Bola.com, Jakarta - Dunia balap Indonesia digegerkan dengan pencapaian pembalap Astra Honda Racing Team, Fadillah Arbi Aditama. Remaja asal Purworejo itu mencetak sejarah sebagai pembalap Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara di FIM JuniorGP World Championship 2023.
Fadillah Arbi Aditama menjadi yang tercepat pada balapan kedua FIM JuniorGP World Championship 2023 seri Catalunya pada Minggu (16/7/2023). Pada balapan yang digelar di Sirkuit Catalunya, Arbi finis dengan catatan waktu 27 menit 52,626 detik.
Arbi mengungguli rider Finenetwork Mir Racing Team, David Almansa, dan pembalap Aspar Junior Team, Joel Esteban. Podium ini menjadi yang pertama diraihnya pada ajang FIM JuniorGP World Championship 2023.
Bola.com mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara empat mata dengan Fadillah Arbi Aditama. Berikut ini petikan wawancara Fadillah Arbi Aditama mengenai prestasi, ambisi, dan masa depan pembalap Indonesia.
Tentang Juara
Halo Fadillah Arbi Aditama. Pertama-tama selamat ya atas pencapaian Anda karena berhasil menjuarai race 2 seri kelima FIM JuniorGP World Championship 2023. Bagaimana sih ceritanya bisa menjadi juara?
Saya start di urutan ke-16. Pada saat race, saya sudah yakin memiliki race pace yang bagus. Dari keyakinan itu menimbulkan semangat yang menggebu-gebu dan lebih keras lagi untuk berusaha menjadi yang tercepat. Di race itu saya yakin race pacenya itu tidak terlalu cepat. Jadi saya berusaha kontrol emosi, tetap tenang, yang akhirnya menjadikan saya juara di Barcelona.
Pada race pertama Anda finis di posisi ke-18. Kemudian pada race kedua juga Anda mengawali balapan di urutan ke-16. Apa sih kuncinya bisa menjadi juara?
Pada race 1 kami dari Astra Honda Racing Team dan para mekanik mengevaluasi hasilnya. Dari hasil evaluasi tersebut kami berembuk lagi dan akhirnya mengambil keputusan untuk menggunakan set up yang hari sebelumnya. Set up itu yang saya suka. Jadi dari perkembangan itu membuat saya yakin dan mantap untuk melibas sirkuit di Barcelona.
Kualitas Motor
Anda tadi bilang menggunakan set up yang disukai. Sebenarnya, set up motor seperti apa yang Anda sukai?
Saya suka set up motor yang lincah. Suka motor yang basic suspension depannya itu keras. Cuma mungkin karena riding style-nya saya seperti ini.
Bicara soal motor menurut Anda bagaimana kualitas Honda NSF250RW yang saat ini? Apakah perbedaannya ketimbang musim lalu?
Untuk kualitas motor dari tahun lalu sampai saat ini sangat kompetitif. Motornya kenceng. Durability bagus dan sampai saat ini belum ada masalah dengan engine ataupun top speed motor. Kompetitif untuk bisa berada di grup terdepan.
Apakah kualitas motor Honda NSF250RW yang sekarang ini mendukung gaya balapan Anda?
Untuk gaya balapan sama motor tentu saya menyesuaikan. Saya juga punya gaya balapan, namun sebagai pembalap kita harus menyesuaikannya dengan motor. Tipenya bagaimana dan harus dibawa seperti apa. Jadi, tidak ada masalah sama motor ini.
Apakah saran dari Anda untuk meningkatkan kualitas dari motor Honda NSF250RW?
Untuk kualitas motor susah ya. Balapan di turnamen ini seimbang dan perbedaan motor tidak terlalu signifikan antara saya dengan motor-motor tim lain. Jadi, hanya perlu memperbanyak riset di area set up sehingga saya mencari lebih dalam. Bagaimana sih suspensi di sirkuit ini dan geometri di sirkuit itu. Menurut saya, motor Honda itu yang paling kencang.
Persaingan dan Target
FIM JuniorGP World Championship 2023 menyisakan dua seri lagi. Menurut Anda bagaimana peta persaingannya? Siapa pembalap yang bakal jadi pesaing terberat Anda?
