Jejak Karier Kepelatihan Bima Sakti: Gagal di Piala AFF 2018, Juara Bersama Timnas Indonesia U-16, Bantu Timnas U-22 Rebut Emas SEA Games

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 28 Jun 2023, 10:45 WIB
Kolase - Bima Sakti Sebagai Pelatih (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-17 akan berlaga di Piala Dunia U-17 2023 setelah FIFA menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah untuk turnamen yang akan digelar pada November hingga Desember 2023 itu. PSSI menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih yang sukses membawa Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022.

Bima Sakti telah menjadi arsitek Timnas Indonesia U-17, atau yang sebelumnya disebut Timnas Indonesia U-16, sejak 2019. Gelandang legendaris itu sempat diperbantukan ke Timnas Indonesia U-22 ketika meraih medali emas SEA Games 2023.

Advertisement

Ketua PSSI, Erick Thohir, pun memastikan bahwa Timnas Indonesia U-17 masih akan tetap ditangani oleh Bima Sakti. Erick Thohir memastikan bahwa Shin Tae-yong tidak akan turun sampai ke Timnas U-17 meski tim tersebut akan tampil di Piala Dunia U-17 2023.

"Untuk coach Shin Tae-yong, kesepakatannya itu adalah dia melatih timnas senior. Kami juga memberikan kesempatan coach Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U-22," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta Pusat, pada Sabtu (24/6/2023).

"Saya rasa, kami akan memberikan kesempatan kepada coach Bima Sakti. Kami mempunyai dan perlu banyak pelatih-pelatih muda," imbuh Erick Thohir.

Bima Sakti memang dikenal sukses membawa Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. Itu seakan jadi puncak keberhasilannya setelah sempat lebih dulu diberikan kepercayaan menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 pada 2017 dan menjadi pelatih Timnas Indonesia senior pada 2018.

Seperti apa sepak terjang dan pasang surut yang dialami Bima Sakti dalam karier kepelatihannya?

2 dari 8 halaman

Berawal dari Asisten Luis Milla

Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla dan Bima Sakti saat pertandingan Kamboja di Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis, (24/8/2017). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bima Sakti mengawali karier kepelatihannya dengan menjadi asisten pelatih di Persiba Balikpapan pada 2016. Kemudian ia dipercaya untuk mendampingi Luis Milla dan dua asistennya yang berasal dari Spanyol saat PSSI mempersiapkan Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 di Jakarta.

Luis Milla saat itu datang dengan dua asistennya dari Spanyol, yaitu Miguel Gandia dan Eduardo Perez. Namun, PSSI menaruh Bima Sakti dalam tim kepelatihan Timnas Indonesia U-22 untuk menjadi jembatan antara pelatih asal Spanyol itu dengan para pemain muda Indonesia.

Sebagai mantan gelandang Timnas Indonesia, Bima Sakti punya pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni untuk membantu Febri Hariyadi dkk. saat itu.

Bahkan momen menjadi asisten Luis Milla menjadi pengalaman yang luar biasa bagi Bima Sakti untuk mempelajari filosofi permainan yang dibawa dari Spanyol itu dan belajar banyak hal mengenai apa yang sangat dibutuhkan sebagai seorang pelatih yang baik.

"Beliau sangat sayang dengan pemain, disiplin, kemudian mengajarkan kepada saya arti kejujuran dan dedikasi," kata Bima Sakti kepada Bola.com di Tangerang, Sabtu (27/10/2018).

"Dia juga selalu bilang 'Bima kamu bikin program bisa saja salah, kamu bisa bikin metode latihan mungkin bisa keliru, yang terpenting adalah kamu kerja maksimal, jujur, dan selalu respek satu sama lain'," kenang Bima Sakti.

Pada akhirnya Bima Sakti menemani Luis Milla membantu Timnas Indonesia U-22 meraih perunggu SEA Games 2017 dan mencapai 16 besar Asian Games 2018. Timnas Indonesia U-23 yang menjadi juara Grup A Asian Games 2018 harus takluk dari Uni Emirat Arab lewat adu penalti pada babak 16 besar setelah bermain imbang 2-2 dalam waktu normal.

3 dari 8 halaman

Jadi Penerus Luis Milla di Piala AFF 2018 dan Gagal Total

Pelatih Timnas Indonesia, Bima Sakti, menyapa suporter usai melawan Filipina pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Minggu (25/11). Kedua negara bermain imbang 0-0. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Setelah Timnas Indonesia U-23 hanya mencapai 16 besar Asian Games 2018, PSSI seakan ogah memperpanjang kontrak Luis Milla. Padahal pelatih asal Spanyol itu berharap bisa melanjutkan perjuangannya membantu Tim Garuda, di mana Piala AFF 2018 menanti di depan mata.

