Bola.com, Semarang - PSIS Semarang punya kans memutus hasil kurang memuaskan dalam 3 laga beruntun BRI Liga 1. Rabu (9/8/2023), PSIS akan bertemu dengan tim juru kunci, Arema FC. Bermain di Stadion Jatidiri, Semarang, tentu PSIS bakal dapat semangat ekstra dari suporternya.
Sampai saat ini, tim berjuluk Mahesa Jenar ini belum pernah kalah di kandangnya. Dua kemenangan dan satu hasil imbang. Catatan yang cukup menakutkan bagi tim tamu, apalagi bagi Arema FC.
Singo Edan jadi tim yang punya beban paling berat pada musim ini. Belum pernah menang dalam 6 laga beruntun membuat situasi internal Singo Edan kurang nyaman.
Kritikan dari Aremania, kelelahan karena jadi tim musafir, hingga kurang padunya permainan di lapangan jadi persoalan serius bagi Singo Edan.
Jika melihat materi pemain kedua tim, sebenarnya Arema FC tidak kalah dari PSIS Semarang. Namun, bicara soal kekompakan tim, PSIS lebih baik.
Bisa dilihat dari capaiannya di klasemen. Mereka di urutan 11 dan punya catatan kebobolan yang tergolong minim. Hanya 6 gol. Mereka hanya kalah dari Persija Jakarta yang baru kemasukan 4 gol.
Ini modal bagi PSIS Semarang untuk menghentikan satu-satunya tumpuan utama Arema di lini depan, Gustavo Almeida. Hanya penyerang asal Brasil itu yang bisa menciptakan gol untuk Singo Edan. Lebih lanjut, berikut duel antar lini kedua tim:
Duel Kiper Satu Generasi
Kedua tim sama-sama diperkuat kiper muda. PSIS Semarang punya Adi Satryo yang baru berusia 22 tahun. Sedangkan Arema FC mengandalkan Julian Schwarzer yang berusia 23 tahun. Bisa dibilang keduanya masih satu generasi.
Adi sudah bermain 6 kali dan kemasukan 6 gol. Meski tergolong minim kebobolan, dia tak terlalu banyak melakukan save. Buktinya, namanya tak masuk dalam 5 kiper yang punya statistik save tinggi.
Artinya, dia dibantu pertahanan PSIS yang kukuh. Namun, bukan berarti Adi bukan kiper bagus. Dia termasuk kiper potensial, karena sempat membela Timnas Indonesia di kelompok usia.
Sedangkan Julian, baru dua kali turun. Dia kemasukan 5 gol. Jumlah yang banyak. Namun, dia membuat 13 save dalam dua laga itu. Cukup tinggi.
Dalam laga ini, sepertinya, Julian punya kesempatan membuat cleansheet, karena PSIS bukan tim yang tajam dalam menyerang.
Pertahanan Beda Kualitas
Ibarat bumi dan langit karena PSIS Semarang punya pertahanan tangguh, di mana gawangnya baru kebobolan 6 gol. Lucas Gama jadi pemain sentral di belakang.
Dia berkolaborasi dengan Giovani Numberi, Bayu Fiqri, dan Wahyu Prasetyo. Mereka berkolaborasi sebagai pemain muda dan pengalaman dengan postur ideal sebagai pemain belakang, sehingga lawan sulit menembus serangan lewat bola atas maupun bawah.
Kini, kuarter pertahanan PSIS punya lawan yang seimbang. Penyerang Arema, Gustavo Almeida merupakan top scorer sementara Liga 1 dengan 7 gol.
Sedangkan pertahanan Arema FC merupakan yang terburuk untuk saat ini. Mereka sangat mudah ditembus. Wajar jika gawang Arema sudah kebobolan 17 gol hanya dalam 6 pertandingan. Arema belum pernah mencatatkan cleansheet.
Meski sudah mendatangkan kiper asing, Julian Schwarzer, gawang Arema FC tetap mudah kebobolan. Dalam 6 laga awal, Arema sering bongkar pasang pemain belakang.
Pemain utama bergantian cedera. Seperti Ichaka Diarra dan Ahmad Alfarizi. Selain itu, pelapisnya adalah pemain baru, seperti Hamdi Sula dan Mikael Tata. Situasi ini membuat chemistry pemain belakang Arema belum terbentuk.
Seimbang di Tengah
Jika membahas lini tengah, sebenarnya dua tim ini sama-sama punya pemain bagus. PSIS Semarang punya Septian David Maulana, Baubakary Diarra, Alfeandra Dewangga, hingga Gian Zola. Sedangkan Arema FC punya Evan Dimas, Arkhan Fikri, Ariel Lucero, dan Charles Raphael.
Bedanya, PSIS lebih kompak dan punya gelandang jangkar bagus, shingga mereka bisa memutus serangan dari lini tengah.
Sedangkan Arema FC punya gelandang dengan karakter lebih menyerang. Mereka seperti kehilangan gelandang petarung, Renshi Yamaguchi yang jago memutus serangan lawan.
Ditambah lagi kolaborasi lini tengah Arema masih belum terlalu maksimal. Mereka bisa memainkan ball possesion, tapi minim suplai umpan matang ke lini depan. Hal ini juga dialami PSIS. Sehingga dua tim sama-sama baru mencetak 7 gol.
Tuan Rumah Pincang di Depan
Jika membandingkan lini depan, PSIS Semarang sedang pincang. Dalam dua laga sebelumnya, mereka tak sanggup mencetak gol.
Sebab, striker utama Carlos Fortes terkena sanksi larangan bermain dalam tiga pertandingan. Striker berambut gimbal itu masih absen saat melawan Arema FC. Padahal dia jadi tumpuan utama PSIS.
Buktinya, Fortes jadi pemain tersubur Mahesa Jenar dengan 4 gol. Dalam laga ini, sebenarnya mereka masih punya Gali Freitas dan Taisei Marukawa. Namun, dua pemain ini cenderung berperan sebagai pemain sayap, bukan targetman seperti Fortes.
Sementara Arema FC masih mengandalkan Gustavo Almeida. Penyerang asal Brasil yang kini jadi top scorer sementara BRI Liga 1 dengan 7 gol. Arema FC sangat bertumpu pada penyerang 26 tahun itu. Saat ini, Gustavo juga didapuk sebagai kapten tim.
Jika dia dimatikan pergerakannya, Arema FC tidak sanggup mencetak gol lagi. Sementara penyerang lain, Greg Nwokolo, masih adaptasi dengan tim dan memulihkan ball feeling, karena dia baru bergabung dua pekan bersama Arema.
Selain itu, Greg sempat absen satu musim lalu lantaran cuti dari sepak bola.
Baca Juga