Bola.com, Jakarta - Performa Arema FC tak kunjung membaik di BRI Liga 1 2023/2024. Jelang pekan ke-9, tim yang dijuluki Singo Edan itu berada berada di dasar klasemen.
Dari delapan pertandingan yang sudah dimainkan, belum satupun kemenangan yang diraih Arema. Tim yang kini diasuh Kuncoro tersebut baru memiliki dua poin, hasil dari enam kekalahan dan dua hasil imbang.
Jika tak segera bangkit, bukan tidak mungkin Arema FC terdegradasi pada pengujung musim. Buruknya performa Arema patut dipertanyakan, karena masih ada sejumlah nama tenar di skuad pada musim ini.
Satu di antaranya adalah Evan Dimas Darmono. Gelandang berusia 28 tahun itu tak sanggup mengangkat penampilan Tim Singo Edan. Dia bahkan lebih sering jadi ban serep di Arema FC.
Sempat Jadi Ikon Timnas Indonesia
Pada musim ini, Evan baru tiga kali tampil sebagai starter. Adapun dua laga lainnya masuk sebagai pengganti.
Padahal sebelum bergabung dengan Arema, Evan Dimas merupakan ikon Timnas Indonesia. Gangguan cedera pada awal musim lalu dan musim ini menghantui Evan. Alhasil, mantan pemain Bhayangkara FC itu butuh waktu untuk kembali ke performa terbaiknya.
Yang menarik, pada laga pekan kesembilan BRI Liga 1, dia akan menghadapi mantan klubnya, Persija Jakarta. Evan sempat jadi bintang di klub ibu kota tersebut.
Andalan di Persija
Dia pernah membela Persija pada musim 2020/2021. Di sana, dia bisa beradaptasi dengan cepat, dan menjadi andalan di lini tengah bersama Marc Klok dan Rohit Chand.
Persija dibuatnya jadi kandidat kuat juara. Saat pramusim, Tim Macan Kemayoran menjadi runner up Piala Gubernur Jatim. Sayangnya, kebersamaan Evan Dimas di Persija sangat singkat.
Kompetisi terhenti karena pandemi COVID-19. Namun, Evan meninggalkan catatan apik. Bermain dalam dua pertandingan, dia menyumbangkan dua gol.
Ketika kompetisi kembali bergulir pada musim 2021/2022, Evan memutuskan untuk balik ke klub lamanya, Bhayangkara FC.
Berbanding Terbalik
Catatan apik bersama Persija berbanding terbalik dengan performanya di Arema. Evan seperti kesulitan nememukan performa terbaiknya.
Skill olah bolanya masih oke, tetapi tak banyak umpan-umpan berbahaya yang disuplai ke lini depan. Imbasnya, Arema lebih sering menerapkan ball possesion.
Namun, mereka sulit menang karena kurang tajam saat membangun serangan. Sehingga ball possesion hanya berputar-putar di lini tengah.
Meski demikian, bersama Arema pada musim lalu, Evan mencatatkan penampilan terbanyak selama kariernya di tim profesional. Dia tampil dalam 30 pertandingan, yang 26 di antaranya bermain sebagai starter.
Mulai Jarang Dipanggil Timnas Indonesia
Evan Dimas lebih banyak tampil, karena tidak lagi dipanggil membela Timnas Indonesia. Sehingga dia hanya fokus bermain untuk Tim Singo Edan.
Beda cerita dengan sebelumnya. Paling banyak Evan Dimas tampil dalam 22 pertandingan pada satu musim. Sebelumnya, dia sering absen di Liga 1 karena agenda bersama Timnas Indonesia.
Kini, Evan berupaya mengembalikan performanya yang dulu. Apalagi, dia ingin memberikan kenangan manis untuk Arema pada musim keduanya. Setelah itu, kontraknya berakhir dan ada kemungkinan dia bakal berpindah klub.
Berganti Nomor Punggung Upaya untuk mengembalikan bentuk permainannya tidak hanya dilakukan lewat latihan, tetapi juga mengganti nomor punggung. Evan yang biasanya memakai nomor 6 beralih ke nomor 9.
Evan Dimas mengaku ingin melakukan perjalanan yang baru dengan nomor 9. Namun, itu bukan menjadi ritual untuk buang sial, melainkan sekedar penyegaran. Padahal sejak 2013, Evan identik dengan nomor punggung 6.