Bola.com, Jakarta - Mauricio Pochettino menjadi satu di antara sosok yang menjadi atensi publik dalam beberapa pekan terakhir. Meski sekadar gosip, eks pembesut Tottenham Hotspur ini bersiap kembali ke London.
The Sun merilis, Mauricio Pochettino terus menjajaki peluang menangani Chelsea. Bukan tanpa sebab manajemen Si Biru bisa memilih Pochettino. Faktor pengalaman dan kebiasaan berprestasi, menjadi asa para petinggi Chelsea.
Artinya, pria berusia 51 tahun itu sudah siap mengambil alih kekuasaan dari Frank Lampard. Manajemen dan fans berharap, di bawah kendali Pochettino. Chelsea bisa bangkit dari keterpurukan dan memenangkan perburuan gelar Premier League musim depan.
Mauricio Pochettino bukan wajah anyar di kasta tertinggi Inggris. Sebelumnya, pria ber-KTP Argentina itu pernah menukangi Southampton (2013-2014) serta Tottenham Hotspur (2014-2019).
Mantan pelatih Paris Saint-Germain (PSG) itu akan bekerja ekstra keras. Soalnya, ia mendapat "warisan" skuad mahal, namun nyatanya tak bisa bicara banyak sepanjang musim ini.
Pochettino sudah menyiapkan beberapa tenaga ahli guna membantunya menukangi Chelsea. The Sun merilis beberapa individu yang bisa mendorong Mauricio Pochettino agar maksimal, sehingga membuat Chelsea kembali berjaya :
Jesus Perez (Asisten Manajer)
Mauricio Pochettino sangat menghormati pria berusia 51 tahun bernama Jesus Perez. Ia sering menyebut Perez sebagai "perpanjangan dari diri saya sendiri."
Keduanya telah bekerja sama di Inggris ketika Mauricio Pochettino menakhodai Southampton. Kala Pochettino memulai karier sebagai pelatih di Espanyol (2009–2012), dia juga membawa Perez sebagai stafnya.
Miguel D'Agostino (Asisten Pelatih)
Saat Mauricio Pochettino bermain di Newell's Old Boys, Argentina, saat ditukangi Marcelo Bielsa, dia menjalin persahabatan dengan D'Agostino. Seperti halnya Pochettino, yang bermain sebagai bek, D'Agostino juga seorang pemain bertahan.
Dia pernah bermain di Cile, Ekuador, Prancis, Meksiko, dan Spanyol, sebelum gantung sepatu pada 2003. Setelah pensiun, D'Agostino, mencoba melatih dan bekerja di Canet-en-Rousillon, Brest dan Dubai CSC.
Pada 2009, Mauricio Pochettino mengundang temannya itu ke Espanyol dan menjadi asisten pelatih.
Toni Jimenez (Pelatih Kiper)
Jimenez bermain di bawah mistar untuk Espanyol dan Atletico Madrid. Dia mengawali kariernya di Barcelona. Dia juga bermain tiga kali untuk Timnas Spanyol.
Karier internasional yang paling dikenang saat tampil di Olimpiade 1992 Barcelona. Dia menjadi pilihan di depan legenda Valencia, Santiago Canizares. Dalam tim itu, juga diperkuat pemain seperti Pep Guardiola dan Luis Enrique di starting XI.
Ketika pensiun dari sepak bola, Jimenez bekerja sebagai direktur di Espanyol sebelum menyelesaikan lencana kepelatihannya bersama Pochettino. Pemenang Piala Dunia Prancis, Hugo Lloris memuji teknik kepelatihan pasangan itu di masa lalu.
"Ketika saya pertama kali bertemu Toni dan Mauricio, saya mulai menghabiskan lebih banyak waktu di gym dan merawat tubuh saya, mengembangkan lebih banyak otot dan meningkatkan teknik saya," ungkap Lloris.
"Saya menghabiskan banyak waktu bersamanya dan dengan Toni melihat video dan mereka menunjukkan kepada saya apa yang mereka harapkan dari saya," imbuh Lloris.
Sebastiano Pochettino (Ilmuwan Olahraga dan Pelatih Kebugaran)
Meskipun dia anak Mauricio Pochettino, tidak ada sentimen dengan penunjukan Sebastian. Berstatus anak tertua, pria yang kini berusia 28 tahun tersebut mulai bekerja dengan ayahnya di Tottenham pada 2016.
Yup, sesuai bidang ilmu di bangku kuliah, Sebastiano berstatus ilmuwan olahraga dan pelatih kebugaran. Sebelum pengangkatannya, dia menerima gelar kehormatan kelas satu dari Universitas Southampton Solent dalam Ilmu Olahraga Terapan.
Dia pindah bersama ayahnya ke PSG, di mana dia menyelesaikan Magister 'Biologi Integratif dari Adaptasi Latihan untuk Kesehatan dan Kinerja' di Universitas Paris-Saclay. Lancar berbahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol, Sebastiano berspesialisasi dalam pencegahan cedera serta pelatihan kekuatan dan pengkondisian.
Karina Pochettino (Istri)
Orang yang paling dipercaya Poch adalah istrinya, Karina. Mereka bertemu di klub malam Rosario bernama Arrow pada tahun 1991, dan itu adalah cinta pada pandangan pertama.
Tiga tahun kemudian, pasangan itu berjalan menyusuri lorong saat kariernya dengan Newell's Old Boys lepas landas. Dia menjalani kehidupan yang sangat pribadi dan jarang terlihat di kalangan sepakbola.
Namun, Karina, kini 49 tahun, berperan penting dalam meyakinkan suaminya untuk menekuni karier sebagai pelatih. Mauricio Pochettino sempat ragu-ragu ketika Southampton menawarinya jabatan pada 2013 karena kurang lancar berbahasa Inggris.
Saat itulah Karina masuk dan berkata dia harus mencobanya. Sisanya adalah sejarah.
Sumber : Thesun
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda