Bola.com, Jakarta - Situs Transfermarkt mencatat pada BRI Liga 1 2022/2023, terjadi pergantian pelatih sebanyak 26 kali. Meliputi perubahan dari pelatih ke pelatih, hingga pelatih ke caretaker dan ke pelatih.
Borneo FC menjadi klub yang paling sering merombak juru racik. Dari Milomir Seslija ke Miftahudin Mukson sebagai caretaker pelatih, lalu ke Andre Gaspar, balik lagi ke Miftahudin, sebelum menetapkan Pieter Huistra.
Wajar saja ada narasi yang menganggap BRI Liga 1 menjadi satu di antara kompetisi terkejam di dunia mengacu dari seringnya perubahan di kursi nakhoda tim.
Lantas, akankah BRI Liga 1 musim depan bakal mengerikan bagi seorang arsitek atau para peserta akan lebih bersabar? Berikut Bola.com merangkum daftar lengkap pelatih 18 klub.
Bernardo Tavares (PSM Makassar)
Awalnya, Bernardo Tavares kurang diperhitungkan pada musim lalu. Namun, pria asal Portugal itu mampu membuktikan tangan dinginnya dengan membawa PSM Makassar menjuarai BRI Liga 1 2022/2023.
Tavares masih akan melatih PSM untuk musim depan. Arsitek berusia 43 tahun itu juga dikenal sebagai sosok yang meledak-ledak dalam memprotes wasit, bahkan hampir dalam setiap pertandingan.
Thomas Doll (Persija Jakarta)
Ketika baru datang, Thomas Doll memperkenalkan gaya atraktif ke Persija Jakarta. Lama-lama, pelatih berpaspor Jerman itu mulai pragmatis. Tim ibu kota lebih membutuhkan kemenangan ketimbang permainan menawan.
Ujian sesungguhnya buat Thomas Doll akan terjadi pada musim depan. Nakhoda dengan label bekas arsitek Borussia Dortmund itu bisa melatih tim ibu kota sejak awal dan meracik persiapan jauh lebih matang.
Luis Milla (Persib Bandung)
Luis Milla mempunyai kesempatan untuk membentuk komposisi pemain Persib seperti yang diinginkannya untuk musim depan, ketimbang musim lalu ketika bergabung pada pertengahan musim.
Berasal dari Spanyol, Luis Milla juga memborong dua pemain asing dari Negeri Matador. Keduanya adalah Tyronne del Pino dan Alberto Rodriguez. Persib makin kental dengan gaya Spanyol.
Pieter Huistra (Borneo FC Samarinda)
Hobi Borneo FC Samarinda dalam bergonta-ganti pelatih untuk sementara diputus Pieter Huistra. Arsitek berdarah Belanda itu masih dipercaya menangani Stefano Lilipaly dkk. untuk musim depan.
Masuk sebagai peracik strategi Borneo FC pada Februari 2023, Huistra mengantar Matheus Pato cs. ke papan atas BRI Liga 1 dengan mengakhiri kompetisi di peringkat keempat, hanya berada di bawah trio PSM, Persija, dan Persib.
Stefano Cugurra Teco (Bali United)
Beberapa suporter Bali United mulai gerah dengan Stefano Cugurra Teco. Namun, pelatih berkebangsaan Brasil itu mempunyai bargaining tinggi. Dia yang membawa tim kebanggaan masyarakat Bali tersebut juara back to back Liga 1 pada 2019 dan 2021/2022.
Pada musim lalu, Bali United hanya menduduki posisi kelima klasemen akhir. Tekanan untuk Teco ada di awal musim. Jika start Ilijas Spasojevic dkk. kurang meyakinkan, ia harus sia-siap kembali digoyang fans.
Aji Santoso (Persebaya Surabaya)
Aji Santoso menjadi pelatih lokal terawet di BRI Liga 1 saat ini. Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, itu telah menangani Persebaya Surabaya sejak 2019 atau empat tahun yang lalu.
Pencapaian Persebaya memang konsisten selama dipoles Aji. Tim berjulukan Bajul Ijo itu tidak pernah terlempar dari enam besar dalam tiga musim terakhir, bahkan menjadi runner-up pada 2019.
Agus Sugeng Riyanto (Bhayangkara FC)
Tidak ada alasan untuk Bhayangkara FC menggantikan Agus Sugeng Riyanto dari kursi peracik strategi buat BRI Liga 1 musim depan, kecuali karena lisensi kepelatihannya belum sesuai.
Agus menjadi caretaker pelatih Bhayangkara FC pada pertengahan musim lalu dan membawa tim ini ke papan tengah klasemen akhir. Namun, ia belum mempunyai lisensi AFC Pro meski telah mengikuti kursusnya pada beberapa waktu lalu.
Mauricio Souza (Madura United)
Madura United identik dengan pelatih asal Brasi. Untuk musim depan, kesebelasan dengan sebutan lain Laskar Sapeh Kerrab itu kembali dilatih pria asal Negeri Samba.
Madura United mendatangkan Mauricio Souza, pelatih pendatang baru di BRI Liga 1. Sebelumnya, nakhoda berusia 49 tahun itu sempat menangani Vasco da Gama dan Flamengo di Liga Brasil.
Luis Edmundo Duran (Persita Tangerang)
Pengalaman Luis Edmundo Duran masih diragukan. Sebab ketika memoles Persita Tangerang di pertengahan musim lalu, pria asal Chile itu berstatus rookie atau baru pertama kali melatih.
