Bola.com, Sydney - Tak satu pun wakil Indonesia berhasil menembus semifinal Australia Open 2023. Kepala Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, menyebut ada sejumlah faktor yang membuat pasangan putra Indonesia tidak tampil dengan baik, termasuk Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Ganda putra merupakan sektor yang kerap menjadi andalan Indonesia di berbagai turnamen bulutangkis internasional.
Namun, di Australia Open 2023, dua ganda putra Indonesia yang melangkah hingga ke perempat final, Fajar/Rian dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, gagal mendapatkan tempat di semifinal.
Khusus mengenai Fajar/Rian, Herry IP menyebut penampilan ganda putra nomor satu dunia itu memang tidak seperti yang diharapkan ketika tampil di perempat final melawan ganda putra Korea Selatan, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.
"Saat melawan pasangan Korea itu, mereka masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Fajar/Rian masih banyak error," ujar Herry IP dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Bola.com.
"Momen saat mereka unggul 6-3 di gim ketiga, sebenarnya pasangan Korea sudah goyah, lawan sudah panik. Namun, begitu momennya hilang, lawan bisa menyusul dan makin tambah percaya diri. Sementara Fajar/Rian jadi tertekan dan akhirnya banyak melakukan kesalahan sendiri," lanjutnya.
3 Turnamen Beruntun, Performa Fajar/Rian Menurun
Sebelum mengikuti Australia Open 2023, Fajar/Rian yang tengah menjadi andalan Indonesia di sektor ganda putra juga mengikuti Korea Open dan Japan Open 2023.
Herry IP pun melihat bagaimana performa Fajar/Rian terus menurun dalam setiap turnamennya.
"Performa Fajar/Rian yang mengikuti tiga turnamen beuntun memang menurun. Ketika di Korea mereka bisa melangkah ke final, di Jepang hanya hingga semifinal. Sementara di sini malah sudah tersisih di perempat final," ujar Herry IP.
Ganda Putra Lain Belum Konsisten
Selain Fajar/Rian dan Pramudya/Yeremia yang melangkah hingga perempat final Australia Open 2023, ada juga Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana yang tampil di turnamen Super 500 itu.
Menurut Herry IP, ketiga ganda putra Indonesia lainnya memang belum bisa memperlihatkan performa yang konsisten untuk bisa melangkah jauh dalam setiap turnamennya.
"Leo/Daniel, Pram/Yere, atau Bagas/Fikri memang bisa mengejutkan dengan mengalahkan ganda putra papan atas dunia. Namun, di lain hari mereka kalah, seperti Pram/Yere yang kurang memberi perlawanan sepadan kepada Hoki/Kobayashi," ujar Herry IP.
"Performa mereka saya ibaratkan seperti roller coaster. Kadang bagus dan beada di puncak seperti Bagas/Fikri yang pernah jadi juara All England, atau Pram/Yere yang juara Asia, dan Leo/Daniel yang berjaya di Indonesia dan Thailand Masters. Namun, setelah itu performa mereka beada di bawah dan sering kalah di babak awal. Belum konsisten," tegasnya.
Masih Butuh Waktu
Herry IP mengakui bahwa selain Fajar/Rian, ketiga ganda putra Indonesia lainnya memang masih membutuhkan waktu untuk bisa bersaing secara konsisten di setiap turnamen dunia yang mereka ikuti. Apalagi, menurut Herry IP, persaingan di sektor ganda putra memang selalu ketat.
"Perlu proses agar mereka bisa masuk jajaran elite ganda putra dunia. Segalanya tidak bisa instan. Kami harus terus berikhtiar mengasah kemampuan mereka untuk masuk jajaran elite dunia," ujar Herry IP.
"Harus diakui, peta persaingan ganda putra dunia saat ini memang lebih sengit. Jepang, China, Chinese Taipei, India, Malaysia, Korea, dan Denmark memiliki pasangan yang kuat dan saling mengalahkan. Semua berburu poin ke Olimpiade 2024. Kamis harus mempersiapkan para pemain jauh lebih baik lagi," lanjutnya.