Bola.com, Malang - Arema FC makin terpuruk di BRI Liga 1 2023/2023. Hasrat mengakhiri paceklik kemenangan berujung kekalahan telak di pekan ke-6.
Mereka dihajar Barito Putera 0-4 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (05/08/2023). Kekalahan ini membuat posisi Arema terdampar dari dasar klasemen dengan 2 poin.
Dari 6 pertandingan, tim berjuluk Singo Edan tersebut hanya bisa mengumpulkan 2 poin. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan untuk memetik kemenangan pertama.
Mulai mendatangkan kiper asing, Julian Schwarzer dan striker naturalisasi Greg Nwokolo. Hingga didepaknya pelatih I Putu Gede Swisantoso.
Kekalahan dari Barito Putera memunculkan beberapa fakta negatif. Jika kondisi ini tak segera membaik posisi Singo Edan makin sulit lepas dari zona degradasi. Berikut tiga fakta negatif Arema.
Kali Pertama Jadi Juru Kunci
Posisi juru kunci klasemen sebenarnya bisa dihindari Arema jika menang dari Barito Putera. Namun, kekalahan telak membuat Singo Edan terpaku di dasar klasemen.
Karena sehari sebelumnya, Bhayangkara FC yang jadi tim terbawah berhasil meraih kemenangan atas Persita. Jadi, baru kali ini Singo Edan merasakan dasar klasemen di akhir pekan.
Padahal manajemen menargetkan tim ini berada di 4 besar. Ternyata, hasilnya di luar perkiraan. Lantaran Singo Edan jadi bulan-bulanan tim lawan.
Posisi seperti ini sempat dialami Arema di musim 2012 dan 2018. Waktu itu, mental pemain Singo Edan runtuh karena start buruk di awal musim.
Mereka baru bangkit di putaran kedua dan selamat dari degradasi. Namun dari segi materi pemain, sebenarnya musim ini Arema masih punya beberapa pemain sarat pengalaman.
Seperti Dendi Santoso, Evan Dimas, Ahmad Alfarizi hingga Greg Nwokolo. Tapi secara permainan, tim ini belum terlalu padu.
Kebobolan Paling Banyak
Derita Arema semakin lengkap saat ini. Selain jadi juru kunci klasemen sementara, mereka juga jadi tim dengan kebobolan terbanyak.
Saat ini, gawang mereka sudah kemasukan 17 gol. Padahal dua musim terakhir, Singo Edan tergolong tim yang jarang kemasukan. Lantaran mereka punya pertahanan solid ditambah kiper tangguh Adilson Maringa.
Musim ini, Maringa hengkang ke Bali United. Sedangkan para pemain belakang banyak diterpa cedera. Seperti Rifad Marasabessy, Ichaka Diarra dan Ahmad Alfarizi.
Perubahan di lini belakang membuat tim ini butuh waktu untuk membentuk chemistry. Kiper asal Filipina, Julian Schwarzer sudah kemasukan 5 gol dari dua pertandingan. Artinya, keberadaannya tak berpengaruh secara signifikan.
Padahal di pertandingan sebelumnya melawan Persis Solo, Julian tampil menjanjikan dengan 10 save penting. Tinggal pemain belakang atau gelandang bermain lebih solid untuk memutus serangan lawan.
Produktifitas Gol Sang Top Skorer Mulai Terhenti
Striker, Gustavo Almeida jadi sosok yang vital di lini depan Arema. Buktinya, dia jadi top skorer sementara Liga 1 dengan 7 gol.
Semua gol Arema merupakan buah aksinya di lapangan. Namun, saat melawan Barito Putera, pertama kali Gustavo absen mencetak gol.
Padahal 4 pertandingan sebelumnya, nama penyerang 26 tahun ini selalu terpampang di papan skor. Bisa jadi ini pertanda jika lawan mulai bisa mematikan pergerakannya. Ditambah lagi, pemain lawan berhasil menghentikan suplai bola kepada sang striker.
Ketika Gustavo absen absen mencetak gol, pemain lain juga sama. Sehingga Arema tak mampu membobol gawang Barito Putera.
Padahal tim pelatih sudah berupaya keras mengutak-atik komposisi lini depan. Dedik Setiawan dan Greg Nwokolo sudah dicoba. Namun hanya Gustavo yang sementara ini mencetak gol untuk Singo Edan.