Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti, merespons kemungkinan memanggil pemain keturunan yang berkarier di Qatar, Abdurrahman Iwan, untuk menatap Piala Dunia U-17 2023.
Iwan lahir di Doha, Qatar, pada 14 Agustus 2006 dari pasangan Iwan Kuswanto dan Tarino yang berasal dari Serang, Banten.
Iwan telah mendapatkan panggilan dari Timnas Qatar U-17 untuk Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 dan membawanya lolos ke putaran final setelah menjuarai Grup C.
Pada akhir Juni 2023, Abdurrahman Iwan membuat status di Facebook tengah pulang ke kampung halaman orang tuanya. "Alhamdulillah, sampai di Tanah Air tercinta," tulis Iwan.
Penjelasan Bima Sakti
Bima Sakti sangat terbuka untuk menjajal pemain keturunan ke Timnas Indonesia U-17, namun dengan syarat pemain itu masih mempunyai paspor Indonesia.
Bima Sakti mengatakan bahwa nama Iwan telah muncul ke permukaan sejak beberapa tahun lalu, tepatnya ketika Marselino Ferdinan masih menjadi bagian dari timnas U-16 pada 2019-2020.
"Enggak, nanti lah... Bukannya dia umurnya... Dia itu zamannya Marselino Ferdinan. Dulu sudah ditawarkan ke saya," ujar Bima Sakti dalam wawancara eksklusif dengan Bola.com pada beberapa waktu lalu.
"Saya tidak tahu Iwan kelahiran tahun berapa. Kalau 2005 tidak bisa. Saya mencari kelahiran 2006-2007. Sejak eranya Marselino, ia sudah ditawarkan ke saya," imbuhnya.
Bek Sao Paulo
Selain Iwan, bek muda Sao Paulo, Welberlieskott de Halim Jardim, juga disodorkan kepada Bima Sakti oleh Tenaga Ahli Menpora Bidang Potensi Pemuda dan Diaspora, Hamdan Hamedan.
Welberlieskott lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 25 April 2007. Saat ini, pemain berusia 16 tahun itu bermain untuk tim Brasil, Sao Paulo U-16.
"Ada banyak nama-nama pemain diaspora. Kami usaha mencari informasi. Saya melihat dari video-video mereka. Kami juga langsung berkomunikasi dengan pemain dan orang tuanya. Sejak awal kami sudah punya data-datanya. Kemudian melihat performa mereka," ungkapnya.
Diseleksi
"Saya akan kasih kesempatan. Kita lihat. Pemain diaspora juga akan diseleksi sama seperti pemain lain. Kalau memang hasilnya mereka lebih baik, mereka lebih menonjol, dan mereka memiliki kemampuan lebih dari pemain-pemain yang ada, saya ambil," terang Bima Sakti.
"Kalau misalnya sama, nilainya tidak berbeda dengan pemain lain, lebih baik saya menggunakan pemain asli Indonesia. Untuk nama-namanya, saya tidak bisa menginformasikan," tutur Bima Sakti.