Pada akhirnya, Luis Milla kembali ke Spanyol dan tampuk kursi kepelatihan untuk Timnas Indonesia yang akan berlaga di Piala AFF 2018 kosong. PSSI kemudian memberikan kepercayaan kepada Bima Sakti, yang sudah mendapatkan ilmu dari Luis Milla selama satu setengah tahun, sebagai pelatih tim senior.

Bima Sakti pun memanggil lebih banyak pemain muda jebolan Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018 dan menambah beberapa pemain senior, termasuk Riko Simanjuntak yang kala itu baru kali pertama membela Tim Garuda di turnamen resmi.

Sayangnya, Timnas Indonesia gagal total. Dalam turnamen yang untuk kali pertama menggunakan sistem setengah home and away di fase grup, Timnas Indonesia gagal memaksimalkan peluang.

Setelah kalah 0-1 dari Singapura di laga pertama, dan kemudian menang 3-1 atas Timor Leste di SUGBK, Timnas Indonesia kalah 2-4 di Bangkok dan hanya bermain imbang tanpa gol dengan Filipina di SUGBK. Timnas Indonesia pun hanya menempati peringkat keempat dari lima tim di Grup B Piala AFF 2018.

Bima Sakti pun menjadi sasaran tembak kekecewaan. Parameternya jelas, Timnas Indonesia menjadi runner-up pada edisi Piala AFF sebelumnya, yaitu pada 2016 di mana Alfred Riedl menjadi pelatihnya. Bahkan Bima Sakti berulang kali minta maaf dan siap mundur dari kursi kepelatihan hingga Simon McMenemy datang menggantikannya.

4 dari 8 halaman

Turun ke Timnas Indonesia U-16 dan Jadi Juara!

Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti, mencium medali juara setelah membawa timnya menjuarai Piala AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

PSSI kemudian tidak lantas membuang Bima Sakti setelah kegagalan di Piala AFF 2018. Mantan gelandang Tim Garuda itu diberikan kepercayaan untuk membina pemain-pemain muda yang tergabung di Timnas Indonesia U-16.

Keputusan itu tepat. Seperti halnya ketika membantu Luis Milla membentuk Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2017, Bima Sakti memiliki racikan yang tepat untuk bisa membentuk tim yang sangat muda itu.

Bima Sakti dikenal sebagai pelatih yang sangat dekat dengan semua pemainnya di Timnas Indonesia U-16. Bahkan saat ada satu pemain yang meninggal dunia karena Encephalitis atau pembengkakan pada otak karena infeksi, yaitu Alfin Lestaluhu, rasa sedih yang mendalam sangat terpancar dari Bima Sakti.

Timnas Indonesia U-16 asuhan Bima Sakti melangkah hingga semifinal Piala AFF U-16 2019. Tetap dipercaya menangani tim tersebut, Bima Sakti akhirnya meraih hasil yang lebih baik di Piala AFF U-16 2022, di mana Timnas Indonesia U-16 menjadi juara di Sleman.

Gelar juara tersebut seakan menjadi jawaban atas keraguan yang pernah dialamatkan kepada Bima Sakti. Menariknya, Bima Sakti tidak larut dalam euforia, seperti yang diperlihatkan sejumlah asistennya yang menggaungkan 'Local Pride' hingga menjadi viral di media sosial.

Bima Sakti tetap menjadi pelatih yang mengayomi anak asuhnya, karena menyadari bahwa itu adalah awal dari perjalanan Tim Garuda Asia, di mana Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 akan menjadi tantangan berikutnya.

5 dari 8 halaman

Kalah dari Malaysia dan Gagal ke Piala Asia U-17 2023

Pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti memeluk kapten tim, Muhammad Iqbal Gwijangge (21) usai melawan Timnas Uni Emirat Arab U-17 di laga Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (5/10/2022) (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Perjuangan Timnas Indonesia U-16 asuhan Bima Sakti pun berlanjut dengan menjadi tuan rumah Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari, Cibinong, pada Oktober 2022. Tim Garuda Asia tampil meyakinkan pada awal turnamen.

Timnas Indonesia menang telak 14-0 atas Guam pada laga pertama, kemudian menang 3-2 atas Uni Emirat Arab, dan menang 2-0 atas Palestina di laga ketiga. Setelah memenangi tiga laga itu, Timnas Indonesia berada di puncak klasemen jelang laga terakhir melawan Malaysia.

Saat itu Timnas Indonesia U-17 unggul dua poin atas Malaysia yang menang 4-0 atas Palestina, 3-2 atas Uni Emirat Arab, tetapi hanya bermain imbang 1-1 saat menghadapi Guam. Kepercayaan diri jelas ada di dalam diri para pemain Timnas Indonesia U-17.

