Bola.com, Jakarta Pada era1990-an muncul para playmaker jenius di lapangan hijau. Aksi mereka kerap mengundang decak kagum para penontonnya.
Penampilan para pemain di era 90-an tersebut bahkan masih terkenang meskipun sudah tiga dekade berlalu. Permainan mereka tersebut bisa dijadikan role mode para pemain masa kini.
Bahkan Planet Football menyebut pepatah yang mengatakan bahwa striker memenangkan pertandingan sementara bek memenangkan gelar. Lalu, Playmaker yang akhirnya memenangkan hati.
Para teknisi ruang mesin ini yang merebut hati para pengagumnya hingga saat ini. Lalu siapakah playmaker terbaik di dunia pada era tahun 1990-an.
Berikut 10 jenderal lini tengah terbaik di dunia pada era tahun 1990-an. Siapa saja lima nama di bagian pertama?
Dejan Savicevic
Mantan pemain timnas Yugoslavia dengan 56 caps selama 13 tahun dan kini telah menjadi kepala FA Montenegro selama 16 tahun. Savicevic lahir di tempat yang sekarang disebut Podgorica, ibu kota Montenegro.
Nama Savicevic besar di Red Star Belgrade Serbia saat memenangkan Piala Eropa (kini Liga Champions) tahun yang membuatnya kemudian pindah ke AC Milan tahun 1992. Dia memenangkan tiga gelar Serie A dan Liga Champions pada tahun 1994 bagi klub Italia yang diperkuatnya hingga dia berusia 32 tahun.
Abedi Pele
George Weah, Didier Drogba, dan Samuel Eto'o memang luar biasa, tetapi Abedi Pele mungkin saja pesepakbola Afrika terhebat sepanjang masa. Dia menjadi Man of the Match di final Liga Champions pada tahun 1993 bersama Marseille.
Setelah memenangkan Piala Afrika pada tahun 1982, Pele akhirnya menjadi kapten Ghana sampai pensiun pada tahun 1998. Dia dinobatkan sebagai Pesepakbola Afrika dalam tiga tahun berturut-turut pada awal 1990-an.
Robert Prosinecki
Bersama Red Star Belgrade, Prosinecki memenangkan tiga gelar liga Yugoslavia, Piala Eropa dan dinobatkan sebagai pemain muda terbaik di Piala Dunia 1990. Prosinecki juga menempati posisi keempat dalam World Player of the Year pada tahun 1991.
Dia kemudian bergabung dengan Real Madrid, di mana dia tinggal selama tiga musim, dan semusim di Barcelona. Dia bersama Zvonimir Boban dan Davor Suker juga turut membantu Kroasia merebut peringkat ketiga di Piala Dunia 1998.
Dennis Bergkamp
Garis antara striker kedua dan playmaker menjadi semakin kabur selama 20-30 tahun terakhir. Tetapi Bergkamp yang memang kerap dikenal sebagai striker kedua sebenarnya seorang playmaker hebat Arsenal era Arsene Wenger.
Dia berbakat secara sensasional dan terampil, tetapi itu semua dicapai melalui latihan dan komitmen di lapangan.
"Semuanya harus sempurna, bahkan dalam latihan. Semuanya seratus persen. Dia pria yang sangat lucu, tetapi ketika dia bekerja tidak ada lelucon," kenang rekannya di Arsenal, Thierry Henry.
Manuel Rui Costa
Rui Costa memiliki rambut panjang, kulit kecokelatan, kaus kaki di bawah tulang kering untuk dikenang para fansnya. Tetapi tidak hanya ciri khasnya yang unik, mantan pemain Fiorentina dan AC Milan ini terlihat indah saat menggiring bola sembari mengatur permainan.
Meski tidak pernah konsisten tetapi dia selalu mampu melakukan hal yang keren sangat nikmat jika disaksikan. Tahun-tahun terbaiknya di Milan mungkin datang setelah akhir tahun 1990-an, tetapi permainan hebatnya di Fiorentina membuatnya layak masuk daftar ini.
Sumber: Planet Football