3 Faktor Kegagalan Timnas Indonesia Meraih Kemenangan atas Palestina: Buang-buang Peluang!

oleh Radifa Arsa diperbarui 14 Jun 2023, 22:12 WIB
Penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick, mencoba menghindari kawalan gelandang Palestina, Mahmoud Nasser Abuwarda, dalam laga FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (14/6/2023) malam WIB. (Bola.com/Dok. PSSI)

Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia gagal meraih kemenangan saat berjumpa Palestina pada laga pertama FIFA Matchday periode Juni 2023. Sejatinya, skuad Garuda sukses tampil dominan pada laga ini.

Namun, duel yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Rabu (14/6/2023) ini harus berakhir tanpa pemenang. Timnas Indonesia dan Palestina harus puas bermain imbang tanpa gol.

Advertisement

Merujuk pada data yang disajikan Lapangbola.com, skuad asuhan Shin Tae-yong memang cenderung lebih mendominasi pertandingan ketimbang Palestina. Hal itu terlihat dari persentase penguasaan bola.

Sepanjang pertandingan, skuad Garuda sukses mencatatkan 59 persen penguasaan bola. Dari segi penciptaan peluang, Timnas Indonesia juga sebetulnya lebih unggul. Namun, berbagai keuntungan ini tak dapat dimaksimalkan oleh Marc Klok dkk.

Sejatinya Timnas Indonesia punya banyak kesempatan untuk unggul dan mengamankan kemenangan pada pertandingan ini. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya:

2 dari 4 halaman

Membuang Banyak Peluang

Rafael Struick mendapatkan debut bersama Timnas Indonesia saat menghadapi Timnas Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/6/2023) malam WIB. (Dok. PSSI)

Apabila dibandingkan dengan Palestina, Timnas Indonesia sebetulnya memiliki peluang lebih banyak untuk mencetak gol pada pertandingan ini. Hal itu terlihat dari statistik sepanjang laga.

Selama 2x45 menit, skuad Merah Putih setidaknya berhasil melancarkan total 12 kali tembakan ke area pertahanan lawan. Dari semua upaya ini, setidaknya ada enam tembakan yang mengarah ke gawang.

Sayangnya, semua peluang ini tak ada satu pun yang sukses dikonversi menjadi gol. Semua upaya yang dikerahkan oleh para pemain Timnas Indonesia bisa diamankan dengan baik oleh kiper Palestina.

3 dari 4 halaman

Serangan Balik Tidak Optimal

Pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia dan Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (14/6/2023). Tim Garuda harus puas bermain imbang tanpa gol. (Bola.com/Dok. PSSI)

Timnas Indonesia memang tak menguasai bola sepanjang pertandingan. Ketika tim lawan memegang kendali permainan, skuad Garuda cenderung menerapkan garis pertahanan yang sedang.

Taktik semacam ini memang diterapkan untuk memberikan pressing ketat ketika pemain lawan sudah terpojok. Ketika penguasaan bola berhasil diambil alih, anak asuh Shin Tae-yong langsung melancarkan serangan balik yang cepat.

Sayangnya, taktik defend-counter semacam ini belum bisa dimaksimalkan oleh Timnas Indonesia. Dalam beberapa momen, serangan balik cepatnya justri bisa dipatahkan oleh tim lawan.

4 dari 4 halaman

Beberapa Pemain Terlalu Individual

Sepanjang pertandingan, Timnas Indonesia setidaknya mampu menghasilkan enam tembakan tepat sasaran berbanding satu shot on target milik Palestina. (Foto:Dok PSSI)

Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab kegagalan Timnas Indonesia meraih kemenangan pada pertandingan ini ditengarai karena sejumlah pemain yang terlalu individual.

Pasalnya, dalam beberapa momen, ada peluang emas yang berhasil diciptakan skuad Merah Putih via skema serangan balik. Namun, peluang ini gagal dimaksimalkan dengan baik karena pemain Indonesia terlalu individual.

Salah satu momen yang menggambarkan situasi ini ialah ketika Yakob Sayuri mendapatkan bola di area kotak penalti lawan pada menit ke-56. Bukannya memberikan umpan silang, pemain PSM Makassar ini justru melesakkan tembakan.

Padahal, sebetulnya ada sejumlah opsi operan yang bisa dilakukan Yakob. Namun, ia memilih menyepak bola dan hanya menghasilkan tembakan sudut.

Berita Terkait