Bola.com, Phnom Penh - Pencak Silat Indonesia menjadi juara umum SEA Games 2023 di Kamboja. Namun demikian, ada insiden yang membuat jiwa komando seorang Manager Timnas Letkol Inf Wahyo Yuniartoto bangkit.
Pertama dalam sejarah SEA Games, Cabor Pencak Silat Indonesia berhasil menyabet 9 emas, 6 perak dan 1 perunggu.
Torehan ini sangat jauh dibanding kontestan lainnya. Malaysia di urutan kedua dengan 4 emas, 4 perak, dan 4 perunggu. Sementara Vietnam di posisi ketiga dengan 3 emas, 1 perak, dan 9 perunggu.
Enam medali emas dari Iqbal Candra pratama (tanding putra kelas F), Jeni Elvis Kause (tanding putri kelas C), Khoirudin Mustakim (tanding putra kelas Z), Atifa Fismawati (tanding putri kelas D), M. Zaki Zikrillah Prasong (tanding putra kelas B), dan Tito Hendra Septa Kurnia (tanding putra kelas E).
Pada pertandingan terakhir hari Rabu (10/5/2023), pencak silat menyumbangkan enam medali emas dalam pertandingan yang digelar di hall kompleks olahraga Olympic, Phnom Penh, Rabu (10/5/2023).
Insiden Safira
Safira Dwi Meilani, mendapatkan apa yang pantas ia dapatkan dari cabang olahraga Pencak Silat, nomor Woman's Tanding Class B, yakni emas SEA Games 2023. Hanya saja, sebelumnya terjadi insiden yang menimpanya.
Safira Dwi Meilani didiskualifikasi karena dianggap mengalami dislokasi bahu karena kuncian lawannya. Tim pelatih sudah memprotes bahwa itu bukan kuncian, tetapi memang riwayat cedera.
Safira memutuskan untuk tetap bertanding sampai penghabisan, dan memimpin 61-43 atas lawannya dari Vietnam, Hoang Hong An Nguyen. Namun, 18 detik terakhir, wasit juri memutuskan laga dihentikan.
Pada saat pengumuman, ditentukan bahwa Hoang Hong An Nguyen berhak atas kemenangan karena Safira Dwi Meilani dianggap mengalami dislokasi bahu. Namun, setelah protes keras dari tim pelatih Pencak Silat Indonesia, ditemukan adanya human error.
Bravo!
Mengomentari adanya karut marut dalam cabor SEA Games 2023, Manager Timnas Letkol Inf Wahyo Yuniartoto yang juga menjabat sebagai Asisten Operasi Kopassus marah atas tindakan curang yang dilakukan oleh kontingen Vietnam.
"Ingatlah, kemenangan sejati tidak hanya dilihat dari hasil akhir perlombaan, tetapi juga dari bagaimana kita bertindak selama perlombaan. Jadi, tetaplah fokus pada tujuan yang baik dan bertindaklah dengan sportivitas yang tinggi, karena itulah yang akan membuatmu menjadi pemenang sejati," jelas Wahyo.
"Jangan pernah ragu dan takut bertindak jika apa yang kita lakukan benar. Komunikasi dialogis Indonesia yang didasari dengan aturan dalam Technical Delegate membuat Indonesia dapat meraih medali emas. Bravo pencak silat Indonesia!"