Bola.com, Phnom Penh - Emosional. Satu kata ini paling pas menggambarkan tiga atlet Pencak Silat Indonesia yang gagal meraih emas SEA Games 2023 di Phnom Penh, Rabu (10/5/2023). Mereka adalah Suci Wulandari, Safira Dwi Meilani, dan Muhamad Yachser Arafa.
Insting membawa kami untuk menunggu Suci Wulandari, atlet Pencak Silat Indonesia yang bertanding pada nomor Women's Tanding -45kg, di lorong venue. Kami sudah melihat ada yang tidak beres saat Suci yang sudah unggul jauh perlahan mulai terkejar.
Benar saja, ketika pintu Hall E terbuka, kami melihat Suci, menutup wajahnya dengan kerudung, ditemani rekannya sesama atlet, dengan suara tangisan. Mereka menuju Hall D yang merupakan titik kumpul sekaligus ruangan berlatih semua atlet bela diri di SEA Games.
Suci Wulandari, yang sempat memimpin 22-17, harus menerima kekalahan 31-33 dari atlet Pencak Silat Malaysia, Noor Syakirah pada detik-detik terakhir.
Iqbal Candra Tenangkan Yachser
Suasana sedih berganti bahagia ketika Iqbal Candra Pratama sukses meraih emas pada nomor Man's Tanding Class F.
"Alhamdulillah strateginya tepat. Ini emas pertama saya di SEA Games. Sebelumnya saya kalah di penyisihan," kata Indra Candra.
Suasana bahagia kembali berubah menjadi sendu setelah Muhamad Yachser Arafa yang juga lebih dominan harus menerima kekalahan dari Thailand.
Di Hall D, Yachser seakan tak menyangka kalau keunggulan di depan mata sirna karena lawannya dari Thailand berhasil memanfaatkan kelengahannya.
"Sabar, memang belum rezekinya, nanti bisa juara lagi," kata Iqbal menenangkan Yachser yang terus menerus menyalahkan dirinya sendiri dengan wajah memerah.
Sisa 18 Detik yang Menentukan
Di arena lainnya saat Yachser sedang bertanding, Safira Dwi Meilani menjalani laga yang lebih dramatis. Ia menang 61-43 atas lawannya dari Vietnam, Hoang Hong An Nguyen.
Akan tetapi, 18 detik sebelum laga berakhir, wasit dan juri tiba-tiba menghentikan pertandingan. Hoang Hong bahkan sudah memegangi bendera Vietnam, padahal dia sebenarnya 'kalah'.
Ternyata, juri menilai Safira mengalami dislokasi bahu kanan. Menurut informasi dari pelatih Indro Catur, juri semestinya tidak mendiskualifikasi Safira karena cedera dislokasi tersebut bukan disebabkan oleh kuncian lawan.
"Memang dalam pertandingan, Safira dari babak pertama bahu lengan kanannya dislokasi, tetapi dia masih berjuangm bertahan, dan unggul. Kalau itu dianggap kuncian, harus ada prosesnya, ada hitungannya."
"Safira tendangannya masih bagus, pukulannya juga, kesakitan ya wajar, tetapi bukan menyerah. Sakitnya karena memang riwayat cedera, kena lagi," kata Indro.
Memegangi Bahu
Berdasarkan pantauan Bola.com, Safira memang sering memegangi bahunya. Bahkan beberapa kali mengeluhkan sakit kepada pelatih.
Akan tetapi, Safira memutuskan untuk tetap bertanding. Secara teori, Safira tinggal bertahan sampai batas waktu habis.
Nahas, 18 detik sebelum laga berakhir, juri menghentikan laga dan memutuskan untuk memberikan kemenangan kepada Hoang Hong An Nguyen.