Bola.com, Semarang - Bagi pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, kemenangan menjadi harga mati saat berjumpa Arema FC pada pekan ketujuh BRI Liga 1 2023/2024. Saat ini, posisi PSIS semakin tertekan.
Sebelum duel melawan Arema FC, Tim Laskar Mahesa Jenar tumbang dengan skor 0-1 di markas Madura United, 5 Agustus 2023. Kekalahan itu menambah panjang tren tanpa kemenangan PSIS Semarang di BRI Liga 1 musim ini.
Dalam dua laga sebelumnya, PSIS sempat meraih dua hasil imbang beruntun menghadapi PSS Sleman (2-2) dan Borneo FC (0-0). Sejumlah kendala memang sempat mengadang Tim Mahesa Jenar.
Pada laga kontra Madura United, misalnya, mereka harus berjuang tanpa lima amunisi andalannya. Tiga di antaranya merupakan penggawa impor, yakni Carlos Fortes, Taisei Marukawa, hingga Vitinho.
Namun, Gilbert sudah cukup puas dengan performa para pemain pengganti. Sebab, instruksi yang diberikan tim pelatih bisa dijalankan dengan baik para pemain.
"Terima kasih karena telah memuji PSIS Semarang tetap bermain bagus, meskipun tampil tanpa lima pemain penting. Bahkan, pelatih Madura United juga menyampaikan hal yang sama," ujar Gilbert.
PSIS Butuh Kemenangan
Juru taktik asal Malta tersebut memang cukup puas dengan penampilan apik yang diperagakan anak asuhnya. Namun, bermain menyerang juga memunculkan risiko besar di sektor pertahanan.
Gaya bermain seperti ini sebetulnya memang sudah menjadi gagasan Gilbert sejak menangani Tim Mahesa Jenar. Dia punya misi untuk membantu perkembangan sepak bola Indonesia.
"Namun, dalam sepak bola, kami harus meraih kemenangan. Sebetulnya terasa sangat menyenangkan untuk bermain sepak bola indah dan bisa menciptakan peluang untuk mencetak gol," ujarnya.
"Ini menjadi salah satu upaya untuk membantu level sepak bola Indonesia meningkat. Itulah ide dan gagasan saya selama melatih di PSIS Semarang," tambahnya.
Bayang-Bayang Pemecatan
Mantan pelatih Timnas Malta itu menyadari, bermain cantik saja tak cukup bagi seorang pelatih. Ukuran utama yang selalu digunakan untuk mengevaluasi kinerja sebuah tim ialah hasil pertandingan.
Gilbert menyebut, pelatih sepak bola selalu menghadapi bayang-bayang pemecatan jika hasil yang diraih timnya tak kunjung membaik. Oleh karena itu, tiga poin menjadi harga mati saat menghadapi Arema FC.
"Akan tetapi, dalam dunia sepak bola, pelatih menghadapi ancaman pemecatan apabila tidak bisa memenangkan pertandingan," kata juru taktik berusia 49 tahun itu.
"Oleh sebab itu, PSIS harus tetap bermain bagus, memeragakan penampilan menarik, seperti gagasan kami, tetapi juga harus bisa memenangkan pertandingan," ia menambahkan.
Arema Tanpa Kemenangan
Hasil minor yang dibukukan PSIS Semarang saat melawat ke markas Madura United memang bisa menjadi ancaman bagi nasib Gilbert Agius. Apalagi, sudah ada empat pelatih yang kehilangan pekerjaan pada awal musim ini.
Laga melawan Arema FC memang jadi momentum kebangkitan bagi PSIS. Apalagi saat ini, Tim Singo Edan tengah berada dalam kondisi yang tak ideal.
Dari enam laga yang dijalani Arema FC, tidak ada satu kemenangan yang sukses diamankan. Mereka pun untuk saat ini terperosok di dasar klasemen sementara BRI Liga 1 dengan koleksi dua poin.