Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti, mengungkapkan tiga pendampingnya dalam masa persiapan menuju Piala Dunia U-17 2023 pada 10 November-2 Desember 2023.
Ketiganya adalah arsitek timnas senior, Shin Tae-yong, juru taktik timnas U-22, Indra Sjafri, dan calon Direktur Teknik PSSI asal Jerman yang namanya belum diungkap.
"Saya diberikan tiga pilihan oleh PSSI. Ada coach Indra Sjafri, coach Shin Tae-yong, dan Direktur Teknik PSSI yang baru," ujar Bima Sakti dalam wawancara eksklusif dengan Bola.com.
"Saya disuruh memilih. Saya meminta ketiganya. Sebab, saya ingin belajar dari mereka. Saya ingin mendapatkan masukan dari mereka," jelas nakhoda berusia 56 tahun itu.
Terbuka dengan Siapa pun
Bima Sakti tidak gengsi belajar Shin Tae-yong dan Indra Sjafri. Keduanya adalah pelatih yang jauh lebih berpengalaman daripada arsitek berusia 46 tahun tersebut.
"Saya terbuka dengan siapa pun yang memberikan masukan baik. Saya terima kalau memang itu pas dan benar-benar dibutuhkan di Timnas Indonesia U-17. Saya akan pakai dan terapkan," imbuh Bima Sakti.
"Saya juga sudah merencanakan untuk bertemu coach Indra Sjafri, coach Shin Tae-yong, dan Direktur Teknik PSSI yang baru," tuturnya.
Maksud Pendamping
Lantas, apa yang dimaksud dengan pendamping Bima Sakti? Apakah Shin Tae-yong, Indra Sjafri, dan Direktur Teknik PSSI yang baru akan masuk tim kepelatihan Timnas Indonesia U-17 untuk Piala Dunia U-17 2023?
"Mereka sebagai apa ya... Seperti penasihat lah. Memberikan nasihat kepada saya. Sebab, mereka mempunyai tugas masing-masing," ucap Bima Sakti.
"Coach Indra Sjafri fokus ke Asian Games 2022. Coach Shin Tae-yong juga dengan persiapan Piala AFF U-23 2023. Saya tidak mau begitu membuat mereka tidak konsentrasi dengan persiapan mereka," ungkapnya.
Berguru ke Luis Milla
Bima Sakti bercerita kepada Ketua PSSI, Erick Thohir, terkait pengalamannya menjadi asisten Luis Milla yang menangani Timnas Indonesia pada 2017-2018.
Bima Sakti justru diminta Erick Thohir untuk kembali berguru dengan Luis Milla. "Saya juga sampaikan bahwa saya pernah bekerja dengan Luis Milla selama satu tahun sembilan bulan," terang Bima Sakti.
"Saya dipersilakan oleh Pak Erick Thohir untuk menimba ilmu ke Milla. 'Kalau perlu ke Bandung, kita bertemu dengan Milla untuk ngobrol-ngobrol'. Pasti mereka mempunyai pengalaman yang lebih daripada saya," paparnya.