Bola.com, Jakarta - PSSI diminta meninjau kembali rencana membelakukan regulasi baru untuk kuota pemain asing di Liga 1 2023/2024.
Hal tersebut disampaikan oleh pengamat sepak bola Tanah Air, Kesit Budi Handoyo. Menurutnya, kuota pemain asing yang makin banyak di sebuah kompetisi akan mendatangkan konsekuensi negatif bagi perkembangan pembinaan para pemain di Indonesia.
Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir publik sepak bola di Indonesia ramai memperbincangkan isu yang beredar, yang menyebut kuota pemain asing Liga 1 musim depan bertambah menjadi 5+1 dari sebelumnya 3+1.
Musim depan, klub Liga 1 diperbolehkan merekrut lima pemain asing bebas dari mana pun, dan satu pemain asal negara Asia Tenggara.
Meski aturan kuota pemain asing untuk Liga 1 musim depan itu belum sepenuhnya menjadi keputusan PSSI, publik sepak bola Tanah Air ramai membahasnya.
Ambil Hikmah dari Keberhasilan Timnas Indonesia U-23
Menurut Kesit, PSSI harus bisa mengambil hikmah dari keberhasilan Timnas Indonesia U-22 yang membawa pulang medali emas setelah 32 tahun sejak terakhir kalinya pada 1991.
"Regulasi tentang kuota pemain asing sebaiknya ditinjau lagi. Mumpung ada momen bagus, tim kita bisa meraih emas SEA Games 2023," ujar Kesit B Handoyo kepada Bola.com, Sabtu (20/5/2023).
"Dengan kekuatan 100 persen lokal ternyata bisa. Ini harus menjadi momen untuk menggairahkan pemain-pemain lokal supaya lebih banyak mendapatkan menit bermain di liga," lanjutnya.
Pria yang kerap menjadi komentator pertandingan sepak boal di sejumlah stasiun televisi nasional ini pun makin tidak sepakat jika semua pemain dengan kuota 5+1 itu bisa dimainkan dalam satu pertandingan Liga 1.
Kesempatan Pemain Lokal Makin Terbatas
Menurut Kesit, hal itu bisa mengurangi menit bermain para pemain lokal. Klub-klub Liga 1 diramalkan bakal lebih senang memainkan legiun asingnya karena sudah mengeluarkan banyak uang untuk merekrut mereka.
Tentu akan menjadi kerugian, jika pemain asing yang direkrut dengan harga mahal ketimbang pemain lokal, dicadangkan dalam sebuah pertandingan.
"Kalau benar semua bisa dimainkan bersamaan, menurut saya terlalu banyakl. Buat klub yang uangnya banyak, mungkin itu oke-oke saja," ujar Kesit.
"Namun, yang keuangannya pas-pasan belum tentu bisa mendapatkan semua pemain. Persaingan bisa jadi enggak kompetitif," ujar lanjutnya.
Sependapat dengan Regulasi Pemain U-23
Selain aturan pemain asing 5+1, PSSI pun merencanakan untuk menerapkan regulasi satu pemain U-23 dimainkan dalam sebuah pertandingan Liga 1 dengan minimal selama 45 menit.
Kesit sependapat dengan aturan untuk memainkan satu pemain U-23 sebagai starter dalam setiap pertandingan, minimal 45 menit. Ia berharap aturan itu benar-benar diterapkan oleh PSSI.
Dengan regulasi itu, menurut Kesit, maka pemain muda tidak lagi hanya menjadi pelengkap dalam sebuah tim, tetapi bisa menjadi ajang unjuk kemampuan agar mendapatkan menit bermain yang lebih banyak lagi.
"Ada juga ketakutan potensi pemain-pemain lokal menjadi terpinggirkan kalau kuota pemain asing sampai sebanyak itu. Sekarang saja sudah sulit mencari striker lokal yang bagus karena posisi itu banyak diisi pemain asing," ujar Kesit.
Baca Juga
Lantik Federasi Futsal dan Sepak bola Pantai Indonesia, Erick Thohir: Konsolidasi Total Menuju Garuda Mendunia
Ketua PSSI Lagi-lagi Tegaskan Enggan Ikut Campur Terkait Kans Bermain Eliano Reijnders di Timnas Indonesia
Erick Thohir Bicara Opsi Kandang Timnas Indonesia saat Menjamu Bahrain: SUGBK Masih yang Terbaik