Untuk tahun ini pesaing yang berat itu dari Spanyol dan Italia. Memang dari dulu mereka mendominasi. Menurut saya mereka yang paling kuat.
Anda memakai nomor 93 di motor. Apakah ada makna atau alasan khusus memilih nomor tersebut?
Jadi sebenarnya ceritanya saya memilih nomor 23, namun sudah dipakai oleh Elia Bartolini. Jadi, saya harus ganti ke-93. Itu juga nomor karena saya suka dengan Marc Marquez sehingga pakai nomor itu juga.
Apa target realistis yang Anda ingin raih pada balapan tahun ini?
Target saya untuk konsisten di urutan lima besar. Tentunya berada di podium dan meneruskan prestasi-prestasi ini ke seri berikutnya.
Awal Mula Balapan
Mari kita flash back sejenak. Awalnya bagaimana Anda bisa terjun ke dunia balap?
Awalnya saya basic-nya bukan pembalap. Dari kecil tidak pernah nyebur di dunia balap. Pada umur 10 tahun saya coba ikut Sekolah Sepak Bola dan umur 11 tahun ikut coba bulutangkis. Namun, saya merasa bosan karena merasa tidak begitu berkembang.
Akhirnya saya ikut papa yang punya pembalap. Namanya Kak Irfan Ardiansyah dan balap di Sentul. Ketika itu, Kak Irfan sudah ikut Astra di kelas 600 Super Sport. Pada saat itu saya lihat dan sejak saat itu saya suka. Izin sama papa untuk ikut latihan. Saya langsung merayu papa untuk mengizinkan balap di dunia road race.
Balapan merupakan olahraga yang berisiko. Ketika itu, bagaimana cara Anda meyakinkan orang tua kalau balap itu hobi yang meyakinkan dan bisa menjadi pekerjaan?
Saya saat 12 tahun tentu orang tua tentunya khawatir. Papa kebetulan pembalap dan tahu risikonya seperti apa dan sempat tidak mengizinkan. Namun, karena didukung mama agar lebih semangat lagi merayu papa. Akhirnya papa izinkan.
Sebelum balapan, pembalap pasti selalu merasakan tegang. Bagaimana cara Anda atau adakah ritual khusus sebelum balapan agar tidak tegang dan fokus?
Paling utama pasti memberi kabar orang tua. Itu cara pertama untuk tenang, sehingga sudah ayem. Kemudian mendengarkan musik, terus pemanasan. Dari situ nanti biasanya sudah mulai plong pikirannya, sudah tenang.
Anda selama mengikuti balapan ini tinggal di Spanyol. Adakah kegiatan di luar latihan selama di sana untuk mengisi hari-hari Anda?
Selama di Spanyol saya sering main sepak bola bersama anak-anak tetangga biasanya. Main game juga, dan jalan-jalan di desa.
Masa Depan Pembalap Indonesia
Bagaimana Anda melihat potensi pembalap yang ada di Indonesia saat ini? Apakah suatu saat ini ada yang bisa mengikuti jejak Anda?
Pasti ada, bahkan bisa melebihi saya. Banyak anak-anak di Asia Talent Cup dan tentunya di Astra Racing School yang berpotensi dan meneruskan prestasi di kejuaraan-kejuaraan dunia.
Apa pesan Anda untuk anak-anak Indonesia di luar sana yang punya cita-cita ingin menjadi pembalap?
Saat saya pulang banyak yang kebut-kebutan di jalan. Saran saya mending ayo ikut ke sirkuit. Kita latihan bareng sehingga kebut-kebutannya bisa disaring ke yang positif sehingga tidak mengganggu pengguna jalan juga.
Apakah Anda punya cita-cita yang ingin direalisasikan dalam waktu dekat?
Tentunya saya ingin menjadi pembalap tetap di World Championship di kelas Moto3. Itu impian yang dari dulu ingin saya rasakan. Semua orang ingin sampai di kelas itu. Tentunya pada masa depan ingin sampai di Moto2 dan MotoGP juga.