PSSI Ditinggalkan Utang Nyaris Rp100 Miliar oleh Kepengurusan Lama, Erick Thohir Ancam Akan Tindak Jika Ada Penyelewengan

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 08 Jul 2023, 14:30 WIB
Kemenpora Dito Ariotedjo, Ketua NOC Raja Sapta Oktohari, Ketua KONI Marciano Norman, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, dan sejumlah pengurus baru PSSI berfoto bersama saat Pelantikan Pengurus PSSI Masa Bakti 2023-2027 yang berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (26/05/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Erick Thohir, mengancam akan mengambil langkah tegas jika menemukan penyalahgunaan keuangan induk sepak bola Tanah Air itu buntut peninggalan utang nyaris Rp100 miliar dari kepengurusan lama.

Bila ditarik pada dua kepemimpinan sebelum Erick Thohir, PSSI dikepalai Mochamad Iriawan pada 2019-2023, Edy Rahmayadi pada 2016-2019, dan Joko Driyono serta Iwan Budianto pada 2019.

Advertisement

"Kalau ada penyelewengan, akan saya tindak. Saya tidak ragu-ragu kalau soal itu. Tindakannya seperti apa? Ya tidak tahu. Nanti kita lihat satu-satu," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir telah menyewa firma jasa profesional multinasional, Ernst & Young, untuk mengaudit keuangan PSSI dalam beberapa tahun terakhir.

Di tengah pemeriksaan finansial PSSI, Erick Thohir malah menerima satu per satu tagihan yang tidak dibayarkan periode PSSI sebelumnya. Nominalnya disebutkan hampir menyentuh Rp100 miliar.

2 dari 5 halaman

Ungkapan Erick Thohir

Kepengurusan baru PSSI di bawah kendali Mochamad Iriawan berfoto bareng usai Kongres Pemilihan PSSI. (Bola.com/Muhammad Adyaksa)

"Saya tidak mau menyalahkan kepengurusan yang lama atau yang baru lebih baik, tidak. Namun, saya ingin keuangan PSSI tertata rapi. Supaya kepengurusan berikutnya bisa bikin perencanaan jangka panjang," imbuh Erick Thohir.

"Membuat program harus berkelanjutan, tidak bisa sepotong-sepotong. Saya tidak mau menuduh siapa-siapa dulu, karena sejak awal saya minta diaudit."

"Namun, tagihan-tagihan sudah mulai terasa karena ada yang sebelum saya dilantik. Walaupun ada yang dibayar. Kemarin ada tagihan Rp1,9 miliar untuk pemusatan latihan Timnas Indonesia di suatu negara," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Gali Lubang Tutup Lubang

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menerima bendera PSSI saat Pelantikan Pengurus PSSI Masa Bakti 2023-2027 yang berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (26/05/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

PSSI terpaksa gali lubang dan tutup lubang. Alih-alih dipergunakan untuk menjalankan beberapa kegiatan ke depan, bujet yang ada malah buat menutup tunggakan-tunggakan selama beberapa tahun terakhir.

"Kami bayar. Namun, kan sebenarnya pendanaan yang kami kumpulkan, sebenarnya untuk program saat ini seperti Piala AFF U-23 2023, Piala AFF U-19 Putri 2023, tuan rumah Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, pemusatan latihan Timnas Indonesia U-17, hingga mengirim tim ke luar negeri. Ini butuh uang," ucap Erick Thohir.

"Kalau dananya harus tersedot ke hal-hal yang tidak sesuai program kami, pasti terganggu. Pembayaran gaji pelatih baru bisa dibayar kemarin, karena dana-dana terkumpul dipakai buat bayar yang lalu. Kasihan juga. Kami coba perbaiki tanpa menyalahkan siapa-siapa," ungkapnya.

4 dari 5 halaman

Buka-bukaan Arya Sinulingga

Sebelumnya, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, membeberkan warisan utang dari kepengurusan lama PSSI mulai dari vendor hingga reimburse pemain naturalisasi. Pihaknya bahkan sudah diancam hingga disomasi.

"Kami saat ini ditagih utang puluhan miliar. Pengurus PSSI saat ini kan tidak punya utang. Sebelumnya kami hanya menerima ketika dikasih. Uang tidak ada. Nol," ungkap Arya.

"Yang ada adalah utang. Utangnya puluhan miliar. Sudah ada yang mengancam dan menyomasi kami. Utang ini banyak sekali datang, uangnya tidak ada."

"Sekarang kami sedang proses cari duit, supaya paham kenapa sampai ada yang belum dibayar. Karena kami di samping cari uang untuk kegiatan, kami juga cari uang untuk bayar utang."

"Pak Erick Thohir sudah arahkan supaya kami mulai membayar utang yang menyangkut hidup orang. Wasit yang belum dibayar dan perangkat pertandingan," ucap Arya.

5 dari 5 halaman

Tagihan Akomodasi

"Namun, untuk vendor-vendor, kami terpaksa menunggu audit. Kami tidak tahu utangnya sekian, benar atau tidak. Soal jumlah utang, nyaris Rp100 miliar, tapi tidak sampai lah. Masih di bawahnya sedikit. Sekitar segitu," papar Arya.

"Misalnya urusan perhotelan dan tiket penerbangan. Bayangkan teman-teman, kami saja ditagih ada pemain naturalisasi, datang ke sini diundang, dibilang dia yang bayar dulu, dan dia mengiyakan."

"Datang dia ke sini. Dia bayar dulu habis itu dia balik. Tidak dibayar-bayar juga. Mau tiket, akomodasi, semua tidak dibayar. Ada sesuatu yang dijanjikan untuk agen pemain juga, itu tidak dibayar."

"Ya ini harus dibayar. Kalau tidak dibayar kan dia tidak mau bermain, karena itu dijanjikan sama kepengurusan yang lama, maka kami harus melakukan," terangnya.

Berita Terkait