Bola.com, Jakarta - Memiliki postur jangkung tentu menjadi nilai lebih bagi pesepak bola profesional. Tinggi badan menjulang bisa digunakan untuk melakukan duel udara maupun kontak fisik dengan lawan.
Namun, bukan berarti punya badan mungil dipandang sebelah mata dalam sepak bola. Tak sedikit pemain dunia dengan postur kecil memperlihatkan skill luar biasa.
Sebut saja Lionel Messi, Andreas Iniesta, Roberto Carlos dan beberapa nama lainnya. Fenomena itu juga terlihat di Liga 1.
Banyak pemain dengan postur kurang ideal bagi pesepak bola justru jadi lawan yang menakutkan, karena ada dua kelebihan yang biasa dimiliki. Skill olah bola yang bagus dan kecepatan.
Pada Liga 1 2023/2024, para pemain mungil lintas generasi akan berjibaku. Seperti Ferinando Pahabol, Riko Simanjuntak, dan Andik Vermansyah yang kini sama-sama berusia 31 tahun.
Sementara itu, nama lainnya adalah Todd Rivaldo Ferre dan Arkhan Fikri merupakan para penerusnya. Berikut ini kelebihan lima pemain mungil di Liga 1.
Ferinando Pahabol (157 cm)
Bisa dibilang dia merupakan pemain termungil di Liga 1. Winger Persik Kediri itu berpostur 157 cm. Namun, postur yang kurang ideal tak jadi penghalang baginya.
Pahabol justru sering membuat pemain belakang lawan yang punya postur lebih tinggi dan kekar keteteran menghadapinya.
Pemain berusia 31 tahun tersebut mengawali kariernya bersama Persiwa Wamena pada 2010. Namun, namanya mulai dikenal ketika bergabung dengan Persidafon Dafonsoro satu tahun berselang.
Bahkan Pahabol berhasil menembus Timnas Indonesia U-23 pada 2013 sampai 2015. Persipura pun tertarik merekrutnya pada musim 2012.
Ketika beraksi di lapangan, bola terasa lengket di kaki Pahabol. Dia seperti sangat mudah melakukan gocekan untuk menipu lawan. Tak hanya itu, ketika dapat bola-bola yang sulit, dia masih bisa mengontrolnya dengan baik.
Setelah Persipura Jayapura terdegradasi musim 2021/2022, Pahabol bermain untuk Persik Kediri. Jadi, musim baru nanti jadi tahun keduanya bersama tim berjulukan Macan Putih tersebut.
Dari kecepatan, mungkin Pahabol tak seperti beberapa tahun silam. Namun, sentuhan bolanya masih belum hilang.
Riko Simanjuntak (158 cm)
Winger Persija Jakarta ini masih belum habis. Pada musim lalu, dia bisa bersaing dengan barisan pemain muda yang diorbitkan pelatih Thomas Doll.
Sebanyak 30 pertandingan dimainkannya dan menyumbangkan lima gol serta sembilan assist. Riko masih bisa mengandalkan kecepatannya untuk mengelabuhi pemain lawan.
Pemain berpostur 158 cm tersebut masih ditakuti barisan pemain belakang lawan. Bermain sebagai winger kanan, Riko juga jadi pelayan bagi para penyerang Persija.
Pada musim depan, diprediksi tenaganya makin dibutuhkan. Apalagi, Tim Macan Kemayoran baru mendatangkan kembali striker, Marko Simic.
Seperti diketahui, Riko dan Simic sempat jadi duet menakutkan di lini depan Persija periode 2018 sampai 2021. Riko sudah paham harus memberikan bola seperti apa kepada Simic.
Usia Riko Simanjutak sudah menginjak 31 tahun. Namun, umur tersebut belum banyak berpengaruh kepada kecepatannya di lapangan.
Todd Rivaldo Ferre (158 cm)
Gelandang berdarah Papua itu hanya berpostur 158 cm. Namun, pemain jebolan akademi Persipura Jayapura itu punya bakat istimewa.
Sayangnya bersama Tim Mutiara Hitam, Todd Ferre belum terlalu banyak dapat kesempatan main. Maklum, usianya masih muda, dan posisinya sebagai gelandang serang juga sering diisi pemain asing.
Namun, dia sempat merantau ke kasta kedua Thailand bersama Lampang FC. Pada musim 2021/2022 dia kembali ke Persipura. Namun, tim kebanggaan Papua itu terdegradasi.
Sejak musim lalu, dia bermain di PSS Sleman untuk menjaga eksistensinya di kasta tertinggi Indonesia. Bersama PSS, dia tampil dalam 27 pertandingan.
Sebanyak dua gol dan tiga assist disumbangkannya. Meski posturnya kurang ideal, Todd punya skill individu bagus dan visi bermain yang oke.
Andik Vermansah (163 cm)
Beberapa tahun lalu, nama yang satu ini sangat ditakuti. Meski hanya berpostur 163 cm, kecepatan dan skillnya di atas rata-rata. Andik mulai memperlihatkan bakatnya ketika membela Persebaya Surabaya pada musim 2009/2010.
Setelah itu, namanya terus meroket. Panggilan Timnas Indonesia senior dan U-23 pun datang. Dia sempat trial di DC United, Amerika Serikat.
Namun, akhirnya dia melanjutkan kariernya di Malaysia bersama Selangor FA musim 2014. Bersama Selangor menjadi satu di antara masa emas Andik Vermansah.
Namun musim lalu, Andik masih membela klub besar, Bhayangkara FC. Sayangnya, statistik sang winger tak terlalu menonjol. Tampil dalam 22 pertandingan, dia hanya sembilan kali tampil sebagai starter, dan mencetak satu gol dan satu assist.
Pada usia 31 tahun, kecepatan dan stamina Andik semakin menurun, dan yang tersisa hanya gocekannya. Itu sebabnya, dia lebih sering jadi pelapis di Bhayangkara FC pada musim lalu.
Pada musim baru nanti, Andik masih bertahan di Bhayangkara FC. Kemungkinan posisinya tak jauh beda dengan musim lalu, ban serep di sayap kanan.
Arkhan Fikri (164 cm)
Gelandang berusia 18 tahun itu merupakan generasi baru pemain mungil di Liga 1. Dia baru menjalani debut bersama Arema FC di Liga 1 musim lalu.
Posturnya hanya 164 cm, tetapi memiliki nyali besar. Arkhan pernah dibentak bek senior Arema, Sergio Silva, dalam laga debutnya. Saat itu, dia kehilangan bola didekat kotak penalti dan menghindari kontak fisik dengan lawan.
Setelah itu, dia percaya diri berduel dengan lawan. Bahkan, Arkhan tak segan melakukan akselerasi dan memainkan bola cukup lama. Padahal dia jadi pemain termuda di tim berjulukan Singo Edan tersebut.
Musim lalu, Arkhan dapat kesempatan bermain dalam 16 laga. Namun, dia tak bisa mencetak gol dan assist.
Meski demikian, keberadaannya di lapangan bisa membuat serangan Arema lebih tajam. Sebelumnya, Arkhan bermain di tim kelompok usia Barito Putera dan PS Kwarta Deli.
Namanya semakin moncer bersama Timnas Indonesia U-19. Arema tertarik mengontraknya dengan durasi lima musim, atau sampai 2027.