Sayangnya, penampilan Timnas Indonesia U-17 dalam laga terakhir seperti anti-klimaks. Tim Garuda Asia dihajar habis oleh Malaysia dengan skor 1-5. Bahkan satu gol Timnas Indonesia U-17 tercipta pada masa injury time setelah tertinggal lima gol terlebih dulu.

Dengan regulasi hanya juara grup yang berhak lolos otomatis ke putaran final Piala Asia U-17 2023, Indonesia pun gagal mendapatkan tiket dari runner-up terbaik.

Enam tiket dari runner-up terbaik menjadi milik Korea Selatan, China, Afghanistan, India, Thailand, dan Laos, di mana Indonesia berada di posisi ketujuh karena kalah saing dalam penghitungan selisih gol. Asa Tim Garuda Asia tampil di Piala Asia U-17 pun kandas.

 
6 dari 8 halaman

Bantu Indra Sjafri Bawa Timnas Indonesia U-22 Rebut Emas SEA Games 2023

Manajer Timnas Indonesia U-22, Sumardji (kiri), menemani perjuangan Merah Putih bersama pelatih kepala Indra Sjafri (tengah) dan Bima Sakti (kanan) pada SEA Games 2023. (Bola.com/Abdul Aziz)

Setelah Timnas Indonesia U-11 gagal melangkah ke Piala Asia U-17 2023, Bima Sakti ditunjuk menjadi salah satu asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 yang berlaga di SEA Games 2023 Kamboja. Indra Sajfri, sang pelatih kepala, membawa sejumlah legenda Timnas Indonesia untuk menjadi asistennya.

Ada Sahari Gultom, ada pula Eko Purdjianto, Bima Sakti, dan Kurniawan Dwi Yulianto. Sebagai mantan gelandang Timnas Indonesia ketika masih aktif bemain, Bima Sakti dipercaya untuk membimbing para pemain tengah Tim Garuda Muda untuk bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.

Alhasil penantian panjang Indonesia untuk merebut kembali medali emas SEA Games berakhir. Cerita kesuksesan Tim Garuda merebut medali emas SEA Games 1991 yang selalu didengung-dengungkan selama lebih dari 30 tahun, kini akan memiliki cerita baru.

Timnas Indonesia U-22 asuhan Indra Sjafri, di mana Bima Sakti turut menjadi anggota kepelatihan, berhasil membawa pulang medali emas SEA Games 2023 dari Kamboja.

7 dari 8 halaman

Beruntung! Bima Sakti Bisa Bawa Asuhannya Tampil di Piala Dunia

Ekspresi pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti saat pertandingan Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 melawan Timnas Guam U-17 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, Senin (3/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Gagal melangkah ke putaran final Piala Asia U-17 2023, perjuangan Timnas Indonesia U-17 seakan sudah berakhir. Para pemainnya harus mempersiapkan diri untuk masuk ke jenjang berikutnya di tim U-18 atau U-19. Namun, bak mendapat durian runtuh, Timnas Indonesia U-17 bisa berkumpul kembali pada 2023.

Saat Piala Asia U-17 2023 tengah bergulir dan memainkan laga-laga perempat final, FIFA memutuskan untuk menunjuk Indonesia, menjadi pengganti Peru, menggelar Piala Dunia U-17 2023. Keputusan FIFA itu datang sekitar dua bulan setelah membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

Kabar mengejutkan ini tentu menjadi semangat tersendiri bagi Timnas Indonesia U-17, yang sebenarnya masih belum melakukan persiapan apa pun setelah gagal melangkah ke Piala Asia U-17 2023.

PSSI kemudian menunjuk kembali Bima Sakti menjadi pelatih dan para pemain yang masih masuk kategori usia tersebut akan kembali dipanggil untuk melakukan persiapan.

Dengan digelarnya Piala Dunia U-17 2023 pada November mendatang, artinya Bima Sakti hanya punya waktu maksimal 5 bulan untuk melakukan persiapan tampil di kejuaraan level global tersebut. Seperti apa kiprah tim asuhan Bima Sakti itu di Piala Dunia U-17 nanti?

8 dari 8 halaman

Peserta Piala Dunia U-17 2023

Piala Dunia U-17 - ilustrasi Piala Dunia U-17 2023 Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)

AFC

  • Indonesia (tuan rumah)
  • Iran
  • Jepang
  • Korea Selatan
  • Uzbekistan

CAF

  • Burkina Faso
  • Mali
  • Maroko
  • Senegal

CONCACAF

  • Kanada
  • Meksiko
  • Panama
  • Amerika Serikat

COMMEBOL

  • Argentina
  • Brasil
  • Ekuador
  • Venezuela

OFC

  • Kaledonia Baru
  • Selandia Baru

UEFA

  • Inggris
  • Prancis
  • Jerman
  • Polandia
  • Spanyol