Membawa Persita finis di posisi kesembilan pada musim lalu membuat Duran diganjar kepercayaan tinggi dari Persita untuk kembali menangani Muhammad Toha dkk. di BRI Liga 1 musim depan.
Leonardo Medina (Persis Solo)
Leonardo Medina baru bisa mengantar Persis Solo finis di posisi 10 pada musim pertamanya melatih di BRI Liga 1. Bukan pencapaian yang baik tentunya buat tim kebanggaan Pasoepati itu, tapi tidak buruk pula.
Tekanan kepada Medina akan lebih besar pada musim depan. Persis harus bisa berkiprah lebih baik ketimbang kompetisi sebelumnya dengan penambahan sejumlah pemain baru, terutama legiun impor plus bomber Timnas Indonesia U-22, Ramadhan Sananta.
Marcelo Rospide (Persik Kediri)
Persik Kediri hampir mengakhiri musim lalu dengan 10 kemenangan beruntun, sebelum kalah 0-1 dari Persis Solo dalam pekan terakhir sewaktu masih dilatih Divaldo Alves.
Namun, Divaldo malah didepak. Dia digantikan oleh Marcelo Rospide, pelatih pendatang baru di BRI Liga 1 dari Brasil. Sebelumnya, ia meracik strategi Meizhou Hakka di Liga China.
Joko Susilo (Arema FC)
Arema FC seolah apa adanya untuk musim depan. Di kursi pelatih, tim berjulukan Singo Edan itu memulangkan Joko Susilo. Gethuk, karibnya disapa, pernah menjadi asisten pelatih Arema FC pada 2007-2018 dan pelatih pada 2018-2020.
Pasca-Tragedi Kanjuruhan belum bisa membuat Arema FC beraktivitas secara normal. Singo Edan tidak bisa mendatangkan pemain tenar di bursa transfer awal musim. Pekerjaan rumah Joko Susilo akan sangat berat.
Gilbert Agius (PSIS Semarang)
PSIS Semarang serius menatap BRI Liga 1 musim depan. Kesebelasan dengan sebutan lain Mahesa Jenar itu tetap percaya dengan mantan caretaker pelatih Timnas Malta, Gilbert Agius.
Agius adalah pelatih asal Malta berusia 49 tahun. Musim ini menjadi kesempatan keduanya berkarier di BRI Liga 1. Dia mesti membawa PSIS lebih baik ketimbang musim lalu supaya kiprahnya bertahan lama.
Aidil Sharin (Persikabo 1973)
Setelah sempat didesak suporter untuk mendepak Aidil Sharin, Persikabo 1973 telah memantapkan pilihan untuk mempertahankan pelatih yang mendapatkan julukan Pep Guardiola dari Singapura itu.
Pada musim lalu, Aidil memang hanya mampu membuat Persikabo 1973 di posisi ke-14. Namun, arsitek berusia 45 tahun itu mempunyai rekam jejak yang jempolan sebagai pelatih.
Sebelumnya, ia menangani Home United dan Kedah Darul Aman yang langganan berkancah di turnamen antarklub Asia.
Rahmad Darmawan (Barito Putera)
Pesona Rahmad Darmawan sebagai pelatih yang pernah bergelimang gelar pada masanya masih belum pudar. Arsitek berusia 56 tahun itu tetap dipercaya untuk menangani Barito Putera di BRI Liga 1 musim depan.
Sebagai pelatih veteran, Rahmad mengoleksi gelar juara Liga Indonesia 2005 bersama Persipura Jayapura dan 2007/2008 dengan Sriwijaya FC. Dia juga memiliki tiga trofi Copa Indonesia di Sriwijaya FC pada 2007/2008, 2008/2009, dan 2010.
Marian Mihail (PSS Sleman)
Rekam jejak Marian Mihail tidak perlu diragukan. Sebelum melatih PSS Sleman, pria asal Rumania itu telah malang melintang ke beberapa klub di berbagai negara, termasuk Al-Riyadh di Arab Saudi.
Namun, sebelum ditunjuk sebagai nakhoda PSS, Mihail sudah lima tahun tidak melatih berdasarkan data Transfermarkt. Kali terakhir ia memimpin klub adalah pada 2018 ketika memoles Thanh Hoa di Vietnam.
Jan Olde Riekerink (Dewa United)
Jan Olde Riekerink dianggap akan sukses bersama Dewa United ketika datang pada pertengahan musim lalu. Maklum, atribut arsitek asal Belanda itu pernah menangani Galatasaray dan SC Heerenveen.
Kenyataannya berbanding terbalik. Dewa United malah terjerumus sebagai tim terburuk kedua pada musim lalu. Untuk BRI Liga 1 2023/2024, Riekerink perlu memutar otak. Tangan dinginnya belum manjur di sepak bola Indonesia.
Eduardo Almeida (RANS Nusantara FC)
Kedatangan Eduardo Almeida ke RANS Nusantara FC membawa sedikit harapan. Konsep permainan pragmatis arsitek asal Portugal itu cocok dengan karakter tim yang memprioritaskan hasil akhir lebih dari apa pun.
Pada musim lalu, RANS Nusantara FC terdampar di dasar klasemen. Setidaknya, dengan pengalaman melatih di Arema FC dan Semen Padang, ia dapat membawa tim milik Raffi Ahmad ini untuk bersaing lolos dari lubang turun kasta pada musim depan.