menyewa teknisi Teknologi informasi (IT) demi mendapatkan berkas elektronik dari bagian keuangan PSSI pada masa itu.

"Dari internal review kami, pada periode 2017-2019, pembukuannya tidak tercatat sama sekali. Sehingga, PSSI harus menggunakan jasa IT," imbuh Arya.

"Gunanya, untuk mendapatkan data-data dari email bagian keuangan pada periode tersebut. Ada beberapa data fisik, namun tidak jelas. Misalnya, pengeluaran cek, namun tidak ada perinciannya," papar Arya.

 

 

4 dari 6 halaman

Domain Sekjen

Plt Ketum PSSI, Joko Driyono, dan Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, memberikan keterangan pers terkait event-event PSSI sepanjang 2018. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Secara organisasi, domain laporan keuangan PSSI berada di  kesekjenan. Pada periode 2017-2019 sosok yang memegang mandat sebagai sekjen adalah Ade Wellington (awal kepengurusan Edy Rahmayadi) dan selanjutnya Ratu Tisha.

Ratu Tisha menjadi sekjen di sebagian besar masa kepengurusan Edy Rahmayadi, termasuk juga pada periode transisi kepemimpinan di era Joko Driyono dan Iwan Budianto. Ia pun menjadi sosok yang krusial dalam kasus tidak adanya pencatatan keuangan.

Joko yang mengantikan Edy karena alasan ingin fokus sebagai Gubernur Sumatra Utara tersandung kasus kriminal pengaturan skor yang membuatnya masuk bui.

Di kepengurusan Erick saat ini, Ratu kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum II PSSI.

5 dari 6 halaman

Mulai Membaik

Arya mengatakan bahwa laporan keuangan PSSI pada era Iriawan perlahan mulai membaik ketimbang sebelumnya, namun masih menerapkan penghitungan manual.

"Pada 2019-2023, sudah mulai tertata dan ada perbaikan dalam urusan transaksional dan prosedur pengeluaran dana. Namun, akuntansi yang digunakan masih manual dan tidak menggunakan sistem akuntasi apapun," terang Arya.

6 dari 6 halaman

Pakai Sistem Akuntansi

Arya memastikan bahwa PSSI pimpinan Erick Thohir bakal memakai sistem akuntansi berdasarkan rekomendasi dari Ernts & Young.

"Pada 2023 dalam periode kepengurusan baru PSSI oleh Pak Erick Thohir, kami akan menggunakan sistem akuntansi yang benar dan valid sesuai hasil masukan dari Ernts & Young," ucap Arya.

Berita Terkait