Bola.com, Jakarta - Berstatus sebagai pendatang baru di Liga 2, Malut United FC mengusung mimpi tinggi di kompetisi kasta kedua musim 2023-2024. Target promosi ke Liga 1 diapungkan demi mengharumkan nama daerah.
Bukan tanpa alasan jika Malut United FC ingin bergegas tampil di peredatan kasta elite. Sudah demikian lama Maluku Utara hilang dari peredaran radar sepak bola Tanah Air.
Terakhir musim 2007, Persiter Ternate klub asal provinsi ini yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi. Klub yang melahirkan nama pemain tenar macam Rahmat Rivai kini terbenam di kompetisi Liga 3.
Malut United FC yang hadir di Liga 2 lewat pembelian lisensi Putra Delta Sidoarjo pada akhir Januari 2023 berharap bisa menapak ke atas. Ironis memang, Maluku Utara (Maluku dalam skala lebih luas) produktif melahirkan bintang-bintang Timnas Indonesia, namun mereka tak memiliki klub yang berbicara di level tertinggi.
Selain Rahmat Rivai, nama-nama beken macam Ilham Udin Armaiyn, Zulham Zamrun, Rizky Pora merupakan putra daerah Malut yang malang melintang di klub-klub Liga 1.
Gaet Imran
David Glenn, pengusaha tambang ingin kampung halamannya bisa berbicara banyak lewat daerah.
“Beliau yang memprakarsai pembentukan Malut United FC. Sebagai pengusaha ia merasa telah mendapat banyak hal dari kampung halamannya, ia ingin mengembalikannya lewat sepak bola. Olahraga satu ini olahraga yang paling populer di Malut, menyentuh berbagai level kehidupan. Kemudian muncul ide untuk membeli lisensi klub Liga 2 untuk menghidupkan geliat sepak bola di Malut,” terang Dirk Soplanit, Direktur Utama PT Malut Maju Sejahtera, perusahaan yang menaungi Malut United FC di Golf Club Senayan, Jakarta, Senin (25/7/2023).
Glenn beserta jajaran manajemen mengutamakan kesamaan visi seluruh personel dalam membangun klub ini. Termasuk saat mendapuk mantan bintang Timnas Indonesia, Imran Nahumarury sebagai pelatih kepala.
Imran putra daerah Maluku. Ia salah satu pesepak bola jebolan Tulehu, daerah yang produktif mencetak pesepak bola berbakat.
Saat aktif bermain pria kelahiran 2 November 1978 dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik Tanah Air di era 2000-an. Sebagai pelatih ia tercatat pernah menukangi PSIS Semarang dan PSIM Yogyakarta.
“Kami mengandeng orang-orang yang memiliki visi yang sama. Orang-orang yang sejalan ingin memajukan sepak bola di Malut. Imran, pelatih muda berbakat, kami nilai sebagai sosok yang tepat untuk menukangi tim ini,” ucap Dirk yang mantan anggota Komite Eksekutif PSSI tersebut.
Berasa Mudik
“Saat diajak bicara oleh Bapak Glenn, saya tidak berlama-lama berfikir untuk menjawab iya. Menjadi pelatih kepala Malut United FC bak pulang kampung bagi saya. Saya ingin menjadi bagian dari perjuangan membangkitkan sepak bola Malut dari tidur panjangnya,” kata Imran.
Manajemen klub tak hanya fokus pada prestasi saja, mereka juga menggeber aneka aktivitas untuk menghidupkan ekosistem sepak bola di Maluku Utara.
“Kami sepakat menjadikan Malut United FC sebagai bagian dari investasi sosial, yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Ada sejumlah program terkait pembinaan yang kami siapkan yang melibatkan putra-putra daerah. Besar harapan kami klub ini bisa menjadi penyalur bakat pesepak bola asal Malut. Mereka tidak perlu jauh-jauh merantau karena sudah punya klub yang dibanggakan di daerahnya,” ujar Willhem Dominggus Nanlohy, COO Malut United FC.
Mimpi Bangun Stadion
Malut United FC sedang melakukan pembenahan Stadion Kie Raha di Ternate, yang direncanakan menjadi homebase mereka saat berlaga di pentas kompetisi. Stadion tersebut dulunya jadi markas Persiter.
“Kita juga sedang membangun stadion baru di ibu kota Provisi Sofifi.
Stadion ini akan dinamai Malut United Arena. Pada 14 Agustus 2023 mendatang secara simbolis akan ada tendangan perdana menandai proses pembangunan stadion ini. Kami mengundang Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk ikut serta dalam acara tersebut,” kata Dirk Soplanit.
Untuk sementara klub asuhan Imran akan bermarkas di Stadion Madya Senayan, Jakarta. “Moga-moga proses renovasi Stadion Kie Raha bisa segera tuntas, sehingga kami bisa tampil langsung di hadapan publik sepak bola Malut,” kata Willhem Dominggus.
Matang Pengalaman
Diharapkan dalam semusim klub ini bisa naik kasta ke Liga 1. “Kami ingin klub ini secepat mungkin berlaga di Liga 1. Untuk mewujudkannya kami amat serius membangun tim yang solid," papar Dirk Soplanit.
Imran mendapat keleluasaan melakukan perekrutan pemain. Sejumlah eks pemain Liga 1 didatangkan untuk menjadi anggota skuad. Mereka di antaranya adalah Ilham Udin Armayn, Hari Nur Yulianto, Dedi Gusmawan, dan Joko Ribowo.
Liga 2 2023-2024 rencananya akan dimulai pada awal September mendatang. Di waktu tersisa Imran meyakini bisa membangun kekompakan tim sehingga bisa langsung tancap gas.
"Kami memang fokus merekrut pemain-pemain yang sudah berpengalaman di kompetisi. Banyak di antara mereka sudah pernah kerja bareng dengan saya. Mereka bisa dibilang sudah memahami betul filosofi sepak bola yang saya inginkan," kata Imran Nahumarury.
Bagaimana dengan pemain asli Maluku Utara? "Kesempatan buat putra daerah Malut dan Maluku secara keseluruhan kami buka lebar. Saya dibantu manajemen melakukan pendekatan dengan pemain matang jam terbang berstatus putra daerah. Tak semua mengiyakan, karena masih ingin melihat bagaimana ke depannya klub. Tak masalah bagi saya, pada waktunya saya yakin Malut United FC akan jadi klub besar yang bisa berbicara banyak di sepak bola nasional. Dan nantinya akan banyak putra daerah yang dilahirkan klub ini," kata Imran.