Erick Thohir Jawab Kegusaran Persebaya yang Didenda Komdis PSSI Rp25 Juta akibat Bonek Awaydays ke Semarang di BRI Liga 1

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 22 Jul 2023, 16:45 WIB
Logo Bonek, populer di Surabaya, dibuat oleh orang Makassar. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Depok - Persebaya Surabaya tengah gusar. Tim berjulukan Bajul Ijo itu tidak habis pikir dengan keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI.

Komdis menjatuhkan denda sebesar Rp25 juta untuk Persebaya Surabaya. Sebab, suporter Bajul Ijo dinilai melanggar aturan larangan pendukung tim tamu di BRI Liga 1 2023/2024.

Advertisement

Komdis menganggap fans Persebaya datang ke Stadion Jatidiri, Semarang, ketika melawan tuan rumah PSIS Semarang dalam pekan ketiga BRI Liga 1 pada 16 Juli 2023.

Direktur Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, menyentil Komdis dengan artikel berjudul "Di Mana Akal Sehat Komdis" yang dimuat di situs Bajul Ijo pada Jumat (21/7/2023).

2 dari 8 halaman

Ungkapan Erick Thohir

Septian David Maulana (kiri) berusaha menjaga bola dari penjagaan Ripal Wahyudi (kanan) saat PSIS Semarang bersua Persebaya Surabaya di Stadion Jatidiri, Semarang, pada pekan ketiga BRI Liga 1 2023/2024, Minggu (16/7/2023) malam WIB. (Dok. Persebaya)

Ketua PSSI, Erick Thohir, menjawab kekecewaan Persebaya Surabaya. Mantan bos Inter Milan itu meminta semua pihak, termasuk Bajul Ijo, untuk menghargai kinerja Komdis.

"Kita harus menyepakati hasil keputusan Komdis PSSI. Kalau Komdisnya nakal, saya copot," ujar Erick Thohir di Persija Training Ground, Depok, pada Sabtu (22/7/2023) pagi WIB.

"Tetapi, kami membangun semua ini perlu saling interaksi yang positif. Bahwa kami membentuk Komdis berdiskusi dengan Komite Eksekutif PSSI, bukan hanya saya. Kami sudah mencoba memberikan Komdis yang terbaik hari ini," jelasnya.

3 dari 8 halaman

Komdis Tidak Sempurna

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan kepada media saat konferensi pers mengenai Piala Dunia U-17 2023 di Menara Danareksa, Jakarta, Sabtu (24/06/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

"Memang ada pimpinan Komdis, anggota Komdis, tidak ada yang sempurna. Tetapi, mereka sudah mau kerja setiap pekan. Itu yang sulit dan pasti ada konsekuensinya. Kalau tidak bagus dicopot," tutur Erick Thohir.

"Jadi, mari kasih kesempatan untuk semuanya bekerja. Jadi tidak semua dalam sepekan ini langsung selesai. Saya juga tidak main-main dengan PSSI."

"Komdis tidak main-main. Komite Wasit tidak main-main. Saya akan gigit yang nakal-nakal. Tapi, perlu waktu untuk transisi dan tidak semuanya langsung selesai," ucap Erick Thohir.

4 dari 8 halaman

Hukuman Lainnya Gara-Gara Suporter Awaydays

Selain Persebaya, panitia pelaksana (panpel) PSIS juga didenda Rp25 juta lantaran dianggap "gagal mengantisipasi kehadiran suporter Persebaya Surabaya sebagai suporter klub tamu di stadion".

Komdis juga memberikan denda kepada Persik Kediri dan Arema FC. Kedua tim dihukum Rp25 juta buntut perkara yang sama. Namun, Persik juga disanksi penutupan tribune timur Stadion Brawijaya, Kediri.

Pendukung Arema FC nekat datang ke Stadion Brawijaya saat Johan Alfarizi cs. menghadapi tuan rumah Persik dalam pekan ketiga BRI Liga 1 pada 15 Juli 2023 dan memancing keributan antarpendukung.

5 dari 8 halaman

Susunan Komdis PSSI

Sebelumnya, Erick Thohir, telah mengumumkan susunan Komdis untuk periode 2023-2027. Ketuanya adalah Eko Hendro Prasetyo, wakilnya Asep Edwin.

Eko Hendro bisa dibilang naik jabatan. Sebelumnya, mantan manajer legal Arema FC itu adalah Wakil Ketua Komdis PSSI di era kepemimpinan Mochamad Iriawan.

Sementara, Asep Edwin pernah menjadi Ketua Komdis pada 2017-2019 atau di masa Edy Rahmayadi, Joko Driyono, dan Iwan Budianto.

Komdis PSSI juga mempunyai tiga anggota. Ketiganya ialah Mahfudin Nigara, Aji Ridwan Mas, dan Hasani Abdulgani. Nama terakhir adalah anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada 2019-2023.

