Pesona Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti di SEA Games 2023: Pelampiasan Kegagalan Edisi 1997

oleh Hery Kurniawan diperbarui 22 Mei 2023, 08:00 WIB
Timnas Indonesia - Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti di SEA Games 2023 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 sukses meraih medali emas di SEA Games 2023. Skuad Garuda Muda mengalahkan Timnas Thailand U-22 dengan skor 1-0 di babak final pada Selasa (16/5/2023).

Torehan medali emas ketiga di ajang SEA Games itu terassa sangat manis. Sebab, itu adalah medali emas pertama yang diraih sejak SEA Games Manila 1991.

Advertisement

Sang pelatih kepala, Indra Sjafri tentu layak mendapatkan apresiasi. Apalagi medali emas SEA Games 2023 adalah gelar ketriga yang pernah diberikan Indra untuk sepak bola Indonesia. Sebelumnya ia pernah meraih gelar juara pada Piala AFF U-19 2013 dan Piala AFF U-22 2019.

Namun, ada sosok-sosok lain yang layak juga diberi apresiasi. Ada deretan asisten pelatih yang membantu kinerja Indra Sjafri di SEA Games 2023.

Dua di antaranya adalah legenda sepak bola Indonesia, yakni Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Bola.com memiliki ulasan menarik mengenai dua sosok tersebut.

2 dari 4 halaman

Balas Kegagalan Tahun 1997

Kilas Balik Timnas Indonesia di SEA Games 1997 (Bola.com/Adreanus Titus)

Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti adalah bintang sepak bola Indonesia pada er 1990-an hingga awal 2000-an. Keduanya juga pernah lama menjadi andalan di Timnas Indonesia berbagai kelompok umur.

Medali emas pada SEA Games 2023 juga terasa spesial bagi Kurus dan Bima. Sebab, keduanya pernah gagal membawa Timnas Indonesia meraih emas pada SEA Games 1997.

Saat itu Timnas Indonesia kalah dalam babak adu tendangan penalti dari Timnas Thailand. Sialnya, kekalahan itu dialami dihadapan ratusan ribu penonton yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Kurniawan dan Bima tampil sebagai starter pada laga itu. Bahkan, Kurus sempat mencetak satu gol untuk Timnas Indonesia pada waktu normal.

Sayangnya, Kurniawan enggan menjadi eksekutor pada adu tendangan penalti. Uston Nawawi dan Ronny Wabia menjadi dua eksekutor Timnas Indonesia yang gagal menjalankan tugasnya saat itu.

3 dari 4 halaman

Pengalaman Eropa

Kurniawan Dwi Yulianto berseragam Sampdoria. (Dok. Sportif)

Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti memiliki awal karier yang mirip. Keduanya menjadi bagian dari proyek PSSI Primavera yang dikirim ke Italia pada pertengahan 1990-an.

Menariknya, Kurus dan Bima tampil impresif selama di Italia. Klub-klub Eropa sempat tertarik dengan keduanya.

Kurniawan Dwi Yulianto pernah menjadi bagian dari Sampdoria di Italia dan Luzern di Swiss. Bahkan, Kurus pernah mencetak gol di ajang Piala Intertoto yang sekarang setara dengan UEFA Conference League bersama Luzern.

Sementara itu, Bima Sakti selain di Italia juga pernah berkarier di Hilssbinborg. Meski kariernya di klub besar Swedia itu cukup singkat.

4 dari 4 halaman

Pembuktian Lain

Pelatih kepala Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti dalam laga final Piala AFF U-16 2022 antara Vietnam U-16 melawan Indonesia U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Saat ini Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti sudah berkarier menjadi pelatih. Bima pernah menukangi Timnas Indonesia senior dan Timnas Indonesia U-16.

Bahkan, Bima sudah memberikan satu gelar juara untuk sepak bola Indonesia pada ajang Piala AFF U-16 2022. Saat itu, Garuda Asia menjadi juara dalam ajang yang digelar di Sleman, Yogyakarta.

Menariknya, Bima Sakti sejauh ini belum pernah menukangi klub. Lain halnya dengan Kurniawan yang selama ini identik dengan melatih klub.

Kurniawan Dwi Yulianto bahkan sempat lama melatih klub Malaysia, Sabah FC. Ia juga sempat menimba ilmu di klub Serie B Italia, FC Como.

Setelah meraih medali emas di ajang SEA Games 2023, menarik untuk melihat apa yang akan dilakukan Kurniawan dan Bima dalam kariernya ke depan. Apakah keduanya berani menukangi klub lokal di Liga 1 Indonesia?

Berita Terkait