Kemenpora Kembali Gelar POTRADNAS, Ini 5 Olahraga Tradisional yang Dipertandingkan

oleh Rizki Hidayat diperbarui 11 Jun 2023, 11:30 WIB
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan menggelar Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTRADNAS) IX 2023, di Open Space Gallery Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 12 hingga 15 Juni 2023. (dok. Kemenpora)

Bola.com, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan menggelar Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTRADNAS) IX 2023.

Rencananya, ajang itu bakal dihelat di Open Space Gallery Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 12 hingga 15 Juni mendatang. POTRADNAS 2023 bakal diikuti para kawula muda berusia 15-22 tahun.

Advertisement

Nantinya, setiap provinsi di Indonesia akan diwakiliki 20 orang. Terdapat lima jenis olahraga tradisional yang akan dipertandingakan pada POTRADNAS IX, seperti Hadang, Egrang, Sumpitan, Terompah Panjang, dan Gasing.

Hadang merupakan permainan tradisional yang dimainkan secara beregu dengan jumlah anggota sebanyak delapan orang, dan terdiri dari lima orang pemain inti serta tiga orang cadangan. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal permainan ini dengan sebutan gobak sodor.

Permainan hadang biasanya dilakukan dalam waktu 2 x 15 menit, di mana pemenang dalam permainan ini ditentukan dari besarnya nilai yang diperoleh salah satu regu, setelah permainan berakhir.

Penetapan nilai diambil dari setiap pemain yang berhasil melewati garis depan sampai dengan garis belakang diberi nilai satu. Adapun pemain yang berhasil melewati garis belakang sampai garis depan diberi nilai satu.

 

2 dari 4 halaman

Permainan Egrang dan Sumpitan

Ratusan Anak Muda dari Seluruh Indonesia Ikut POTRADNAS IX Tahun 2023 Gelaran Kemenpora (doc: Kemenpora)

Sementara itu, Egrang adalah salah satu permainan tradisional yang lahir dari kebudayaan asli masyarakat Indonesia. Dibutuhkan alat yang terbuat dari bambu dan diberi pijakan untuk memainkan permainan ini, guna menyangga tubuh si pemain.

Para pemain egrang saling mengadu kecepatan, sehingga membutuhkan ketangkasan, kecepatan dan keseimbangan. Hal ini sesuai dengan filosofi permainan tradisional tersebut, yakni hidup haruslah seimbang agar sampai pada tujuan yang diharapkan.

Selain itu ada Sumpitan. Beberapa masyarakat di Indonesia mengenal sumpit sebagai senjata untuk berburu, namun dengan seiring berjalannya waktu, sumpit kini lebih dikenal sebagai permainan tradisional.

Aturan dalam permainan tradisional susumpitan sederhana, anak sumpit yang dihempaskan harus mengenai sasaran dari jarak yang telah ditentukan.

Meski terlihat mudah, dibutuhkan ketangkasan, yaitu perpaduan antara ketenangan dan keahlian khusus untuk bisa mengenai target yang sudah ditentukan.

 

3 dari 4 halaman

Permainan Terompah Panjang dan Gasing

Anak-anak dengan pakaian melayu bermain gasing di jalanan Batam Center, butuh ketrampilan dan latihan agar bisa berputar sempurna dan stabil. (foto: Liputan6.com / ajang nurdin)

Lebih lanjut ada Terompah Panjang. Permainan ini menggunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang ditentukan.

Biasanya, permainan ini dilakukan oleh tiga orang atau lebih menggunakan sepasang terompah, namun panjang terompah disesuaikan dengan jumlah orang yang akan menggunakannya.

Bekerja sama serta kekompakan menjadi kunci kemenangan dari permainan tradisional yang satu ini.

Selanjutnya adalah Gasing, merupakan mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing termasuk, mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali.

 

4 dari 4 halaman

Melestarikan Olahraga Asli Indonesia

Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, mengatakan tujuan penyelenggaraan kegiatan ini untuk melestarikan dan mengembangkan olahraga asli Indonesia yang merupakan budaya bangsa.

Agar kekayaan budaya khususnya olahraga tradisional semakin diminati di negeri sendiri. Ia pun menyebutkan pentingnya kegiatan ini untuk terus dilaksanakan di tengah tingginya gempuran game online bagi anak muda Indonesia.

"Saat ini, anak-anak muda hobinya main game online. Apa-apa mudah dari genggaman, tidak butuh banyak bergerak. Lama kelamaan ini kan enggak baik dampaknya bagi anak muda, baik untuk fisik maupun mentalnya," ucap Raden.

"Selain itu juga untuk membugarkan masyarakat melalui olahraga tradisional. Anak muda itu kan butuh bergerak dan bersosialisasi," sambungnya.

"Makanya permainan dan olahraga tradisional harus terus dilestarikan dan dibudayakan di masyarakat hingga mampu menjadi pilihan permainan bagi anak-anak muda di Indonesia”, tambah Isnanta.