6 dari 8 halaman

Hasil Sidang Komdis PSSI pada Kamis, 20 Juli 2023

1. Panitia Pelaksana Pertandingan PSIS Semarang

- Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024

- Pertandingan: PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya

- Tanggal Kejadian: 16 Juli 2023

- Jenis Pelanggaran: gagal mengantisipasi kehadiran suporter Persebaya Surabaya sebagai suporter klub tamu di stadion

- Hukuman: sanksi denda Rp25.000.000

2. Klub Persebaya Surabaya

- Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024

- Pertandingan: PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya

- Tanggal Kejadian: 16 Juli 2023

- Jenis Pelanggaran: adanya suporter Persebaya Surabaya sebagai suporter klub tamu yang hadir dalam pertandingan

- Hukuman: sanksi denda Rp25.000.000

3. Klub Persik Kediri

- Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024

- Pertandingan: Persik Kediri vs Arema FC

- Tanggal Kejadian: 15 Juli 2023

- Jenis Pelanggaran: terjadi penganiayaan dan perkelahian antar suporter di tribun Timur

- Hukuman: sanksi penutupan sebagian stadion (tribun Timur tempat terjadinya penganiayaan dan atau perkelahian) sebanyak 1 pertandingan saat menjadi tuan rumah, sejak keputusan diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat; sanksi denda Rp25.000.000

4. Klub Arema FC

- Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024

- Pertandingan: Persik Kediri vs Arema FC

- Tanggal Kejadian: 15 Juli 2023

- Jenis Pelanggaran: adanya suporter Arema FC sebagai suporter klub tamu yang hadir dalam pertandingan

- Hukuman: sanksi denda Rp25.000.000

7 dari 8 halaman

Pernyataan Lengkap Direktur Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi

Keputusan sepihak Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum klub-klub Liga 1 terkait aturan larangan kehadiran suporter tamu mengusik akal sehat saya. Tidak semata karena mekanisme jatuhnya vonis yang semau Komdis sendiri. Pun karena latar belakang munculnya aturan yang rasanya sangat dipaksakan.

Sudah beberapa musim ini Komdis bersidang layaknya pengadilan sesat. Tidak ada pemanggilan "terdakwa", mendengarkan keterangan "saksi" atau kesempatan membela diri. Tahu-tahu Komdis bersidang dan menjatuhkan beragam sanksi. Mulai dari peringatan keras, larangan bermain, sampai denda uang, dengan nominal semau Komdis.

Bahkan, dalam beberapa vonis, Komdis menegaskan tidak ada upaya banding. Entah apa alasannya. Sekali lagi, semau Komdis! Kediktatoran macam apa ini. Sudah pengadilannya sepihak, vonisnya pun tidak bisa dibanding. Terus apa fungsinya Komisi Banding (Komding) yang juga bagian dari badan yudisial PSSI?

Di luar konteks bahwa Komdis menghukum semaunya, aturan larangan kehadiran suporter tamu memang memantik kontroversi. PSSI berkilah regulasi ini adalah bagian dari transformasi sepak bola Indonesia paska Tragedi Kanjuruhan. Harapannya, pertandingan jadi lebih kondusif. Tapi, aturan itu hanya sebatas deretan huruf yang terangkai menjadi kata-kata saja. Tidak ada teknis lebih detail saat mengaplikasikan di lapangan.

Bagaimana cara mencegah kehadiran tim tamu ketika tiket dijual secara online. Siapa saja bisa membeli. Dicekal lewat deteksi domisili? Masih bisa pinjam identitas suporter tuan rumah. Dicegah dengan larangan menggunakan atribut tim tamu? Tetap bisa masuk karena pakai atribut bebas. Baru di dalam stadion mengeluarkan atribut klub kesayangannya.

Klub-klub pun bukan tanpa effort. Tim tuan rumah menyerukan tidak boleh ada suporter tamu yang datang. Ketika sudah ada yang terlanjur datang, diupayakan langkah evakuasi. Tim tamu juga tidak tinggal diam. Persebaya, misalnya, selain merilis imbauan jangan away, juga menggelar acara nonton bareng. Ini sebagai ikhtiar meminimalisasi pergerakan Bonek ke kandang lawan. Efektif? Bisa jadi. Namun, tidak bisa menggaransi tidak ada Bonek yang away.

Nah, ketika kemudian ada Bonek di Stadion Manahan (Solo) dan Jatidiri (Semarang), apakah salah Persebaya? Apalagi ternyata dua pertandingan itu berjalan adem-adem saja. Tidak ada kerusuhan antarsuporter. Kedua kubu suporter saling menyemangati tim masing-masing dengan sportif. Bonek tahu diri ketika merayakan kemenangan di kandang Persis. Bonek juga berbesar hati ketika Persebaya kalah di markas PSIS.

Bukankah pemandangan seperti ini yang kita inginkan? Bukankah ini yang juga diharapkan PSSI? Nyatanya, akal sehat kita tidak sama dengan Komdis. Pertandingan yang lancar dan kondusif pun tetap dijatuhi sanksi. Tidak hanya Persebaya, juga klub-klub lain. Pokoknya, pertandingan yang ada suporter tamu langsung diganjar vonis Komdis.

Padahal, bagi sejumlah klub, kedatangan suporter tamu adalah berkah. Klub-klub dengan fans base yang besar adalah tamu yang ditunggu-tunggu. Bonek, Viking, dan Jakmania, misalnya, adalah penghasil cuan ketika mendukungan tim pujaannya bertandang ke kandang lawan.

Apakah Komdis punya solusi? Entahlah. Apakah Komdis tahu bagaimana cara mencegah kedatangan suporter tamu? Rasanya juga tidak.

Sesuai statuta PSSI, anggota Komdis harusnya diusulkan oleh anggota dan dipilih dalam arena kongres. Tapi, Kongres PSSI pada 28 Mei lalu memutuskan menyerahkan kapada Executive Committee (Exco). Dan, simsalabim, muncullah lima nama anggota komdis yang ternyata juga diisi orang-orang lama.

Sesuai namanya, Komdis harusnya punya tugas mulia. Menegakkan aturan pertandingan secara baik dan benar. Bukan malah asal menghukum dan menjadi mesin penghasil denda bagi PSSI.

8 dari 8 halaman

Persaingan Musim Ini

Berita Terkait