Bola.com, Jakarta - MotoGP 2023 memang menghadirkan beberapa pembalap berbeda yang bisa memenangkan balapan.
Namun karena terlalu dominannya pembalap Ducati, bisa dibilang sosok yang dapat finis pertama hanya berputar saja di antara para pengendara Desmosedici.
Situasi semakin pelik, karena seiring sangat kuatnya Ducati, dua pabrikan tradisional di MotoGP: Honda dan Yamaha justru terpuruk.
Ditambah sejak Valentino Rossi pensiun plus Marc Marquez berulang kali cedera, MotoGP seakan tak punya ikon.
Juara dunia MotoGP dua kali, Casey Stoner buka suara soal kondisi di atas. Menurutnya Dorna selaku pelenyelenggara MotoGP harus membuat perubahan.
Saran Casey Stoner
Casey Stoner pun berandai-andai dirinya menjadi sosok yang bisa mengubah regulasi di ajang MotoGP agar lebih menarik.
Maka hal-hal ini jadi sasaran perubahan yang dilakukan pembalap asal Australia itu. "Saya akan membuat beberapa perubahan pada format balapan," kata Casey Stoner mengutip situs Speedweek.
"Semua hal yang tidak perlu harus dihilangkan - tidak ada winglet, tidak ada perangkat ketinggian motor, tidak ada kontrol anti-wheelie, kontrol traksi dikurangi seminimal mungkin."
"Biaya harus turun dan peraturan harus bertahan selama sepuluh tahun sehingga pabrikan yang berkinerja buruk dapat mengejar ketertinggalan," lanjutnya.
Kecewa
Casey Stoner sendiri pensiun dari ajang MotoGP pada usia masih sangat produktif pada musim 2012 yang lalu.
Kala itu salah satu alasan pensiun dini yang dilakukan Stoner karena dirinya kecewa dengan banyaknya teknologi di motor MotoGP. Sehingga skill seorang pembalap tidak lagi menjadi faktor utama.
"Saya merindukan orang-orang yang terlibat pada balapan MotoGP, tapi tidak dengan kejuaraannya," ungkap Stoner.
"Semua orang tahu masalah yang saya hadapi dengan MotoGP. Apa yang saya suka dan tidak suka dari kejuaraan ini," lanjut pembalap yang bisa juara dunia MotoGP dengan dua pabrikan berbeda: Honda dan Ducati.
Sumber: Speedweek