BRI Liga 1: PSSI Serahkan Insiden Bentrok Suporter PSIS dan Persib ke Komdis, Sebut FIFA Lihat karena Sudah Berkantor di Indonesia

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 22 Agu 2023, 13:45 WIB
Liga 1 - PSIS Semarang Vs Persib Bandung (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyerahkan kasus bentrok antarsuporter PSIS Semarang dengan Persib Bandung di BRI Liga 1 2023/2024 kepada Komite Disiplin (Komdis) PSSI.

"Soal hukuman, kami serahkan ke Komdis. Sebab, Komdis ini seperti pengadilan yang akan memutuskan bagaimana," ujar Arya.

Advertisement

"Komdis itu badan eksekutif PSSI. Jadi, mereka independen dan mereka akan memutuskan mengenai hukuman itu. Saya tidak lari ke sana," jelasnya.

Keributan pendukung PSIS dan fans Persib Bandung terjadi di Stadion Jatidiri, Semarang, pada Minggu (20/08/2023) malam WIB.

2 dari 5 halaman

Ungkapan Exco PSSI

Suporter PSIS Semarang ketika mendukung klub kebanggaannya di Stadion Moch Soebroto, Magelang. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Fans Persib Bandung telah lebih dulu melanggar aturan larangan suporter tim tamu yang berlaku di BRI Liga 1 musim ini dengan datang ke Stadion Jatidiri.

Kerusuhan pecah seiring kemenangan Persib 2-1 atas tuan rumah PSIS dalam pekan kesembilan BRI Liga 1 lewat brace tendangan penalti Marc Klok pada menit ke-24 dan ke-90+2.

"Kami menyayangkan kejadian di Semarang. Kita semua harus bekerja sama mau itu PSSI, PT Liga Indonesia Baru, klub, hingga suporter, tidak boleh lepas tangan," ucap Arya.

"Keputusan transisi sepak bola Indonesia setelah PSSI berkoordinasi dengan FIFA itu arahan FIFA terkait suporter tim tamu. Mau tidak mau harus dilakukan bersama."

"Suporter tamu mesti menahan diri untuk tidak datang ke kandang lawan. Kejadian di Semarang terlihat ternyata saling ejek antasuporter. Ini kan berat," tutur Arya.

3 dari 5 halaman

Ingatkan FIFA Ada di Indonesia

Bobotoh Persib saat pertandingan melawan Arema FC pada laga persahabatan di Stadion GBLA, Bandung, Minggu (18/3/2018). Persib menang 2-1 atas Arema. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Arya mengingatkan suporter bahwa FIFA telah berkantor di Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2023 pada 10 November-2 Desember 2023 sehingga dapat menyaksikan apa pun kejadian yang terjadi di sepak bola dalam negeri.

"Harus diingat, FIFA sudah ada di Indonesia. Mereka berkantor di Indonesia dan melihat semua kejadian. Sangat transparan bagi mereka dengan apa yang terjadi," imbuh Arya.

"Ayolah teman-teman suporter, klub, PT LIB, dan kami harus bersama-sama untuk mengubah diri. Tidak bisa saling menyalahkan. Tapi, mari kita membuat sadar bahwa masih ada kejadian seperti ini. Ini jelas bukan karena larangan suporter tamu," paparnya.

4 dari 5 halaman

Suporter Berbadan Hukum

Selain itu, sesuai dengan transformasi sepak bola Indonesia dan Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan Pasal ke-55, Arya mengatakan bahwa suporter perlu berbadan hukum.

"Sebab, itu menjadi bagian dari transformasi sepak bola Indonesia dan sesuai dengan undang-undang," imbuh pria berusia 52 tahun tersebut.

"Nanti semua suporter itu akan direkomendasikan oleh klub-klubnya. Jadi, tanpa langkah-langkah awal ini, maka kita tidak bisa memajukan sepak bola," terang Arya.

Pendukung Persija Jakarta, The Jakmania, menjadi contoh kelompok suporter yang telah berbadan hukum berbentuk perkumpulan ketika Diky Budi Ramadhan kembali terpilih sebagai pemimpin organisasi pada Mei tahun ini untuk periode 2023-2026.

5 dari 5 halaman

Persaingan Musim Ini

Berita Terkait