Bola.com, Jakarta - Bek muda PSIS Semarang, Alfeandra Dewangga, akhirnya mengisahkan cerita di balik aksi lemparan ke dalamnya yang membuahkan gol pembuka Timnas Indonesia U-22 di partai final SEA Games 2023.
Munculnya sosok Alfeandra Dewangga sebagai eksekutor lemparan ke dalam ini memang terhitung baru bagi Timnas Indonesia U-22. Sebab, biasanya peran ini diambil oleh Pratama Arhan.
Namun, ketika itu, Arhan tak bisa tampil lantaran larangan bermain akibat akumulasi kartu. Hebatnya, momen pertama Dewa dalam melontarkan bola yang menjangkau kotak penalti ini langsung berbuah gol.
Sebab, ketika itu sudah ada Ramadhan Sananta yang siap menyambar bola. Tandukan striker berusia 20 tahun ini gagal diantisipasi bek Thailand dan bola justru meluncur ke gawangnya sendiri.
Tidak Berlatih Khusus
Alfeandra Dewangga menjelaskan, dia sama sekali tak pernah melatih kemampuan ini di level klub.
Pasalnya, posisinya sebagai bek tengah tak memungkinkan dirinya untuk maju ke depan. Peran semacam ini memang lebih banyak dilakukan bek sayap.
Kalau di PSIS Semarang, latihan lemparan ke dalam itu tidak pernah, karena posisi saya sebagai bek tengah.
Jadi tidak pernah diminta melakukan lemparan ke dalam,” katanya dalam sesi Grebek Rumah Alfeandra Dewangga, dikutip dari kanal YouTube resmi PSIS Semarang.
Sempat Lupa Dilatih sebelum Pertandingan
Bek berusia 21 tahun ini mengatakan, ada satu momen menarik dari gol ini. Dalam sesi latihan resmi atau official training sebelum pertandingan, tim pelatih Timnas Indonesia U-23 lupa melatih skema ini.
“Sebelum laga final melawan Thailand, kami sempat lupa latihan lemparan ke dalam saat menggelar official training. Saya saat itu sempat mengingatkan kembali kepada tim pelatih,” ujarnya.
“Saya bilang, ‘Ada satu latihan lagi yang belum. Lemparan ke dalam, Coach’. Saat itu, latihan lemparan ke dalamnya hanya satu kali saja. Tinggal besoknya bagaimana, yang penting yakin saja. Kalau bisa gol ya Alhamdulillah,” imbuhnya.
Gol Pembuka Dongkrak Mental Garuda Muda
Pemain asal Semarang, Jawa Tengah, ini mengakui, dia tidak mendapatkan tugas secara khusus untuk melakukan lemparan ke dalam. Pasalnya, Dewa memegang peran krusial sebagai gelandang bertahan.
Posisi ini cukup penting dalam setiap transisi negatif, dari menyerang menuju bertahan. Tugasnya menjadi filter di sektor gelandang untuk memutus alur serangan balik lawan.
Oleh karena itu, hanya momen-momen tertentu saja dia maju sebagai pelempar bola, utamanya ketika kejadian ini dekat dengan garis belakang lawan.
“Ya karena saya tidak bisa terlalu jauh dari posisi di lini tengah, jadi bisa mengambilnya hanya saat momen dekat di garis pojok. Karena waktu itu kan golnya juga terjadi di dekat garis corner,” ujarnya.
“Karena itu menjadi gol pembuka, jadi bisa meningkatkan mental. Karena, kalau saya bertanding, bagaimanapun caranya bisa mencetak gol pertama,” ia menambahkan.