Bola.com, Jakarta - Baru-baru ini Sandro Tonali dilepas oleh AC Milan ke Newcastle United. Namun, reaksi sang pemain adalah menangis karena tidak ingin melakukan kepindahan tersebut. Namun, Sandro Tonali bukanlah pesepak bola pertama yang bereaksi bete karena transfer pemain.
Pesepak bola berusia 23 tahun itu ingin berada di AC Milan dan merasa emosional ketika diberitahu bahwa Newcastle United memberikan penawaran sebesar 70 juta euro untuk mendapatkannya dan tawaran itu diterima. Sandro Tonali pun harus pindah karena AC Milan membutuhkan dana transfer tersebut.
Sebenarnya Tonali tidak perlu bersedih. Gajinya dikabarkan meningkat dua kali lipat dan menjadi salah satu proyeksi paling menarik di sepak bola Eropa. Namun, faktanya ia tidak merasa nyaman harus pindah ke Newcastle United.
Namun, Sandro Tonali bukanlah pesepak bola pertama yang bereaksi sedih karena transfer yang harus dijalaninya. Seperti dilansir Daily Star Sport, berikut tujuh pemain lainnya:
Lionel Messi
Lionel Messi menangis seperti bayi ketika terpaksa meninggalkan Barcelona pada 2021. Keuangan klub yang buruk membuat Barcelona harus menyingkirkannya, bahkan jika dia menerima pemotongan gaji.
Messi hampir dipastikan bertahan di Camp Nou. Namun, kecerobohan keuangan klub membuat masa baktinya di Barcelona berakhir dengan tangis, bahkan tanpa gembar-gembor apa pun.
Robinho
Bukan hanya karena Robinho tak ingin bergabung bersama Man City pada 2008, bahkan dia merasa tidak mengenal klub tersebut.
Real Madrid memaksa pemain asal Brasil itu untuk bergabung bersama Man City setelah dipermalukan oleh Chelsea, yang juga dalam pembicaraan untuk merekrutnya, bahkan menjual merchandise Robinho di situs resmi sebelum transfer diresmikan.
Robinho bergabung bersama Man City pada hari terakhir bursa transfer, beberapa jam setelah akuisisi Abu Dhabi United Group terhadap Man City. Ia bertahan di Etihad selama 18 bulan hingga akhirnya dipinjamkan dan akhirnya dijual.
Angel Di Maria
Beberapa pesepak bola tampaknya tidak terlalu suka dilepaskan oleh Real Madrid dan menukarnya ke Manchester. Kepindahan Angel Di Maria senilai 60 juta pound ke MU pada 2014 merupakan bencana yang buruk, mulai dari awal hingga akhir kariernya di sana.
Pertama pemain asal Argentina itu mengaku tidak ingin meninggalkan Real Madrid dalam pesan perpisahannya. Kemudian rumahnya di Cheshire dirampok dan setelah itu penampilannya langsung merosot tajam.
"Sayangnya hari ini saya harus pergi, tetapi saya ingin memperjelas bahwa itu bukan keinginan saya," tulisnya dalam surat untuk penggemar Real Madrid, dan tak lama kemudian penggemar MU mengharapkan hal serupa.
Iker Casillas
Keputusan Jose Mourinho mencoret Iker Casillas dari starting lineup Real Madrid pada 2012 adalah sesuatu yang mengejutkan, terutama karena kiper asal Spanyol itu sudah menjadi andalan Real Madrid selama 13 tahun.
Jose Mourinho pergi pada 2013, teteapi Casillas juga mengikutinya keluar dua tahun kemudian, meskipun ia sangat tidak ingin melakukan hal tersebut.
Orang tua dari kiper Real Madrid itu kemudian mengklaim bahwa Presiden klub, Florentino Perez, telah memaksa putranya untuk pergi dari Real Madrid.
"Kampanye untuk menodai Iker telah diatur oleh Florentino selama bertahun-tahun," ujar orang tua Casillas kepada El Mundo setelah kepindahan Casillas ke Porto pada 2015.
Andy Carroll
Andy Carroll hanya menjalani setengah musim di Premier League ketika Liverpool merekrutnya pada Januari 2011, di mana mereka putus asa mencari pengganti Fernando Torres yang bergabung bersama Chelsea.
Striker kelahiran Newcastle itu senang bisa bermain bersama klub idola masa kecilnya, tetapi ketika tawaran 35 juta pound datang dari Liverpool, Newcastle United tidak bisa menolaknya.
"Pemilik klub menjelaskan kepada saya bahwa saya tidak diinginkan di klub. Saya tidak ingin pergi, mereka meminta saya untuk melakukan permintaan transfer," ungkap Carroll.
Alex Song
Sekeras yang bisa dikatakan, maasa-masa Alex Song di Barcelona adalah satu tertawaan besar, tetapi bukan untuknya.
Gelandang itu secara terbuka mengakui ia ingin bertahan di Arsenal, tetapi terpaksa pergi karena klub London utara itu menolak menaikkan gajinya yang hanya 15 ribu pound per pekan.
Ia menghabiskan dua tahun dengan perjuangan sulit mendapatkan tempat di Camp Nou dan akhirnya pergi lagi dan kembali ke Inggris untuk bermain bersama West Ham United.
Joe Hart
Joe Hart tampil apik bersama Man City dan akhirnya menjadi nomor satu di Timnas Inggris. Namun, itu tidak cukup lama.
Kehadiran Pep Guardiola di Etihad pada 2016 menjadi awal dari akhir kariernya bersama Man City. Mantan bos Barcelona itu memilih mencari kiper baru dengan kemampuan yang lebih baik.
Meski ingin bertahan dan memperjuangkan tempatnya, Joe Hart akhirnya didepak dan bergabung bersama Torino sebagai pemain pinjaman. Ia juga sempat dipinjamkan ke West Ham, hingga akhirnya dijual ke Burnley pada 2018.
Baca Juga